Senin pagi, kelas Zahira di marahi Habis-habisan saat Apel upacara tadi membuat semua murid kelasnya Kesal bukan main lagi-lagi kelas XI IPS 1 lah yang menjadi topik sasaran Bu Rasti entah apa yang di pikirin Bu Rasti tentang kelasnya seolah kelas terburuk sepanjang masa adalah kelas XI IPS 1! Bahkan semua Guru pun menjadi Terhasut oleh perkataan bu Rasti saat Apel tadi, yang belum tentu benar Adanya.
"Sumpah ya mulut Bu Rasti Belom pernah di jejelin sambel buatan mak gue nih pasti?! cape banget gue kelas Kita mulu yang jadi sasarannya!" Amuk Bina di dalam kelas, Saat upacara baru saja selesai.
"Mulutnya anjrittt pengen gue pelintir" Sahut Athifa ikut terbawa emosi, Bagaimana tidak? kelasnya sudah di kucilkan di depan semua Murid dan bahkan semua Guru!
"Bilang kelas kita ga pernah mau jadi petugas upacara lah, Bilang kelas kita kelas paling berisik lah, Gaada Adab terhadap Guru lah, banding- bandingin terus kerajaannya" Raina ikut berpendapat mereka hanya bisa meluapkan emosinya saat di dalam kelas dan hanya bisa diam menunduk saat Bu Rasti membicarakan keburukan kelasnya.
"Bu Rasti harus kita ajakain Satbar gasi? kayanya belum Pernah ngerasain solidaritas gitu taunya belajar-mengajar-menghajar" Tutur Agus mampu membuat seisi kelas tertawa, Satbar sendiri adalah ritual 'Sabtu Bareng' yang sering kelasnya lakukan seharian penuh untuk meningkatkan solidaritas antar kelas mereka, yang tiada duanya.
"Yailah Bu Rasti mana demen kaya gituan, Diakan demennya marahain kelas Kita mulu," Sahut Rifqi ikut serta.
"Tadi Apakatanya? suruh perwakilan ke ruang BK satu orang? Gausah ada perwakilan! kelas kita gak seburuk itu, Gue si ogah! males banget" emosi Athifa benar-benar tidak terkontrol.
"Santai Fa, santai, jangan marah-marah gitu." Zahira berusaha menenangkan semua temannya, untuk tidak berkata tidak sopan tentang Bu Rasti, perkataan Bu Rasti saat upacara memang salah, tapi membicarakan Bu Rasti seperti ini pun lebih dari kata salah.
"Sadar Za sadar! kelas kita selalu disalahin di pandang sebelah mata terus! lo gak cape?!" Athifa membentak.
"Pokoknya gue gamau tau gausah ada perwakilan! kelas kita gak salah apa-apa, dia pasti mau hukum kita! gue yakin!" Sarkas Athifa lagi melarang semua teman sekelasnya untuk pergi ke Ruang Bk.
"Bahkan dia ngelarang Vidya buat perwakilan kan? pokoknya gaboleh ada yang kesana titik!"
"Gue gak setuju, Kalo kaya gitu kelas kita makin dipandang lemah Fa," Sahut Zahira.
"Yauda serah lo! kalo mau di omelin lagi silahkan, Tapi gue sama yang lain gabakal mau, kalo lo kuat mental yaudah sana!"
Zahira menimang-nimang memikirkan hal itu sebentar, nyatanya dirinya pun sedikit takut untuk menghampiri Bu Rasti Di
ruang Bk tapi jika tidak dirinya siapa lagi yang akan mewakilkan kelasnya?."Bakal Gue coba,"
***
Di jam Istirahat Zahira menelusuri koridor sekolah, Seperti yang sudah Ia rencanakan, Dirinya memberanikan Diri untuk menemui Bu Rasti Di Ruang Bk, jujur dirinya sedikit gugup takut Bu Rasti akan memarahinya atau menghukumnya.
Saat sudah mulai dekat pada ruangan Bk keringat Zahira mulai tidak karuan Zahira memutuskan berbelok arah entah mau kemana dirinya pun jadi linglung sendiri.
Pandangan Zahira tertuju pada perpustakaan tampa pikir panjang Zahira langsung masuk kedalam perpus tersebut untuk meminimalisir rasa takutnya.
Zahira mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru perpus tidak ada orang sama sekali diruangan ini Zahira menghembuskan nafasnya gusar, Zahira berjalan ke arah tempat air minum, mengambil satu botol air mineral berukuran kecil, dan menghabiskanya dalam tiga kali tegukan. Sungguh Nyalinya sangat
ciut tapi entah kenapa dirinya memaksakan diri untuk menemui
Bu Rasti!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Matchmaker
Teen FictionBagaimana jika Ratu comblang dicomblangkan? apakah kisah cintanya akan semulus orang yang Ia comblangkan? atau malah sebaliknya? Zahira Azzahra. Gadis cantik nan receh ini nekat menyukai Pria sempurna dengan hati kulkas. "Kenalin, gue pacar lo." Iza...