Jangan lupa tinggalkan jejak kawan~~
Enjoy gaess~
Cekhidottss~~•
•
•"Ca, warna tosca aja gimana?"
"Aca gak ada warnanya teh, ungu aja gimana?"
Delia mengangguk, "Boleh deh ca, sini biar teteh aja"
Acha mengangguk, memberikan botol pewarna makanan itu pada Delia.
Selagi Delia sibuk dengan adonan barunya, Acha memilih menghias kue macaron berwarna-warni yang sudah jadi di meja makan.
"Ca, di depan ada yang nyariin" kata Tania yang datang dari pintu samping.
Acha mengernyit, sore-sore gini? "Siapa?"
"Temuin dulu, nanti kamu tau"
Acha mengangguk, meninggalkan acara menghiasnya dan berjalan menuju ruang tamu.
"Kak Marvin?" panggil Acha bingung saat melihat pria yang siang tadi baru bertemu dengannya sekarang ada dirumahnya dengan pakaian yang lebih santai.
"Sore Ca"
Acha tersenyum, mempersilahkan Marvin kembali duduk.
"Ada apa kak?" tanya Acha tak mau basa-basi.
"Kamu lagi buat kue?" Marvin malah bertanya "Muka kamu banyak tepungnya" katanya lagi.
Acha mengusap pipinya, dan benar wajahnya memang bertepung. Mau dibersihkan tapi kepalang tanggung, toh Marvin juga sudah melihatnya jadi biarkan saja.
"Ada apa?" tanya Acha lagi. Ayolah mau apa pria itu disini, mengganggu acaranya saja.
Marvin tersenyum tipis, sepertinya gadis didepannya itu tak suka berbasa-basi. "Kamu punya waktu? saya mau ajak kamu keluar" katanya.
"Maaf kak, Aca gak bisa" tolaknya "Lain kali aja. Kalo gak ada lagi Aca pamit ke dapur dulu, permisi" lanjutnya seraya beranjak dari sana meninggalkan Marvin dengan tatapan anehnya.
"Loh Marvinnya gimana? kok kamu kesini?" tanya Tania.
Acha mengedikkan bahunya tak peduli, lagipula bukan dirinya yang mengundang pria alis camar itu, jadi bukan urusannya kan?
"Iteeuunngg~~"
Acha mendengus kala mendengar suara itu, tanpa melihat orangnya pun dia sudah tau. Siapa lagi kalau bukan Dery.
"Loh yang? kamu disini?" tanya Dery saat matanya menangkap sang pacar yang ikut duduk disamping mamahnya.
"Kamu udah gak bisa liat nanya kaya gitu?"
Dery mendekat dengan cengiran bodohnya, "Siapa tau aku halusinasi yang, saking kangennya sama kamu"
"Basi!"
"Sok gitu neng iteung mah" kata Dery menuenggol lengan Acha disampingnya yang membuat gadis itu mendecak kesal.
"Kamu kok pulang?"
"Ya atuh masa mau nginep mah. Teung, itu calon didepan kamu cuekin? temenin atuh"
"Kamu tinggal Ca?" Acha mengangguk membenarkan.
"Panggil kesini aja A', biar gabung disini" suruh Tania.
Dery mengangguk, beranjak dari kursinya. Tak lama kembali lagi diikuti Marvin dibelakangnya.
"Duduk Vin, gue keatas dulu."
Marvin mengangguk, menarik kursi disamping Acha.
"Nak Marvin, kenalin ini Delia tunangannya Aldery kakaknya Acha" Ujar Tania mengenalkan Delia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me
Non-FictionKetika ada, tapi tak pernah dianggap. Satu pertanyaan yang hingga kini tak pernah terjawab, apakah dirinya hidup hanya sebagai perantara? mungkinkan akan ada saat dimana ia merasakan rasanya menjadi sebuah tujuan dan bukan lagi sebagai sebuah perant...