Cek, cek, 1 2 3. Hahahaha.
Sebelum kalian membaca prolog, gue mau tanya, kasih komen di bawah ya wkwkwkTIM yang udah baca [#DS1 Selatan]
TIM yang belum baca [#DS1 Selatan]
Oke, selamat datang di [#DS2 El] btw, ceritanya bisa dibaca terpisah, gak harus baca #DS1 dulu juga gpp.
.. .. .. ..
.
.
.
.S E L A M AT M E M B A C A
P R O L O G
🍍
🍆
🍍
🍆"El!!"
"Kampret! Habis gue."
Sebuah seni abstrak di tembok belakang sekolah SMA Trisakti baru saja El selesaikan. Biasa, coret-coret pakai pilok yang menghasilkan seni dua dimensi abstrak yang justru menurut para guru hal semacam itu adalah perbuatan yang mengotori—merusak sekolah, juga tentunya melanggar peraturan dan tata tertib.
El, laki-laki dengan baju keluaran dan terkena bercak warna pilok di kemeja putihnya itu membuang benda di tangannya—pilok itu ke sembarang arah. Terlihat Bu Indut berscraft polkadot di leher dan penggaris kayu panjang yang legend miliknya siap untuk menerkam—memukul pantat murid nakal seperti El.
Santai aja udah langganan, bagi El.
Kalau Bu Indut sudah datang, tandanya El harus berhenti untuk salah satu hobinya. Kerjaan El, kalau gak ngatek lampu di toilet guru, ngerusuh dalam kelas, main basket siang bolong, godain cewek di kantin atau di mana saja, maka selanjutnya adalah membuat seni di tembok belakang sekolah, seperti sekarang contohnya.
"El! Berhenti kamu!" teriak Bu Indut menunjuk murid tukang onar SMA Trisakti menggunakan penggarisnya.
El sudah berancang-ancang menaiki pohon yang dapat menghubungkannya ke puncak atas tembok sekolah, lalu melompat masuk ke dalam area belakang sekolah untuk menyelamatkan diri.
Terima kasih pohon yang sudah mau kerja sama dari El kelas 10.
"Anjay, harus ikut parkour nih gue, berbakat." El membersihkan telapak tangannya.
"El!"
El menoleh, mendapati Bu Indut yang baru saja masuk melalui gerbang yang kuncinya hanya dipegang oleh dua orang di SMA ini. Di Beno— satpam galak yang berkumis melengkit seperti pak Raden dalam serial unyil, dan Bu Indut si guru Bk yang bahenol.
Bahenol, kata El.
"Ayo Bu, kita main kejar-kejaran kayak di film india." El tertawa, lalu berlari memasuki koridor.
"Kurang ajar kamu, ya!"
"Kalo saya lulus, ntar Ibu kangen loh sama kekaleman saya ini." El menoleh sekilas, guru dengan heels 10 cm itu masih mengejarnya.
Tidak bisa dibayangkan kalau heels itu patah.
"Hai cantik." El mengedip genit pada seorang cewek yang berselisihan dengannya. Biasa, El.
"El! Berhenti kamu!!" Bu Indut sedikit membungkuk terengah, membuat El berhenti dan menoleh.
"Ayo dong, Bu. Masa segitu aja capek, hitung-hitung Ibu diet lah." Mengingat badan Bu Indut berisi, yang membuat El menyebutnya bahenol.
Sudah tidak asing lagi yang namanya El kejar-kejaran kayak di film India bareng bu Indut. Terkadang juga dia sama Gugun yang dikejar. Pokoknya mereka—El dan Gugun adalah dua sejoli member Dayang Boys yang paling hobi ngerusuh di SMA Trisakti.
Dulu juga El pernah mainin pengeras suara, dia meniru suara kepala sekolah dan mengintruksikan murid-murid SMA Trisakti untuk pulang karena guru rapat.
Patut diacungi jempol memang. Hari itu juga El disuruh membersihkan semua toilet dan lari keliling lapangan sampai jam pulang.
"Ayo dong Bu, lanjut lagi. Siapa tau ada ph film yang mau garap kita berdua buat main film kayak di India gitu."
Bu Indut mengeram, menghentak penggaris kayunya di lantai koridor, membuat murid-murid yang berada dan berlalu lalang di koridor menjadi merinding. Gak ada yang mau cari garaga kecuali murid bebal semacam El.
"Kalau saya tangkap, awas aja kamu ya!" Bu Indut kembali mengejar dan El tertawa terbahak dengan langkah yang ringan untuk kejar-kejaran sama Bu Indut.
Sampai kapan El berlari? Sampai rumah Spongebob berubah menjadi terong. Bercanda. Hingga saat Bu Indut tertinggal jauh, El memperlambat langkahnya. Ia menoleh ke belakang.
"Aman."
Bhuk!
Baik El maupun manusia dari lawan arah yang menabraknya sama-sama beberapa langkah termundur ke belakang.
10 detik habis untuk El mengamati wajah perempuan di hadapannya.
"Clau?" El sok terkejut, sedangkan perempuan yang bertabrakan di belokan koridor dengannya hanya menatapnya tanpa minat.
El tertawa, padahal gak ada yang lucu. "Kita emang jodoh, ya?"
Clau bermimik jijik, bahkan hendak pergi begitu saja jika El tidak menahan lengannya.
"Kita emang jodoh Clau. Jangan terlalu dingin sama gue, karena lo jodoh gue."
"Najis!"
"Gak papa, untuk Clau gue rela menunggu dia suka sama El," kata El.
"El!!" suara menggelegar seperti suara Abang Saleh itu membuat El terkejut. Ia menoleh dan ternyata Bu Indut masih mengejarnya.
"Gawat, gue pergi dulu ya. Kalo udah suka sama gue kabarin aja, biar gue tembak ulang. Atau kita sekalian ke KUA," El melambaikan tangan, lalu kembali syuting kejar-kejaran kayak di film India bareng Bu Indut.
"Ayo, Bu! Sini, hahaha!"
_____
Terima kasih sudah bertamu ke cerita El & Clau
Semoga betah🤺 ini baru prolog yaaa hehe, semoga kalian suka 🐬
Jangan lupa buat vote🤺Tinggalin jejak di sini 🤺🤺🍍🍆
Kalau Utara & Selatan punya Tanta. Buat pembaca El, aku sebut "Pasukan Elele"
See you di bab berikutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
El & Clau [#DS2 El]
أدب المراهقين"Cinta pandangan pertama... memanglah epik!" Dia El, pemilik nama asli El William yang merupakan anak tunggal dari keluarga William. Kehidupan El itu terkesan datar, monoton, penuh kegabutan. Hobinya ngatek-ngatek lampu di toilet guru sama buat seni...