Harukyu : Candy Boy [✓]

535 73 3
                                    

[Fluff] [Semi-baku] [kissing scene] [589 words]
[Harukyu]
[Top : Haru!] [Bott : Kyu!]

^•^•^•^•^•^

Memiliki gigi manis membuat Haruto tau banyak toko-toko yang menjual berbagai macam cemilan manis.

Watanabe Haruto, panjangnya. Siswa yang baru saja mengganti status pelajarnya menjadi mahasiswa. Laki-laki berkewarganegaraan Jepang itu memiliki gigi manis yang membuat Ia sedikit terobsesi dengan makanan penutup.

Maka, di sinilah dirinya berada. Di hadapan toko degan cat berwarna biru muda yang menurut Jeongwoo—teman sebayanya—baru saja dibuka. Menjual makanan ringan dengan rasa manis kesukaannya. Lantas tanpa menunggu lebih lama lagi, pintu kaca toko itu Haruto buka. Apa yang menjadi fokus manik Haruto saat pertama kali masuk adalah air mancur coklat dengan berbagai macam buah serta marshmellow di sekelilingnya.

"Selamat datang, silahkan berbelanja."

Rungu Haruto menangkap suara dari sisi kirinya. Secara reflek kepala laki-laki itu menoleh, menemukan eksistensi sosok yang lebih kecil dengan pipi mengembang karena tersenyum lebar. Manis. Haruto terpaku untuk menatap wajah manis itu untuk beberapa saat.

Laki-laki yang lebih kecil itu berada di balik mesin kasir, menyambut kehadiran pelanggan pertamanya dengan hangat. Namun sudah beberapa menit dilewati dengan Haruto yang terdiam di ambang pintu—seperti tidak ada niatan untuk menjelajahi toko yang Ia jaga lebih dalam.

"Permisi, apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya, menyadarkan si pelanggan dari lamunan.

Mata Haruto mengedip dengan cepat. Tanpa sadar mengangguk dan melajukan tungkainya untuk mendekati tempat pembayaran tersebut. Kim Junkyu. Itu yang tertulis dalam plakat pada apron hitam yang digunakan pegawai itu.

Kim Junkyu, memiringkan kepalanya. Menatap Haruto dengan tatapan bertanya-tanya. "Ada apa, kalau boleh saya tau?"

Kini Haruto dilanda panik, bingung harus menjawab apa. Terlebih lagi netranya dimanjakan dengan pemandangan manis pahatan Tuhan. Gugup, detak jantung Haruto berdetak dengan keras. Hingga Ia takut Junkyu dapat mendengarnya.

"Ah, itu ... apa bisa beri tau produk yang sering dibeli di sini?"

Bibir merah ranum Junkyu maju, tengah cemberut. Lucu sekali, membuat Haruto harus menahan senyuman yang memaksa terbit.

"Karena ini toko baru, jadi belum ada pelanggan yang datang. Kamu itu pelanggan pertama kami. Tapi, menurut saya sendiri produk terenak di sini itu, ini!" Ia mengeluarkan satu toples berisikan banyak permen dari rak tembus pandang di bawah kasir.

Nada bicaranya ceria, cara berbicaranya pun seperti anak lima tahun yang baru lancar berbicara. Sulit untuk mendengar ucapannya dengan jelas. Tapi, tidak apa-apa. Karena hal itu hanya menambah tingkat keimutan Junkyu.

Haruto memberanikan diri dengan berjalan semakin dekat. "Oh ya? Rasanya gimana?"

Masih dengan satu ulas senyum yang tak luntur, Junkyu menjawab, "Nggak tau, saya belum pernah coba."

Sejujurnya Haruto ingin mempertanyakan bagaimana bisa Ia merekomendasikan produk dalam genggamannya jika Junkyu sendiri belum pernah mencobanya, namun dikurungkan karena Junkyu menggemaskan. Maka Haruto hanya dapat tertawa kecil sebagai respon.

"Kalau gitu, aku boleh nyoba? Permennya?"

"Boleh! Ini tester," jawab Junkyu seraya mengangguk semangat.

Tutup toples itu dibuka, memperlihatkan tumpukan permen dengan berbagai macam bungkus warna di dalamnya.

Jari Haruto mengambil satu yang berwarna merah muda, membuka bungkusnya dan memasukkannya ke dalam mulut. Mengecap rasa manis yang menyeruak.

Junkyu menatap pelanggannya dengan tatapan antusias, berharap Ia akan memberi tanggapan baik akan produk rekomendasinya. Namun mata bulat Junkyu melebar tatkala tubuh Haruto perlahan semakin mendekat hingga berada tepat di depan wajahnya, membawa bibir keduanya untuk bertemu.

Tubuh Junkyu sedikit terperanjat saat Haruto mengigit bibir bawahnya pelan, membuat Ia membuka mulutnya dan saat itu juga lidahnya merasakan rasa manis dari permen dalam mulutnya.

Laki-laki Watanabe itu kembali pada posisi semula, menatap Junkyu yang bersemu merah dengan senyum tipis. "Jadi, gimana rasanya?"

"Manis ...," jawab Junkyu pelan, terlampau terkejut dengan metode Haruto untuk membuatnya merasakan produk rekomendasinya.

Haruto mengangguk menyetujui. Sama seperti bibir Junkyu. Manis selayaknya permen itu sendiri.

^•^•^END^•^•^

kalian gumoh ga sih aku update mulu?

Cool, Cool ; TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang