Ada kejutan yang menyambut Masaomi saat kembali ke kamar Seijuurou.
"Astaga, ya Tuhan..."
Seingat Masaomi, ia sudah meminta Tetsuya untuk bermalam di rumah. Hari sudah terlalu larut untuk kembali ke Tokyo. Dan Masaomi tak tega membiarkan Tetsuya pulang sendirian.
Masaomi melempar pandang pada Shuuzou. Lelaki itu hanya diam seribu bahasa. Alih-alih menjelaskan, Shuuzou memilih untuk beranjak dari sofa. Seakan memberi ruang untuknya menikmati kebersamaan ayah dan anak yang telah lama ia rindukan.
Tetsuya tertidur pulas di tepian ranjang. Tangannya tak lepas dari genggaman Seijuurou. Sang kakak turut terlelap di sisinya. Keduanya tak lepas satu sama lain. Tautan itu sudah cukup jelas menggambarkan betapa kuatnya ikatan di antara mereka.
Shuuzou baru bicara saat menghampiri ranjang Seijuurou, "Tetsuya kembali tak lama setelah kau pergi, hanya untuk mengatakan, ia akan pulang."
Masaomi entah mengapa, berdebar-debar saar mendengarnya. Seijuurou sudah melepas adiknya kembali ke Tokyo. Kenapa Tetsuya harus tertatih kembali ke rumah sakit hanya untuk berpamitan?
"Pulang? Apa maksud—"
Shuuzou tertawa kecil. Sosok di depannya benar-benar sosok ayah yang kaku.
"Kenapa ia harus kembali kalau memang ingin pergi? Tentu saja untuk pulang kembali ke tempat di mana seharusnya ia berada."
Masaomi sampai di sini, seakan tak bisa menahan air mata haru. Punggung mungil Tetsuya yang tertidur, direngkuh perlahan. Ciuman hangat sang ayah menghujani tengkuk. Selembut mungkin agar tak membuyarkan mimpi indahnya. Tetsuya adalah harta karun berharga yang diwariskan mendiang istrinya. Sudah sejak lama ia ingin sekali menebus kesalahannya. Kini, kesempatan berharga itu telah datang. Masaomi bersumpah dengan seluruh hidupnya, keputusan Tetsuya tak akan ia sia-siakan.
"Tetsuya, ah tidak, Seijuurou dan Tetsuya ... "
Shuuzou menjadi saksi air mata Masaomi malam itu. Sosok Masaomi yang memeluk hangat Tetsuya, tak ubahnya seperti sosok Danzou yang memeluknya saat ia masih kecil. Kehangatan yang diam-diam Shuuzou rindukan, telah direnggut oleh sosok pria di depannya. Seharusnya, dendam itu masih membara. Namun, entah mengapa, semua sirna begitu saja. Seperti abu ayahnya yang lenyap diterpa angin.
Benar, sekuat apa pun ia memaksakan diri untuk membalas dendam, Danzou tak akan pernah kembali.
"Mulai sekarang, aku berjanji akan menjadi ayah yang baik untuk kalian berdua. Waktu yang telah hilang selama enam belas tahun ini akan kutebus dengan seluruh nyawaku. Aku bersumpah..."
Lirihan Masaomi menyadarkan Shuuzou kembali pada kenyataan. Nijimura Danzou memang tak akan hidup lagi. Namun, Seijuurou yang sudah dianggapnya adik, layak untuk bahagia. Dan bukankah itu yang selama ini ia inginkan?
Kali ini, Shuuzou yakin keputusannya untuk memberi kesempatan sekali lagi pada Masaomi tidaklah salah.
"Kau mau ke mana?"
Pertanyaan Masaomi menyentak Shuuzou. Rupanya pria itu menyadari gelagatnya sejak tadi. Shuuzou sudah siap membuka pintu ketika Masaomi bertanya.
"Sudah ada yang menemani Seijuurou di sini. Saatnya aku pergi."
Masaomi mengernyitkan dahi, "Pergi? Kenapa harus pergi?"
Shuuzou merasa tak perlu menjawabnya. Pemandangan ayah dan anak di hadapannya seakan tak memberinya ruang lebih. Seijuurou yang selama ini kesepian, kini sudah mendapatkan apa yang ia inginkan. Ayah dan adik yang dicintainya sudah bersamanya. Tak ada lagi keharusan bagi Shuuzou untuk bertahan lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
OST 1 [ Kuroko no Basuke ]
General FictionAkashi Seijuurou dan Akashi Tetsuya adalah sepasang saudara kembar yang harus hidup terpisah akibat keegoisan Akashi Masaomi, sang ayah. Final Turnamen Winter Cup telah mengungkap jati diri mereka. Rahasia yang terpendam belasan tahun akhirnya terku...