4

56.5K 3.3K 68
                                    

Tak ada hal yang lebih menyenangkan dari mengganggu Gava bagi Kimi. Seperti pagi ini, Kimi sudah menunggu dengan setia di kursi depan kelas Gava sama Boni.

"Kamu nggak bosen ngejar Gava? Aku aja lihatnya risih tahu nggak? Jangan tersinggung nih, tapi jadi cewek berasa nggak ada harga dirinya banget tahu nggak kamu."

Dibilang gitu Kimi bukannya marah tertawa hingga pipinya keram.

"Makasih ya udah perhatian gitu, jadi terharu. Tapi aku nggak perduli yang penting aku happy," seru Kimi riang seraya mencubit gemas kedua pipi Boni.

"Ihhh bikin pasaranku turun main pegang-pegang," kibas Boni lalu menarik rambut Kimi.

"Ehem.... "

"Eh my boy, kok baru berangkat sih. Aku nunggunya kan lama," seru Kimi bangkit lalu menarik tangan Gava dan menggoyang-goyangkannya.

"Aku nggak minta kamu nunggu," ucap Gava seraya menarik tangannya.

"Tapi kan aku mau ketemu pacar."

"Eh beneran kalian pacaran?" tanya Boni antara kaget dan nggak percaya.

"Nggak," jawab Gava langsung.

"Ih my boy kok gitu. Kemarin aja ngajakin pulang bareng."

Gava hanya menaikkan bahunya lau masuk ke dalam kelas yang diiringi tawa Boni yang cukup keras.

"Cinta sih cinta tapi jangan ngaku-ngaku juga kali Kim. Untung aku yang denger kalau orang lain kan kamu bisa dibully habis-habisan."

"Heh Bonbon, sekarang aja kamu lagi bully aku. Sialan!"

"Jangan panggil aku Bonbon, kesannya aku itu cowok gendut dan buruk rupa. Nggak lihat aku sebelas dua belas sama Gava."

"Nggak peduli, dadah Bonbon."

Kimi pergi seraya melompat seperti kelinci yang sedang girang dapat makanan. Pagi ini dia sudah cukup bahagia, dia akan nemuin Gava lagi siang nanti dan kembali melihat wajah Gava yang dingin. Kimi sampai tertawa sendiri membayangkan tiap ekspresi Gava.

"Beneran gila nih temenku lama-lama."

"Apa sih Kila? Gangguin orang lagi seneng aja."

"Di tolak Gava kok seneng, aku yakin kamu habis ditolak lagi kan? Serius kamu lama-lama aneh Kimi sayang."

"Apanya yang aneh, aku baik-baik aja," ucap Kimi seraya membuka-buka buku bahasa Inggrisnya.

"Lihat sini! Cerita dong sama aku. Sekarang kamu udah nggak pernah cerita-cerita lagi sama aku. Aku tahu kamu itu nggak cinta sama Gava!"

"Sok tahu," balas Kimi lalu membuang muka.

"Kalau kamu cinta, kamu nggak akan mungkin segila ini. Aku kenal kamu Kimi, aku diam dari kemarin bukan berarti aku nggak tahu. Kamu masih sakit hati karena Abra?"

"Nggak usah bahas dia lagi," ucap Kimi seraya menutup bukunya.

"Kayak buku ini nih, blekkk.... ketutup deh. Lalu lupakan!" imbuh Kimi.

Kila hanya menggeleng pelan, kalau sudah begini nggak akan ada yang bisa memaksa Kimi untuk bicara. Berteman bertiga, dulu hanya Abra yang bisa membuat Kimi bicara.

***

Bel berbunyi Kimi langsung menarik tangan Kila menuju kantin, istirahat pertama adalah jadwal untuk mengisi perut, istirahat kedua baru untuk menggebet Gava.

Kimi memesan soto tanpa nasi, tempe mendoan dua dan segelas es jeruk. Melahap dengan cepat tanpa haus menjaga imagenya dengan makan pelan-pelan kalau lagi lapar.

Be My BoyWhere stories live. Discover now