11 - Sabar Tingkat Tertinggi

60 34 4
                                    

Zahira, Athifa dan Vidya memutuskan untuk menelfon Bima sepupu Athifa. mereka bertiga berniat untuk menanyakan hal lebih tentang Izan pada Bima lebih tepatnya Athifa yang sangat memaksa untuk menanyakan hal ini.

"Beneran ya gue telfon nih?" Tanya Athifa untuk kesekian kalinya.

"Iya cepet" Jawab Zahira sambil menatap Athifa lekat.

"Gue pencet nih ya?" Tanya Athifa dengan ragu.

"Iya dih lama!" Decak Zahira sedikit kesal.

"Oke.. eum tapi ngomongnya gimana?" Athifa berpikir keras, nyatanya dia juga merasa ragu untuk menelfon bima, karna Athifa takut malah nantinya malah berdebat dengan bima karna kedua sepupu ini juga sangat tidak akur satu sama lain!

"Tapi gue males nelfon nya Za, pake hp lo aja deh" Ucap Athifa mengurungkan niatnya untuk menelfon Bima.

Vidya yang geram melihat sikap Athifa langsung mengambil Handphone yang ada di tangan Athifa dan Langsung memencet icon telfon membuat Athifa menutup mulutnya kaget bukan main.

panggilan tersambung.

"Halo?" Ucap Vidya memulai pembicaraan lebih dulu.

"Naon sih maneh? meni ganggu wae, aya naon?" Sahut Bima dengan bahasa Sundanya.

Vidya yang tidak mengerti apa yang diucapkan Bima hanya bisa mengerutkan kening dan langsung menyerahkan Handphone tersebut pada Athifa.

"Lo dimana?" Tanya Athifa gugup.

"Rumah, tumben amat nanyain kesambet apaan lu?" Sahut Bima diseberang sana.

"Ke rumah Zahira cepet, gue tunggu" Ucap Athifa lagi.

"Mau ngapain gua kesana? ga ga gamau" Tolak Bima.

"Kalo gue bilang kerumah Zahira, yah kerumah Zahira! Bisa gasi lo nurut aja?!" Bentak Athifa dengan amarahnya.

"Kok jadi lo yang ngamuk sih?!"

"Makanya kalo gamau dimarahin nurut aja napa si!" Gertak Athifa, sedangkan Zahira dan Vidya hanya menyimak pertengkaran kedua sepupu itu.

"Ga! kaga mau gua, firasat gua udah gaenak nih, mau ngapain lo?!"

"Kerumah Zahira sekarang atau gue laporin nyokap lo?!" Ancam Athifa.

"Males gue males!"

"Oke bye" Sambungan diputus, Athifa tersenyum miring, pasti Bima akan datang beberapa menit lagi, Athifa tau hal itu!.

"Kok dimatiin?" Bingung Zahira karna Bima belum mengucapkan kata 'Iya' dalam percakapan barusan, sedangkan Athifa hanya menatap Zahira santai sambil asik meminum yogurth kesukaannya.

"Dia pasti dateng" Ucap Athifa lalu membuat Handphonenya kesembarang tempat.

Drttdrttt...

Seketika Handphone Athifa berdering lagi tertera 'Bima' disana membuat Athifa langsung meraih Handphone nya dengan gusar dan langsung menekan tombol hijau.

"Apaan lagi sih?! Tinggal kesini doang ribet banget lo, gue dirumah Zahira lagi main sama Vidya juga, awas ye lu kalo gajadi kesini! gue tunggu cepetan!" Ucap Athifa setelah itu langsung mematikan sambungan telefonnya.

"Oke selesai, tinggal nunggu dia dateng aja" Ucap Athifa pada kedua sahabatnya menyegir sambil menaik turunkan alisnya.

***

Tok tok tok

"Assalamualaikum Ada orang? Halo as'salamualaikum, yang gak jawab temennya setan sepupunya jin keluarganya iblis" Teriak seorang lelaki tampa dosa di depan rumah Zahira.

The Real MatchmakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang