Nata dan Mela tak henti-hentinya tertawa melihat Evan yang menggerutu sendiri sedari bel pulang sekolah sampai mereka tiba di parkiran.
"Pokoknya gue gak ikhlas ya! Pengen banget bunuh Juna." Ujarnya sambil meremas-remas gulungan kertas di tangannya.
"Aduh haha plisss ngakak banget gue haha salah lu sendiri dari tadi pas pemilihan nyerocos mulu haha mampus kan ke pilih." Mela tak henti-hentinya tertawa.
"Ya kan gue niatnya mau yang lomba basket aja. Gini-gini gue jago basket kalo lo lupa." jawab Evan dengan muka di tekuknya. Memang Evan mempunyai ketrampilan dalam bidang olahraga basket. Dengan enaknya si Juna memilihnya untuk lomba makan pare. Evan sangat tidak menyukai apapun yang rasanya pait. Kopi pait, teh pait, dan lainnya.
"Udah ga papa Van, coba aja dulu." ujar Nata sambil terkekeh.
"Freynata yang cantik imut sepupu akoh, gini yah, gue lebih milih di suruh makan garam 1Kg dari pada makan makanan pait satu suap." jawab Evan dengan lebay.
Tik
Mela menjentikkan jarinya, "Oke, kalo gitu besok gue bawain garam 1Kg ya, lo harus abisin."
Skakmat
"E---- anu bukan gitu maksud nya... Maksud gue tuh anu...." Evan kehabisan kata-kata.
"Haha, gue cuma bercanda doang kali." Mela sungguh puas melihat wajah Evan. Sungguh Evan bodoh!
Evan mengacak-acak rambut Mela, "Berani ya lo hm?" Mela diam terpaku, jnatungnya berdetak 2x lebih cepat dari biasanya. Evan masih mengacak-acak rambutnya, ia tak ada niatan sama sekali menghentikan tangan Evan. "Heuuhh." Evan menjitak jidat Mela setelah berhenti mengacak rambutnya.
Mela tersadar, ia langsung mundur beberapa langkah setelahnya. "Eumm... Gue ke kamar mandi dulu kebelet, kalian balik dulu. Oh iya, Nata lo balik bareng Evan ya. Gue pergi dulu." Mela berlari meninggalkan mereka sambil memegangi dadanya yang berdetak 2x lipat lebih cepat.
Sedangkan Nata terdiam melihat kejadian barusan, dia tidak bodoh. Ia tersenyum geli melihat pipi Mela yang merona.
"Dia kenapa?" bingung Evan ketika melihat Mela pergi menjauh. Dasar Evan bodoh!
¤¤¤
"Fira ayok pulang, tinggal dirumah bareng kakak aja."
"Fira gamau kak, Fira mau di sini aja sama Bang Yudha sama Bang Nathan." Tolak Fira dan langsung bersembunyi di balik tubuh Yudha.
"Udah ga papa kali Leth, biar Fira tinggal sama gue sini." Ujar Yudha kepada orang di depannya yang di ketahui bernama Alletha.
Alletha pun berdiri, "Nanti adek gue malah ngerepotin lo sama Nathan."
Yudha tersenyum ke arah Fira lalu menghadap ke Alletha, "Gak kok, lo tenang aja. Rumah malah rame kalo ada dia. Lagian lo kayak sama siapa sih Leth, Fira juga adek gue ck."
"Iya juga sih," Alletha tampak memegang dagunya. "Fira beneran gamau pulang sama kakak?" Tanya Letha sekali lagi.
Fira menggelengkan kepalanya, "Gamau, Fira mau di sini. Fira bosen di rumah cuma ada bibi doang, papa jarang di rumah. Di rumah ada kakak pun, pasti kakak di kamar nonton film, Fira ga di ajak." Ujar Fira dengan cemberut. Sungguh menggemaskan anak ini. Alletha menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Udah-udah, Fira kamu mandi gihh udah sore. Katanya mau ke pasar malem hm?" Fira yang mendengar perkataan Yudha tersenyum senang, ia mengangguk lalu berlari menuju ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepi dan Gelap
Teen FictionPlakkk "Kamu bukan anak saya!!"~ "Kenapa papa gak anggep Nata hiks?" balas Nata sambil memegangi pipinya yang terasa begitu panas. "Apa itu membutuhkan alasan? Kesalahan paling fatal karena kamu lahir!"~ * "Ma-maaf aku gak sengaja,"~ "Lo sekarang ja...