"MAAA HAYU BURUAAANN!!"
"IYAA"
Dengan susah payah Tania menghampiri kedua anak dan suaminya di ruang tengah sambil membenarkan kain songketnya yang sempat naik keatas saat terburu-buru tadi.
"Hayu hayu cepet kasian si dede nunggu lama nanti" ucap Tania ribet sambil menarik lengan jas Juan.
"Yang lama siapa yang riweuh siapa" cibir Yepa pelan mengikuti Dery yang berjalan mendahuluinya.
Hari ini hari dimana Acha wisuda setelah empat tahun lamanya. Gadis itu sudah berangkat terlebih dahulu diantar sang tunangan yang menjemputnya pagi tadi.
Acha menangis haru berjalan menghampiri Marvin yang berdiri menunggunya.
Marvin tersenyum, merentangkan kedua tangannya menyambut gadis yang hari ini berkali-kali lipat jauh lebih cantik dan berwibawa disaat bersamaan.
"Aku lulus mas" ucap Acha dipelukan Marvin.
"Congrats sweetie" uap Marvon mengelus sayang rambut yang sudah ditata rapih itu.
"Papah mamah?" tanya Acha saat pelukan mereka terlepas
"Yuk kesana."
Mereka keluar ruangan dengan Marvin yang setia menggandeng lengan Acha, disana empat orang yang sejak tadi dicari tersenyum hangat kearahnya.
"Selamat sayang~ anak mamah hebat banget udah jadi sarjana" ucap Tania memeluk si bungsu tak lupa mengecup kedua pipi anaknya.
"Selamat geulis, udah gede aja anak papah yang ini euy" ujar Juan beralih memeluk Acha setelah Tania.
Acha mengusap sudut matanya saat dirasa akan menangis lagi. Pandangannya beralih pada dua kakaknya yang berdiri bersebelahan disamping Juan.
Dery yang mengerti maksut tatapan Acha merentangkan kedua tangannya menyuruh Acha memeluknya.
"Sini" kata Dery.
Anehnya Acha malah nangis tiba-tiba sambil meluk Dery kuat. Semua yang disana hanya tertawa seperti tidak terkejut sama sekali melihat Acha saat ini kecuali Marvin yang bingung sekaligus tak suka melihat Acha yang memeluk Dery terlalu berlebihan jika dibandingkan dengannya tadi.
"Udah jangan nangis ntar bedaknya luntur, kasian Yepa" ucap Dery mengusap punggung sang adik sambil terkekeh.
"Aa'" panggil Acha.
"Hmm?"
"Gak lupa kan janjinya?"
Dery yang tadinya sibuk merapihkan rambut sang adik langsung terdiam mendapat pertanyaan tiba-tiba itu.
Beda dengan Dery ataupun Marvin yang sejak tadi diam saja, Ketiga orang lainnya disana malah tertawa mendengarnya.
"Kamu mah sok aya-aya wae" celetuk Yepa tak habis pikir dengan sang adik tak lupa ikut serta memeluk si bungsu dan memberikan ucapan selamat.
(kamu mah suka ada-ada aja)Setelah acara selamat selamatan, kini adalah sesi foto-foto dimana kini si tokoh utama hari ini berdiri berdampingan dengan Marvin untuk difoto oleh Dery yang hari ini juga merangkap menjadi fotografer dadakan.
"Deketan lagi atuh! Marvin senyum atuh! Ca kamu jangan kaku gitu kaya gak pernah foto berdua aja" ucap Yepa yang sedari tadi sibuk menjadi asisten dadakan Dery dalam mengatur posisi agar bagus saat difoto.
"Ya emang gak pernah foto berdua" dumel Aca pelan namun masih bisa didengar Marvin.
Marvin terkekeh kenapa gadis disampingnya ini semakin hari semakin manis saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me
Non-FictionKetika ada, tapi tak pernah dianggap. Satu pertanyaan yang hingga kini tak pernah terjawab, apakah dirinya hidup hanya sebagai perantara? mungkinkan akan ada saat dimana ia merasakan rasanya menjadi sebuah tujuan dan bukan lagi sebagai sebuah perant...