Alohaa~~
Ini aku buat selingan dulu sebelum chap berikutnya;)
Jangan lupa tinggalin tapak guys~
Maklum for typo;)•
•
•"Mau kemana?"
"Beli batagor, mau?"
"Boleh deh, banyakin bumbunya ya"
"Lo Run? mau sekalian gak?"
Runa menggeleng. Sementara Acha pergi beli batagor, Runa juga Nana nunggu di meja kantin dengan Nana yang sedang mengerjakan tugas di laptopnya dan Runa yang asik dengan mi ayamnya.
"Run"
"Hm?"
"Lo ngerasa ada yang aneh gak sama Aca? apa cuma perasaan gue doang"
Runa menghentikan kegiatan mengunyahnya sesaat,"Gatau" jawabnya acuh kembali melanjutkan kunyahannya
Nana mencebik,"Rese lo!"
Runa hanya mengedikkan bahunya acuh. Bukan gak meras, banget malah apalagi waktu Runa ngeliat kalung yang dipake Acha hari ini, jelas aneh banget keliatannya karna Acha bukan tipikal orang yang suka pake barang-barang kaya gitu, beda sama dia juga Nana yang familiar sama barang-barang itu.
Sebenernya Runa ngerasa ada yang beda dari Acha itu udah lama, mungkin dari waktu Nana ngasih tau soal hubungan dia sama Juna waktu itu, Acha keliatan aneh bahkan terkesan kaya nutupin sesuatu dari mereka.
"Nih Na"
"Tengkyu Acakuuu"
"Iyoi"
Acha duduk disamping Nana sambil mulai menyuapkan batagor kedalam mulutnya. "Kenapa lo? mau?" Tanya Acha karna Runa yang menatapnya dari sebrang.
"Engga udah kenyang gue"
"Lo masi ada kelas Ca?"
"Gaada, udah beres tinggal balik doang"
"Gue masih lagi, kayanya gue balik sore si"
"Bareng Runa?" Keduanya mengangguk membenarkan.
"Yaudah gue abisin batagornya dulu" kata Acha kembali pada batagornya.
"Nah kan gue lupa!"
"Biasa aja, gausah kenceng-kenceng. Malu suara lo cempreng Na"
"Sialan lo!"
"Gausah lempar tisu bekas lo juga dong anjir! Jiji!"
"Salah lo sendiri yang mulai. Lo beneran gak ada kelas lagi kan Ca?"
"Iya Jihana, kan udah bilang gue tadi. Kenapa si?"
"Gantiin gue Ca, ya?" ucap Nana dengan mata bulatnya.
"Kalo aneh-aneh kaya waktu itu gue gak mau"
"Engga inimah, lagian lo juga gabakal keberatan"
Acha menaikkan kedua alisnya seolah bertanya apa. "Temenin Juna nyari bahan buat tugasnya. Selera lo lebih bagus dibanding gue kan"
Acha yang tadi mengunyah langsung berhenti, "Tugas apaan? Juna gak ngasih tau"
"Lah gue pikir lo tau, biasanya Juna kan ngeluh tugas ke lo, emang engga?" Tanya Nana heran meluhat Acha menggeleng, karena memang biasanya pacarnya itu selalu mengeluh perihal tugas atau apapun itu ke Acha dari dulu. Makannya Nana heran kalo Acha gak tau.
"Nyari ide buat sketsanya"
"Hari ini?"
"Iya, bentar lagi juga nyusul anaknya. Gue udah bilang kalo lo yang nemenin dia nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me
Non-FictionKetika ada, tapi tak pernah dianggap. Satu pertanyaan yang hingga kini tak pernah terjawab, apakah dirinya hidup hanya sebagai perantara? mungkinkan akan ada saat dimana ia merasakan rasanya menjadi sebuah tujuan dan bukan lagi sebagai sebuah perant...