Elele 4| Minta Alamat

993 266 86
                                    

Bro, sist, brader, cukup room chat WhatsApp gue aja yang sepi, lapak ini jangan. 

Oke? Ramein ya, bro hahahaha

''''''''''''''''''

"Buju buset!" El memberhentikan mendadak mbak Hondanya di depan halte sekolah. Suara decitan rem mendadak El membuat perempuan yang duduk di bangku halte bersama sebuah buku di tangannya itu mendongak.

El terbelalak saat mata mereka bertemu, lalu melepaskan helmnya. Wajah El terkejut, bukan dibuat-buat terkejut saat melihat sosok perempuan itu tengah duduk di bangku halte sekolah yang sama dengannya, SMA Trisakti. Hampir semua murid cewek di SMA Trisakti itu pernah El sapa dengan sebutan "Cantik" dan tentu tidak asing karena El kenal wajah merka, tapi wajah perempuan ini asing.

Dan dia .... Benar!

"Kita emang jodoh!" ucap El gamblang.

Perempuan itu mendengus malas. Lagi-lagi dia, batinnya.

"Kan, gue udah doa ke Tuhan. 'Tuhan, kalau dia emang jodoh gue, pertemukan kami lagi' dan sekarang? Tuhan mengabulkan doa gue, dan ini adalah sebuah kode untuk kita berdua." El berucap, masih setia di motornya. "Gimana kalau kita pulang bareng? Gue beliin cotton candy." El memainkan alisnya sambil tersenyum manis memamerkan pesona dan lesung pipinya.

Perempuan itu menutup buku dipangkuannya, lalu bangkit. "Gak usah skd, kita itu orang asing." Matanya menusuk dingin. Setelah berucap itu ia bersyukur, bertepatan saat mamang ojol berhenti tepat di depan cowok itu. Sudah cukup. Tanpa menunggu bualan aneh cowok itu, dia langsung menyembat helm yang mamang ojol itu berikan.

El turun dari motornya dan menghampiri perempuan itu. "Oh, apa ini semacam kode kalau lo mau kenalan sama gue?" El yang snagat percaya diri. "Gue El William, dipanggil El, dipanggil sayang juga boleh." El mengulurkan tangannya untuk berjabat.

"Jalan, Pak," ucap perempuan itu tanpa menghiraukan, bahkan menoleh sekilas pun tidak. 

"Tunggu, Pak," El mencegat, membuat mamang ojol gak jadi ngegas. Wow! Baru kali ini ada yang berani mencueki seorang El William, dan baru kali ini ada perempuan yang bersikap sedingin ini padanya, bahkan menolak kenalan. "Gue belum tau nama lo."

"Saya bilang jalan, Pak!" nada suara yang terkesan penuh penekanan itu membuat mamang ojol itu mau tak mau harus melesatkan motornya pergi, meninggalkan El yang masih beridiri.

"I-iya neng."

"Nggak papa! Yang penting sekarang kita satu sekolah! Sampai ketemu besok!" teriaknya. Mulai hari ini El memiliki tekat. El akan memulai pdkt, dan akan mendapatkan perempuan itu seperti janji yang dia ucapkan saat bersama teman-temannya di kelas tadi. 

"Arua, gue akan bawakan peri kecil yang baru buat lo."

El terkekeh kecil seraya mengusap tengkuknya. Baru saja ia memasang helm, tapi saat pandangannya tidak sengaja menangkap sesuatu di dekat tempat duduk perempuan tadi membuat El mengurungkan niat untuk pulang. Ia kembali turun dari motor dan bergerak menuju halte. 

"Claudia Damalara." Senyum El mengembang sempurna setelah membaca sebuah nama yang tersemat di akhir kertas berwarna pink tersebut. 

"Tentang rindu?" Kening El menyerinyit membaca tulisan di kertas pink tersebut. Ia menyimpan kertas itu ke dalam saku celananya sambil tersenyum. "Yang penting sekarang gue udah tau nama dia."

"Clau." 

Rasa itu kembali hadir, bahkan dengan hitungan detik dia kembali merasakan getaran yang sama saat pertama kali bertemu perempuan bernama Claudia Damalara. Sore hari di perjalanan pulang, El tidak bisa berhenti mengembangkan senyumnya. Rasa yang  sudah lama pergi, kini kembali dapat ia rasakan.

El & Clau [#DS2 El]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang