15: Lullaby

587 59 12
                                    

"Kenapa Sei? Kau tidak bisa tidur? Mau kumainkan sebuah lagu?"

Bocah berambut merah mengangguk pelan. Tak henti mengamati gerakan jemari di depannya. Jari-jari yang lentik itu memainkan tuts piano dengan lihai, memainkan simfoni yang membuatnya terbuai.

"Lagu apa ini, Shuuzou-nii?"

"Beethoven Piano Sonata nomor delapan nada C minor."


***


"Aku sudah tahu semuanya. Aku bukan anak kandung keluarga ini..."

Bola mata Hiroshi mengerjap. Terkejut saat mendengar kalimat yang ia takuti akhirnya terlontar dari bibir anak kesayangannya. Pria berkacamata itu lantas menunduk. Berusaha menyembunyikan mimik wajahnya. Tentu saja ia tidak bisa menyembunyikan kenyataan ini selamanya. Sekeras apapun ia menyembunyikannya dari Tetsuya, pada akhirnya anak angkatnya itu pasti akan mengetahuinya juga.

"Tetsu..."

Untuk sesaat, keheningan menyelimuti ayah anak ini. Tetsuya tidak mengucapkan apapun lagi. Hiroshi mengatur napas. Berusaha untuk mengendalikan diri. Beruntung, istri dan ibunya sedang tidak ada di rumah. Mungkin inilah saat yang tepat untuk bicara.

"Tetsu..." Hiroshi memulai pembicaraan. "Dari mana ... kau tahu?"

Tetsuya memandang lekat sosok ayah di hadapannya. "Aku sudah bertemu ayah kandungku. Dan juga ... kakak kembarku. Ayahku yang menceritakan semuanya padaku."

Hiroshi mengangguk paham. Walaupun sejujurnya ia tidak menduga Tetsuya akan bertemu keluarga kandungnya secepat ini. Ia dan istrinya mengadopsi bayi yang telah dibuang. Mendadak pikiran buruk terlintas di benak Hiroshi. Jika Tetsuya adalah bayi yang dibuang, mungkinkah ia mendapat perlakuan buruk ketika bertemu keluarga kandungnya?

"Tetsu, keluarga kandungmu tidak menyakitimu 'kan?"

Tetsuya ganti terkejut. Meskipun begitu, ia langsung paham alasan ayah angkatnya bertanya demikian. Semua tak lepas dari alasan Masaomi waktu itu. Buru-buru Tetsuya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Sama sekali tidak. Ayah kandungku justru meminta maaf padaku. Bahkan memelukku."

Hiroshi menghela napas lega. Tetsuya pun dapat mendengarnya dengan jelas.

"Lalu, kakak kembarku memintaku untuk kembali tinggal bersamanya..."

Hiroshi terdiam seketika itu juga. Ini dia. Setelah Tetsuya mengetahui kebenarannya, tidak mungkin Tetsuya akan tetap tinggal bersama mereka untuk seterusnya. Darah lebih kental dibanding air. Sejauh apapun Tetsuya terpisah dari keluarga kandungnya, pada akhirnya ia akan kembali juga. Terlebih lagi, kenyataan bahwa Tetsuya memiliki kakak kembar juga turut mengejutkannya. Hiroshi paham betul, ikatan anak kembar sangatlah kuat.

Mungkinkah mereka saling memanggil satu sama lain? Sehingga pada akhirnya Tetsuya berhasil bertemu keluarga kandungnya?

"...Inilah yang ingin kubicarakan denganmu, ayah." Tetsuya masih tetap memanggilnya ayah. Hiroshi merasa terharu karenanya. Sekalipun Tetsuya bukan darah dagingnya, ia tetap merasa bahagia ketika Tetsuya memanggilnya, 'ayah'.

Hiroshi mengangguk pasrah. Ia bertekad untuk mendengarkan semua yang akan Tetsuya katakan padanya hari ini. Batinnya sudah siap untuk itu.

"Aku ... bertemu dengan ayah kandungku secara tidak sengaja. Saat itulah, beliau menceritakan kenyataannya padaku. Ayah kandungku ... yang memang membuangku sewaktu aku masih bayi. Memisahkanku dari kakak kembarku."

OST 1  [ Kuroko no Basuke ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang