Hajeongwoo : Awal, atau Akhir? [✓]

1.2K 133 17
                                    

[Semi-baku] [Local Name : Haruto as Hijau Daun ; Jeongwoo as Jingga Langit ; Junghwan as Biru Laut ; Junkyu as Juan ] [1160 words]
[Hajeongwoo]
[Top ha!] [Bott woo!]

^•^•^•^•^•^

Seandainya Hijau tahu, malam itu menjadi malam terakhir dirinya bertemu dengan sang adik, Hijau enggan melepaskan dekapan hangat Jingga dan akan memberinya afeksi lebih banyak lagi.

—6 Maret, 2021, 23.00 WIB.

Malam itu kamar Hijau diselimuti kegelapan. Namun diisi dengan dua sejoli yang saling memunggungi di atas kasur. Jingga tanpa sebab datang ke kamarnya dan duduk dengan bersandar pada punggung Hijau yang tengah menonton televisi.

Hijau saat itu tidak protes akan keanehan yang dilakukan oleh adiknya. Ia justru melanjutkan acara menonton serial web-drama dan tertawa kecil sesekali. Punggungnya tak mendapat gangguan sedikit pun dari yang bersandar. Jingga seolah tertidur dengan punggungnya sebagai alas. Tidak ada suara, tidak ada pergerakan.

Hingga suara Jingga mengudara di gelapnya kamar, "Kak ...."

Hijau berdeham sebagai respon terhadap panggilan Jingga. Maniknya tetap terfokus pada satu-satunya sumber cahaya yang juga mengeluarkan suara.

"Kalau Biru suka sama orang, Kakak bakal gimana?"

Kening milik yang lebih tua nampak sedikit berkerut saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Jingga. "Ya nggak gimana-gimana, aku nggak punya hak buat ngontrol perasaan dia."

"Berarti ke aku juga dong?"

Lantas Hijau memutar tubuhnya untuk menatap wajah manis milik Jingga. "Kamu lagi suka orang?"

Hijau pikir adiknya akan menyangkal dan mengalihkan topik, namun Jingga justru mengangguk seraya menatap manik gelap milik kakaknya.

"Menurut Kakak, siapa?" Ia balik bertanya dengan intonasi jail.

Hijau merasa sebuah tangan bertengger pada belakang punggungnya. Itu Jingga yang memeluk sang kakak erat. "Kak Juna? Kakak sering liat kamu bareng dia," ujar Hijau memberi tebakan.

Tidak adanya jawaban membuat Hijau yakin tebakan itu benar. Maka Ia balas memeluk Jingga dan menggosokkan dagunya di atas surai hitam lembut Jingga. "Adek Kakak udah besar, perasaan baru kemarin Kakak marahin kamu karena masuk BK gara-gara nyelengkat temen kamu."

Tawa kecil yang teredam mengalun dari belah bibir Jingga. "Kejauhan kali, Kak. Aku udah mau kuliah nih."

Pelukan itu dilepaskan, Hijau menahan tubuh Jingga dengan meletakan kedua tangannya pada pundak si adik. "Tapi beneran? Kamu suka sama kak Juna?"

"Ya nggak mungkinlah! Kak Juna bukan tipe aku!" hardiknya keras-keras.

"Loh terus siapa?"

"Kakak."

"Kakak yang mana, Jingaaa? Kita punya banyak kenalan yang lebih tua."

"Kakak yang dekettt banget sama aku, Kakak yang selalu jagain aku, Kakak yang nggak pernah muak dan tahan sama sikap aku. Kakak yang ini, Kakak yang ada di depan aku, Kak Hijau."

Senyum yang mengembang pada wajah Hijau luntur. Matanya menyiratkan keterkejutan yang mendalam. Rasa kejut itu dipertambah dengan Jingga yang melanjutkan ucapannya,

"Iya, aku suka sama Kakak. Maaf. Aku tau ini salah, tapi tolong jangan jijik sama aku. Dari dulu aku selalu kagum sama sosok Kakak, tapi lama-lama aku jadi semakin nggak tau diri dan suka sama Kakak sebagai laki-laki. Maaf kalau aku bikin hubungan kita jadi canggung."

Cool, Cool ; TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang