Ngilang lama maapin. Mood nulis ilang2an AWOKAWOK.
.
.Kantin siang ini terasa sedikit lebih renggang dari biasanya, entah apa alasannya. Membuat kedua anak Adam dengan leluasa saling bertukar cerita.
"yu, gue kangen Jingga."
Seungmin yang tengah meminum seplastik es rasa blueberry menoleh malas kearah kakak kelasnya, yang seperti tak bernyawa.
"Dig, lo ngomong kek gitu dah 6 kali. Lagian baru seminggu lebih lo dah letoy kek gini. Tunggu sampe Jingga sadar sama kesalahan dia. Tunggu dia minta maaf dulu sama lo"
Mendengar penjelasan adik tingkatnya, membuat Minho menghela nafas kasar dan membenturkan kepalanya ke meja.
"Mana mau dia minta maaf sama gue. Nih ye yu, seminggu ini si Adit makin deket sama Jingga. Gimana gue kga prustasi"
Seungmin, "Dig, Inget. Seminggu lagi lo udah ujian nasional, jan mikirin hal hal yang ga penting lah. Katanya mau masuk di Fakultas Ekonomi UI, Jangan sampe masa depan lo bubrah cuma gara gara cinta"
Kata kata Seungmin membuat Minho berfikir bahwa ujian nasional yang ia tunggu tunggu sudah di depan mata, ia tak boleh seperti ini. Ia harus masuk ke fakultas ekonomi incarannya.
"Bener juga lo yu. Okelah gue bakal ngambis. Thanks masukannya" ucapnya sembari mengusak surai kelam milik sosok didepannya
Seungmin tersenyum manis "iya kalo ada apa apa, telpon aja gue Dig"
.
.
."De, nanti malem kan malem Minggu jalan yuk"
"Yuk"
Pada dasarnya Jisung memang tengah di mabuk asmara, jadi semua yang dikatakan oleh Hyunjin akan diikuti nya dengan senang hati.
"Mau ke Mall atau ke Pasar malem aja?"
Jisung yang tengah duduk di bangku kantin menggeleng manja, ia meletakkan kepalanya di atas pundak pujaan hatinya.
"Mau beli bakso aja"
Hyunjin mengernyit heran, ia meletakkan ponselnya dan menoleh ke arah Jisung. Ia lantas memeluk kekasihnya dari samping dan mengelusnya
"Bener de? Cuma makan baso? Malam Minggu cuma makan baso?"
Jisung diam diam membandingkan perbedaan antara Hyunjin dan Minho. Ternyata banyak perbedaan yang sangat bertolak belakang antara mereka berdua
"kenapa emang kak? Gondrong aja dulu jajanin Jiji bakso"
Yang lebih tua mendengus kasar dan menghentikan elusannya.
"Yaudah. Jalan aja sana sama bang Digta"
Baru saja Jisung mau menjawab, namun teriakan dari arah koridor mengalihkan atensinya.
"PRADIGTA! KAN SUDAH SAYA BILANG. CUKUR RAMBUT KAMU, BANYAK KUTUNYA ITU. ATAU MAU BAPAK PITAKIN?"
Merasa terpanggil, Minho menoleh ke sumber suara disana terdapat Pak Ridwan guru BK, tengah menatap tajam padanya. Ia berdiri
"Maaf pak, rambut panjang ini selera saya. Lagian di sekolah lama, saya dibolehin manjangin rambut. Kenapa disini ga boleh? Wah rasisme ini. Indie's hate ini namanya."
Hyunjin tertawa kecil melihat tingkah kakaknya, ia mengarahkan kamera ponselnya dan memotret kejadian didepannya.
"Anjir bang Digta. Berani banget sama pak Ridwan. Hebat, ga nyangka gue bang Digta seberani itu"
Jisung menolehkan wajahnya, "lah kakak ngapain mideo gondrong? Ooooh aku tau, kakak mau nglaporin ke bokap nya si gondrong kan? Nah rekam aje kak rekam. Biar tau rasa si Gondrong"
KAMU SEDANG MEMBACA
J I N G G A (Minsung) End
Fanfic'Bangsat, anak senja babi. Pen gue gundulin tuh rambut anjing!' - Jingga Rembaka . . . . . . End