18 - Gara-gara Ide

27 21 6
                                    

Zahira sudah berada di pojok lapangan, sebelumnya Zahira sudah meminta Izin kepada Bu Rati dengan alasan ingin pergi ke toilet agar bisa keluar dari kelasnya dan menemui Zefano.

Zahira melihat kearah jam tangannya, sebentar lagi adalah jam istirahat namun dirinya sama sekali tidak mendapati kehadiran Zefano di area lapangan hanya baru beberapa murid Bahasa yang turun ke lapangan.

"Vero, Fano mana?" 

Tanya Zahira Pada Vero yang tengah berjalan ke arah tengah-tengah lapangan dengan beberapa murid bahasa lainnya, Zahira tidak terlalu mengenal semua teman sekelas Zefano hanya beberapa saja.

"Tadi dia udah turun duluan, palingan bantu Ambil Bola " Jelas Vero membuat Zahira mengangguk ngerti.

Setelah beberapa saat Zahira menunggu, akhirnya Zefano datang berjalan menghampiri dirinya. Zahira menyambutnya dengan senyum sumringah.

"Jadi gimana?" Tanya Zefano serius.

Zahira berjinjit mendekati wajahnya kearah Zefano, membisikkan Ide paling cemerlang yang menurutnya akan sangat berhasil.

Zefano di buat bengong beberapa saat setelah Zahira membisikkan Ide tak masuk akalnya itu.

"lo yakin?"

Zefano sedikit tidak yakin dengan Ide gila Zahira  yang menyuruhnya untuk  berbohong dan memberitahu teman sekelasnya bahwa dirinya pingsan akibat kepalanya yang terkena bola.

"Udeh lakuin aja, selebihnya gue bisa acting gini-gini gue juga jago silat" Zahira mulai mengeluarkan kata-kata absurd nya.

"Hubungannya apa anjir?" Heran Zefano mengerutkan keningnya.

"Ck. gausah dipikirin nanti gila, cepet lakuin aja, nanti lo suruh mereka ke ruang UKS oke? gue tunggu disana" ulang Zahira, Zefano hanya mengangguk mengiyakan, entah Ide ini akan berhasil atau tidak, Zefano hanya menepati janjinya pada Zahira untuk membantunya, selebihnya Zefano hanya bisa pasrah dengan keadaan.

"Kenapa masih disini?! cepet sana kekelas gue" Usir Zahira sambil mendorong tubuh Zefano agar segera pergi kekelasnya.

"Ini sekarang nih?" Tanya Zefano ragu sebelum benar-benar pergi.

"Iya dong, jangan lupa akting yang bagus biar mereka percaya oke? cepet Fano" lagi-lagi Zahira mendorong tubuh Zefano.

Zefano mengikuti ucapan Zahira melangkah menaiki satu persatu anak tangga gedung IPS, Sesekali Zefano melihat kearah Zahira yang menyegir dari bawah, meloncat-loncat kegirangan, sambil menepuk-nepuk tangannya dan mengacungkan kedua jempolnya. Zefano ikut tersenyum karna sikap Zahira yang masih selalu sama, sangat kekanak-kanakan namun Zefano selalu menyukainya.

"Okei Zefano udah naik, sekarang giliran gue"

Zahira berjalan dengan langkah gontai ketempat ruang UKS berada,
Tepatnya di lantai 1 dekat Gedung IPA dan bersebrangan dengan ruang perpustakaan.

Zahira memilih untuk menaiki tangga yang lebih dekat, dirinya nekat berjalan melewati pinggir lapangan karna sebagian murid Bahasa dan Ipa yang sedang Adu Voli, membuatnya harus sedikit berhati-hati.

Zahira mempercepat langkahnya namun hal itu malah membuatnya bertabrakan dengan punggung seorang wanita yang juga sedang bermain bola Voli.

"Eh maaf, gue gak liat" Ucap wanita itu, Zahira menatap wajahnya sangat cantik dan asing, Zahira tidak mengenalnya, Zahira hanya merespon nya dengan mengangguk saja.

"Sischa kalo main yang bener dong!" teriak salah satu pemain wanita lainnya.

"Iya bawel" Jawab Wanita itu lalu terkekeh setelahnya, Zahira hanya menyimak ucapan keduanya dan tersenyum kikuk.

The Real MatchmakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang