LM 27

1.5K 195 7
                                    

"Jadi gimana Kang Juan, soal pernikahan anak-anak yang sudah kita bicarakan sebelumnya?"

"Saya sama istri mah mengikuti keputusan Aca kang."

"Kamu sendiri gimana Vin? kemaren kamu bilang ke mommy tunggu Acanya lulus kuliah kan?"

"Menikah itu bukan keputusan Marvin aja mom, Chania juga harus setuju nikah sama Marvin dulu." jawab Marvin.

Sania mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Marvin yang menurutnya tidak memuaskan itu.

Lain Sania lain juga Tania, ibu dari Acha itu sedari tadi diam menyimak pembicaraan sang suami dengan keluarga calon menantunya itu.

"Kamu gimana Tan?" tanya Sania.

"Ya aku sama si San, gimana anakku. Lagipula menikah untuk sekali seumur hidup, jadi biarkan Marvin sama Aca yang memutuskan nantinya." jawab Tania kembali membuat Sania mencebik kesal.

"Kamu udah bicarain ini sama Aca Vin?" tanya Heri.

Marvin menggeleng, ia memang belum membahas soal ini lagi dengan Acha. Lagi pula memang rencananya tidak sampai menikah bukan.

"Lagi pula Aca tidak mau menikah mendahului Deri. Jadi kalaupun sudah mantap akan menikah setidaknya tunggu satu tahun lagi setelah pernikahan Deri tahun depan." Ucap Juan.

"Bener hon, Aca juga baru lulus mungkin dia mau lanjut kerja dulu sebelum nantinya sama anak kita" tambah Heri.

"Coba kamu bicarakan dulu sama Aca baiknya gimana."

"Iya dad."















Sore ini Acha sudah rapih dengan celana jeans hitam panjang yang dipadukan kaos hitam dan juga kemeja lengan panjang kotak-kotak, tak lupa sepatu sneakers kesayangannya ditambah tas selempang abu senada dengan warna kemejanya dan juga rambut sebahunya yang dicepol rapih.

Menuruni tangga, Acha mendapati kakak perempuannya yang duduk di kursi pantry sedang membaca majalah sambil memakan apelnya.

"Haallooo Yepaa" Sapa Acha diakhiri tawa.

Yepa memandang malas sang adik yang kini duduk disampingnya, tak lupa ekspresi menyebalkannya.

"Kunaon ari kamu?" tanya Yepa heran. (Kenapa kamu?")

"Gapapa. Yepa baca apa?" tanya Acha usil.

belum ada satu detik setelah bertanya, majalah yang tadi ada diatas meja kini melayang, menepak kepalanya dengan tidak berperasaan.

"Sakit ih!"

"Sopan makannya!"

"Ish galak."

"APA?!"

"Apa?" tanya Acha balik pura-pura tak tau.

"Ngomong apa tadi?"

"Apa emang?"

"Ngapain sih lo berdua? ribut aja." Sahut Dery yang baru saja turun juga sudah rapih dengan pakaiannya.

"Pada mau kemana sih?"

"Mau ngedate lah bareng aa' " jawab Acha nyeleneh.

"Berdua aja?" tanya Yepa sambil meminum susu pisangnya.

"Iyap"

Yepa menaruh kotak susunya ke meja dengan tidak santai, memandang Dery yang berdiri diantaranya dan Acha sengit. "Gak! teteh ikut!" serunya.

"Mau apa si Yep? dirumah aja sekalian jagain rumah."

"Gamau pokoknya mau ikut!"

"Lima menit tungguin!" teriak Yepa sambil menaiki tangga.

Let MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang