LM 24

1.6K 211 9
                                    

Tania geleng-geleng kepala, tak habis pikir melihat anak bungsunya yang ikut sarapan tapi masih dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya. Bahkan mengunyah makannya pun matanya tetap saja terpejam.

Ya tak salah juga si, gadis itu baru saja bangun beberapa menit yang lalu masih dengan baju tidurnya juga rambut yang acak-acakan langsung duduk ikut sarapan bersama keluarganya, padahal cuci muka aja belom tapi udah ikut makan.

"Coba kalo makan tuh jangan mulutnya aja yang dibuka, matanya juga." ucap Tania tak tahan melihatnya.

Acha membuka sebelah matanya perlahan melihat mamahnya yang memelototinya. Mau tak mau Acha membuka kedua matanya sembari melanjutkan makannya meski sebenarnya matanya belum siap untuk terbuka sepenuhnya.

"Lusa kamu sidang kan?" tanya Juan, Acha mengangguk pelan membenarkan.

"Cepet banget si anak mamah udah mau lulus aja. Perasaan baru kemaren mama anterin ke paud." ucap Tania.

Semua yang disana terkekeh mendengarnya kecuali Acha yang justru mengerucutkan bibirnya.

"Adek pasti bisa! semangat ya!" ucap Juan.

"Makasih papaa~"

"Mumpung hari ini hari minggu, gimana kalo kita jalan-jalan?" ucap Tania, berhasil membuat mata Acha sepenuhnya terbuka.

Ayolah siapa yang gak seneng kalo udah ngomongin walking-walking? apalagi ini bareng keluarga termasuk momen yang langka.

"Hayuuuuu!!" seru Acha.

"Giliran jalan-jalan aja melek lo!" cibir Dery.

"Pah kita kemping aja gimana?" usul Acha.

"Kan liburnya cuma hari ini sayang" ucap Juan.

"Gak boleh cuti aja sampe besok? Aca pengen kemping tapi"

"Gimana kalo kita kemping di belakang rumah aja? nanti pasang tenda dibelakang mau?" usul Tania.

"Aku sih yes" ucap Dery disusul anggukan setuju Juan.

"Oke deh!" seru Acha.

"Siapp deh, nanti biar mamah sama papah yang siapin." ucap Tania.

"Aca juga dong"

"Ehh tidak! lo temenin gue hari ini." Sela Dery cepat.

"Kemana?" tanya Acha.

"Kepoo~"

Acha mengernyit bingung saat Dery selesai memarkirkan mobilnya di parkiran bandara.

Mau apa mereka ke bandara? gak mungkin kan kakaknya ini cuma iseng mampir?

"Mau ngapain kita kesini?" tanya Acha berjalan menyusul Dery yang jalan terlebih dulu.

"Makan baso" jawab Dery.

"Yang bener aja a' makan baso kudu ke bandara, biasanya aja makan baso di deket perempatan juga."

"Kan mau nyobain biar bisa bandingin lebih enak basonya mang ucup apa baso disini." ucap Dery.

Acha memutar bola matanya malas, memilih ikut duduk disamping Dery.

"Lo gak tiba-tiba ngajak gue pergi kan a'?" tanya Acha curiga.

"Ide bagus tuh, tapi ntar aja lah gue lagi gak punya duit."

"Halah ngemeng aja! baru gajian juga lo gak gajian juga duit cafe ngalir" cibir Acha.

"Mau jemput orang apa?" tanya Acha.

Hendery mengangguk tanpa mrlihat adiknya, sibuk mengirim pesan di ponselnya.

Let MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang