Kimi melempar tasnya malas, dia masih dongkol karena pagi-pagi sudah ada Gava nongkrong di meja makannya. Niat hati Kimi mau berubah jadi kimi yang dulu dan melepaskan semua hal tentang cowok, dia mau fokus sekolah lagi dan berhenti main-main. Cukup sudah bersenang-senang. Tapi yang ada dia seperti main boomerang, dan sekarang boomerangnya sedang mengarah kembali ke arahnya.
"Ecie yang habis dianter pacar muka ditekuk gitu."
"Ngomong sekali lagi kulempar juga kamu kayak tasku.
"Elah kenapa kamu malah jadi galak gini?"
Kimi mengacak rambutnya yang terurai frustasi seraya duduk di kursinya.
"Tau ah aku pusing."
"Pusing kenapa? Gava?"
"Stop sebut nama itu!" teriak Kimi dengan mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk.
"Astaghfirulloh Kimi, bikin jantungan tahu nggak!" seru Kila dan mengeplak lengan Kimi karena kaget.
"Sorry," ucap Kimi meringis sadar akan kelakuannya sampai orang-orang di kelas memperhatikan meja mereka.
"Kamu lagi dapet?"
"Jangan tanya terus sih, aku pusing. Gava tadi pagi tahu-tahu udah ada di rumahku bayangkan. Lebih wow lagi tuh dia makan pagi bareng kami."
"Peningkatan dong, akhirnya dia merhatiin kamu juga."
"Tapi sekarang aku nggak suka Kila. Dia itu cuma mau bales aku doang."
"Yakin dia cuma mau bales kamu doang?"
"Iyalah, apa lagi coba? Cinta? Bokis banget, sampe lebaran monyet juga nggak mungkin. Nggak inget gimana dia dinginnya kayak apa sama aku hem?"
"Jiyah, situ nyerocos kayak kereta tau nggak Kim. Pengeng kupingku! Ya sapa tau dia akhirnya sadar kalau kamu nggak seidiot kelakuanmu dulu-dulu."
"Sialan, aku dibilang idiot."
Tangan Kimi meluncur sukses menoyor kepalanya yang kosong.
Kimi sendiri bingung Kimi ini sebenarnya bagaimana dengan Gava, dulu Kimi seneng banget bahkan hanya melihat Gava dari jauh. Tapi sekarang mendadak ilfeel nggak jelas. Kimi kan sudah bertekad untuk menjadi Kimi yang cool dan tenang seperti sifat aslinya. Bukan Kimi yang slebor banyak tingkah hanya untuk dekat dengan Gava.
Cukuplah menyakiti diri untuk menutupi sakit hati yang sebelumnya. Kimi tak bisa seperti itu terus karena kebahagiaan singkat singkat saat mengejar Gava hanya berakhir kesakitan yang lebih tetapi sakit hati lamanya tetap tak bisa hilang. Malah sedikit pudar dengan memaafkan Abra dan menerima kehadiran Abra lagi. Kimi mencoba berdamai dengan masa lalu.
Istirahat siang pertama akhirnya datang juga. Kimi memang kurus tapi dia tak bisa kalau harus diam tak makan berjam-jam, perutnya gampang lapar. Karena itu sekarang dia melesat ke kantin dengan menarik tangan Kila. Double K itu lari ke stand masing-masing untuk memesan makan.
Sebuah tepukan di bahu Kimi membuatny berjingkat kaget dan menoleh. Ternyata Gava dengan tampang coolnya menaikkan satu alis seperti kebiasaannya.
"Apa?" tanya Kimi cuek.
"Duduk aja biar aku yang pesenin."
"Emang tahu aku mau pesen apa?" Ki Kimi meremehkan. Mana mungkin Gava tahu apa yangmau dia pesan, memangnya Gava bisa telepati baca pikiran.
"Siomay kuah tanpa bawang seledri dan es jeruk gula dikit, bener kan?"
Kimi hampir aja melongo di tmpat tapi dia dengan cepat menutup mulutnya dan berdehem melonggarkan tenggorokannya.

YOU ARE READING
Be My Boy
Novela JuvenilSERI 1 Apapun demi menjadi pacar orang paling tampan dan most wanted di sekolah akan Kimi lakukan. Ngalah, nurut, menguntit sudah menjadi kebiasaan Kimi. Semua demi kebahagiaannya! Mengganggu Gava adalah kebahagiaan tersendiri untuk Kimi. ...