25 - Calon Pacar?

11 8 4
                                    

Zahira hari ini sengaja memutuskan untuk bangun dan berangkat sekolah lebih pagi bahkan kini dirinya tengah sibuk di dapur dengan peralatan masak ditangannya.

Ia baru saja memasak nasi goreng lalu memasukannya kedalam tempat bekalnya. diatas nasi goreng Zahira menaruh potongan seledri, sosis, wortel dan bakso untuk menjadi toping serta pelengkap nasi gorengnya, Zahira menaruh dan menyusun bahan-bahan tersebut dengan telaten diatas nasi gorengnya hingga membentuk karakter panda tersenyum sangat imut, dan lucu dan pastinya sangat Lezat. Namun itu semua bukan untuk dirinya melainkan untuk seseorang .

"So cutee, gaksabar liat respon Izan." Lirih Zahira menggulum senyum, salah tingkah sendiri jadinya.

"Segitunya amat." Sahut Gea serak yang tiba-tiba saja datang masih dengan baju tidur dan wajah bantalnya, Ia mendekati meja dapur meraih gelas, menuangkan air putih lalu meminumnya, hal itu termasuk salah satu rutinitas pagi Gea yang tidak pernah terlewatkan.

"Yee sirik aja bocah," Ledek Zahira menutup bekalnya. Gea meneguk air putihnya hingga habis sebelum menjawab cibiran sang kakak.

"Gak sirik, cuma jijik aja." Jawab Gea bangun dari kursi menaruh gelas tadi di tempat semula.

"Ga takut ditolak?" Sambung Gea lagi tampa basa-basi.

"Apanya?" Jawab Zahira gelisah bertanya balik.

"Nasi goreng lo."

Jawaban Gea barusan membuat Kesenangan Zahira langsung pupus begitu saja. sungguh, Zahira tidak memikirkan ke arah situ, dirinya terlalu excited melihat respon dari Izan dan tidak memikirkan resikonya.

"Menurut lo?" Tanya Zahira hati-hati.

"Ditolak sih, tapi coba aja siapa tau lo hoki." Jawab Gea tak acuh mengidikan bahunya lalu kembali pergi kearah kamarnya.

"Ck, Gea! bikin overthinking aja ah!" Geram Zahira menggertak meja, dirinya kembali membuka kotak bekal tersebut memastikan betapa imutnya nasi goreng yang baru Ia buat.

"Masa nasi goreng selucu ini ditolak sih?! masa Izan gak kasian sama gue yang udah susah payah bikinnya?! masa iya Izan sejahat itu?!" Dumel Zahira kembali menutup bekalnya mulai kalut dalam pikirannya sendiri.

"Arghh Mamahh!" Teriak Zahira mengacak rambutnya lalu menenggelamkan wajahnya diselah lipatan tanganya yang berada di atas meja.

"Aishh ulah bising kitu atuh Zaa, masih pagi ini, ai kamu udah teriak teriak aja kenapa? ada apa?" Tanya Rayzella dengan style dasternya yang juga baru bangun sama halnya dengan Gea.

"Mamah..." Lirih Zahira melirik bekalnya dengan wajah yang disedih-sedihkan.

"Apaan? mau makan? mamah mah belom masak, atuh kamu tumbenan amat bangun pagi-pagi banget gini." Ucap Rayzella disela-sela nguapannya.

"Bukan itu," Lirih Zahira lagi menimang apakah dirinya harus menanyakan soal hal ini kepada Rayzella?

"Apa atuh sok bilang." Ujar Rayzela menaikan kedua alisnya.

Zahira menghela nafas sepertinya satu-satunya cara menenangkan pikirannya adalah menanyakan hal ini kepada Rayzella terlebih dahulu, toh mamahnya itu sudah ahli dalam bidang percintaan jadi tunggu apalagi?

Zahira kembali membuka tutup kotak bekalnya, memperlihatkan karya masakan yang baru saja Ia buat.

"Zahira baru bikinin ini buat seseorang, menurut mamah dia bakal mau gak ya makannya?" Tanya Zahira lemas.

"Buat cowok? siapa? temen kamu?" Kepo Rayzella membuat Zahira mendecak malas, Hal ini yang paling ingin Zahira hindari.

"Dibilang temen, Zahira gak temenan, dibilang gak temen, tapi Zahira demen gimana dong?" Rengek Zahira membuat Rayzella mengernyitkan dahinya.

The Real MatchmakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang