Double update nih bos.
.
.
.
.Pagi pagi sekali di hari Minggu, Hyunjin telah memakai pakaian olahraga. Ia memakai kaos oblong berwarna putih dan celana training warna biru tak lupa handuk kecil yang tersampir di bahunya.
"Bang, ikut gue ga?"
Minho yang berbaring di sajadah sehabis solat subuh hanya menggelengkan kepalanya dan lanjut memejamkan matanya kembali.
"Yah, padahal gue mau joging sama Jingga. Kan kalau lo ikut bisa jadi obat nyamuk bang, pagi pagi gini banyak nyamuk. Lumayan lah"
Mendengar ucapan sang adik yang terkesan mengejeknya, ia mengacungkan jari tengahnya masih dengan dirinya yang berbaring di sajadah.
"Bajingan lo Dit!"
"Abang mulutnya!!"
Teriakan ibunya dari arah dapur membuat kedua kakak beradik itu terdiam. Minho yang pada dasarnya masih mengantuk akibat bergadang dengan buku buku kembali menyamankan badannya. Sedangkan Hyunjin, ia memilih untuk berpamitan dengan ibunya yang berada di dapur.
"Mah. Liat bang Digta tidur diatas sajadah. Kemaren dia ngilerin sajadah loh mah, kan najis. Yaudah, akhirnya Adit cuci tuh sajadah pake tanah 7 kali, biar najisnya ilang"
Ibunya memangkat ayam yang sudah matang dari atas penggorengan dan meniriskannya. Ia lantas menatap anak bungsunya dengan tatapan datar.
"Dikira abangmu itu anjing apa gimana?"
Si bungsu mengambil ayam goreng tersebut, lantas memakan nya tanpa nasi dan berdiri di depan ibunya dengan tangan yang terjulur berniat untuk pamitan
"Kan emang bang Digta kek anjing. Btw Mah, Adit mau joging dulu. Assalamualaikum"
"Iya ati ati"
Tak berselang lama, Minho keluar dari ruang sholat menuju ke arah dapur.
"Adit dah berangkat mah?"
Tangannya mengambil ayam goreng dan mendudukkan dirinya di atas meja makan yang letaknya tak jauh dari dapur.
"Udah. Lagian kamu kenapa ga ikut adek kamu joging?"
Minho, "ogah, si Adit mah modus mah. Dia itu mau pacaran, dia aja joging sama pacarnya. Lagian Digta juga mau belajar buat Minggu depan"
Ibunya tersenyum tipis, ia menghampiri anaknya dan mengusak rambut gondrong Minho.
"Cie mau jadi Maba"
Minho menaikkan alis dan bersedekap dada, ia merasa bangga akan dirinya sendiri. Namun ia teringat sesuatu, tangan ibunya yang tadi digunakan untuk mengusak rambut nya kotor.
"Mah! Mamah blom cuci tangan?! Astagfirullah mamah! Rambut Digta jadi kotor ini Bau bumbu ayam goreng!"
Ayahnya yang tengah menonton televisi berjalan mendekati pasangan ibu dan anak itu, ia memeluk pinggang istrinya yang sedang terbahak akibat tingkah si sulung.
"Biarin. Kemaren papah di telpon pihak sekolah karena abang ga mau potong rambut. Papah ga mau tau, nanti kamu harus udah cukuran. Kalo gamau terpaksa si pepes papah jual ke tukang loak, lumayan lah 50 ribu buat beli bakso"
Minho bangkit dari duduknya, ia mendengus kasar dan berjalan menuju garasi untuk memanaskan pepes nya.
"Pes, Masa rambut kebanggaan tuanmu ini di cukur si. Tar gue bukan anak indie lagi dong. Goblok, Ridwan cepu. Gue potong aja lah, daripada lo dijual, tapi model gimana ya pes"
Ia berbicara dengan motornya, tangannya tak berhenti memutar gas dan mengelap bagian bagian dari pepesnya.
"Oke gue udah tau"
KAMU SEDANG MEMBACA
J I N G G A (Minsung) End
Fanfic'Bangsat, anak senja babi. Pen gue gundulin tuh rambut anjing!' - Jingga Rembaka . . . . . . End