7. Dibully?

126 16 13
                                    

Nata sudah berdiri di depan rumah pelanggannya sambil sesekali memencet bel. Tak menunggu lama terdengar suara dari dalam rumah mengucapkan kata "Sebentar."

Nata membalikkan badannya menatap area depan rumah yang terdapat beberapa pot bunga.

Mendengar suara pintu yang di buka Nata membalikkan tubuunya menatap pintu tersebut, "Sia.......... LO??!! NGAPAIN LO KE SINI?! NGIKUTIN GUE YA LO?!" Bukan hanya sang pemilik rumah yang terkejut. Nata pun sama terkejutnya.

"Engga kok kak, aku cuma-"

"Alesan!! Ngapain sih lo. Udah sana balik gue lagi gak menerima sumbangan." sinis Nathan. Yap, rumah yang di datangi Nata adalah rumah Nathan.

"Apa-apaan sih, Than? Sampe teriak-teriak." ujar Yudha dari dalam rumah bersama gadis kecil yang Nata yakini berusia 5 ataupun 6 tahun. Gadis kecil itu membawa seekor kucing di gendongannya.

"Eh? Freynata ya?" tanya Yudha setelah melihat keberadaan Nata. Nata langsung menganggukkan kepalanya.

"Ini pesanan gue?" Nata memberikan kotak tersebut kepada Yudha. "Bentar ya, gue ambil uangnya dulu." Yudha kembali masuk ke dalam rumah. Nathan yang dari tadi memperhatikan menatap sinis ke arah Nata.

"Hayy kakak cantik." ujar gadis kecil itu. Nata yang gemas mensenjajarkan tingginya dengan anak kecil itu.

"Hallo cantik, siapa namanya?" Nata bertanya setelah mencubit kedua  pipi anak kecil itu dengan gemas.

"Fira kak. Kakak cantik, cantik banget. Kakak cantik siapa namanya?" tanya Fira dengan wajah yang begitu menggemaskan.

Belum sempat Nata menjawab, Fira sudah di tarik Nathan agar menjauh dari Nata. "Ish Bang Nathan jelek ngapain sih?! Ganggu Fira aja, kan Fira mau kenalan sama kakak cantik."

"Bocil diem. Lagian cantik dari mananya coba." Nathan memutar bola matanya malas.

"Ini, kembaliannya buat lo aja." Ujar Yudha memberikan uang kepada Nata. Setelah mengucapkan terima kasih, Nata berpamitan agar pulang.

"Ngapain sih lo pesen baju ke dia." Ujar Nathan sewot. "Lahh, lo kenal dia? Lagian terserah gue lah. Orang barangnya juga bagus kok." jawab Yudha.

"Kan masih banyak olshop lain juga kalo mau beli online. Bukan ke dia."

"Apaan sih bang, sewot mulu. Ayok Bang Yudha, kita tinggalin Bang Nathan sendirian." Fira menarik tangan Yudha agar masuk rumah. Tangan kanan nya ia gunakan untuk menggendong kucingnya.

¤¤¤

"Woyyy!!" seru Nathan dari koridor kelas 12 membuat banyak pandangan tertuju padanya. Nata yang baru saja keluar dari pintu perpustakaan juga mengalihkan pandangannya ke arah Nathan.

Perpustakaan yang baru saja Nata kunjungi memang dekat dengan kelas 12. Nathan berjalan mendekat ke arah Nata. "Habis pulang sekolah ke rumah gue. Jam 1 harus udah nyampe." ujar Nathan seenaknya.

"Tapi kak, kan bukannya sekolah pulang jam setengah 4 ya sekarang?"

"Nanti balik awal. Awas aja lo ga dateng. Masih inget rumah gue kan?" Nata hanya mengangguk.

Nathan berjalan meninggalkan Nata sendiri. Sebelum itu Nathan menabrak bahu Nata dengan keras hingga Nata tak seimbang dan jatuh ke bawah. Buku yang tadi sempat Nata bawa juga ikut terjatuh. "Sorry, sengaja."

Siswa-siswi di sana hanya menjadi penonton tak ada satu orang pun yang menolong Nata. Bukan karena mereka tak memiliki rasa kasihan, tetapi, karena mereka tak mau mempunyai urusan dengan Nathan.

Sepi dan GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang