.
.
.
.
.
.Pagi di hari Minggu, Minho terbangun dari tidurnya, ia melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 8 pagi. Lantas, ia mulai memejamkan matanya lagi untuk menyambung tidur.
"Bang, Bangke. Bangun Bang. Istrimu ini ingin sesuatu, aku ngidam bang. Bang, bangke"
Teriakan Hyunjin di luar sana membuat aktivitas tidurnya terganggu lagi, ia mengambil bantal di sampingnya lalu menutupkannya di telinga.
CKLEK
"wow, primitif. Ga di kunci ternyata"
Setelah Hyunjin membuka pintu, ia lantas menaiki kasur dan menjepit hidung kakaknya tanpa ampun, membuat yang dijepit tak bisa bernapas.
"Apaan si su. Masih pagi ini ya allah"
Hyunjin terkekeh dan mengulurkan tangan nya ke arah Minho, Yang lebih tua bergegas bangkit dari kasurnya menuju pintu
"Abang anjeng. Minta duit lah bang. 50 ae lah gapapa. Kalo 100k juga gpp bang"
Minho berjalan mendekati Hyunjin lantas mengarahkan bokongnya di atas tangan Hyunjin yang masih terjulur.
DUUUUUTTTTTTT BESS
"BUAHAHAAHAHA Mampos lo dit. Salah siapa orang mau berak di tahan tahan"
Yang lebih muda menatap tangannya geli, ia berlari meninggalkan kamar Minho untuk mencuci tangan.
Minho menggelengkan kepalanya dan bergegas mandi, rencananya ia akan berkunjung ke rumah Jisung hari ini. Karena ia sudah lama tak menyapa sang ketua RT.
.
.
.
.
.
.
..
Beda halnya dengan Minho, pukul 9 Jisung masih bergelung nyaman di kasurnya. Tak lama kemudian ia terbangun karena mendengar kericuhan dari luar kamarnya. Ia pun bergegas keluar dan menemukan Minho sedang bermain catur dengan ayahnya. Ia memutar matanya malas
"Heh gondrong. Ngapain lo disini ha?! Mau ngapelin bapak gue?!"
Yang dipanggil pun menoleh dan mendapati Jisung tengah menatapnya malas. Lantas, ia kembali fokus kedalam permainan papan catur.
"Oh dah bangun Jing. Sana cepet mandi, Digta dah nunggu dari tadi"
Pemuda Tupai membulatkan matanya terkejut, ia terkejut karena untuk apa Minho kesini padahal sebelumnya ia tidak mengabarinya atau apapun.
"Lah Dad. Jam 10 nanti Jisung ada Janji sama Kak Adit."
"Oh gapapa om. Saya kemari emang cuma mau nganter sarapan, main catur sama om sama minum kopi ngobrol lelaki sama om. Kalo Jingga mau pergi ya silahkan, udah jam 9 lebih ni"
Minho sedikit kecewa mendengar Jisung akan pergi lagi bersama Hyunjin namun ia sadar bahwa ia bukanlah orang penting dalam hidup Jisung. Jadi, tak ada alasan untuk melarangnya pergi.
Mendengar hal tersebut, Jisung lantas pergi ke kamar mandi untuk bersiap siap. Ia tak ingin Hyunjin menunggunya. Sementara di ruang tamu, terlihat dua orang sedang sibuk memainkan catur.
"Bro, tadi katanya kamu mau main sama Jingga. Kok malah mau ngobrol sama saya"
Minho mendongak melihat pria dewasa di depannya dan tersenyum maklum.
"Ya gimana lagi om. Anak om udah ada janji sama Adit. Yaudah, gausah di bahas om"
Tak lama kemudian, suara sebuah motor sport memasuki Indra pendengaran keduanya. Hyunjin telah datang dengan bau parfum yang sangat menyengat.
KAMU SEDANG MEMBACA
J I N G G A (Minsung) End
Fanfiction'Bangsat, anak senja babi. Pen gue gundulin tuh rambut anjing!' - Jingga Rembaka . . . . . . End