01 : Gambar

517 82 13
                                    


"Tentang Han Jisung, orang asing yang berlagak seperti teman"


























"Minho!"

Dia berlari ke arahku seraya berjingkrak-jingkrak bak anak Rusa. Sepertinya hari ini dia tengah bergembira. Terlihat jelas bagaimana bersinarnya wajah lucu itu. Andai aku bisa memasang wajah seperti itu.

Dia duduk di sampingku, menatap wajahku dengan puppy eyes nya. Entah apa yang terjadi dengannya. Tapi sepertinya dia tengah menginginkan sesuatu.

"Kenapa?" tanyaku.
Terdengar kalimat 'Yes!' dari bibir mungilnya. Dia akhirnya membuka tas biru bergambar Pororo miliknya, mengeluarkan sebuah buku berwarna orange

"Mau lihat?"

Dia menunjukan buku itu padaku. Aku hanya menatapnya bingung lalu sedikit mengangguk membuat dia kembali mengatakan 'Yes!'.

Ah, aku tak paham.

"Ini ...," Dia membuka halaman pertama yang menampilkan gambar ... Kucing? Aku tak yakin itu kucing karena telinganya besar sebelah. Lucu sekali. Sepertinya dia menggambarnya sendiri.

"Apa gambarku bagus?" tanya nya lalu aku angguki. Dia terlihat semakin antusias, lalu membuka lembaran berikutnya.

"Dan yang ini?" dia kembali menunjukan sebuah gambar, dimana ada seekor Kucing dan Tupai yang tengh berdiri di coretan warna coklat. Apa itu? Tanah?.

"Hehe maaf aku terlalu malas untuk membuat genangan air," dia membuka kotak pensilnya lalu mengambil pensil warna biru muda. Menggoreskan garis vertikal di atas kedua hewan tersebut.

"Apa itu?" Aku menyimpan daguku di meja seraya melihat dia yang tengah serius menggambar.

"Ini hujan, apa mirip?" dia menatapku dengan alis yang sedikit melengkung. Apa dia takut jika gambarnya tak terlihat bagus? Karena tak tega, aku mengangguk saja.

"Aku tau aku hebat. Jika aku besar nanti, aku akan menjadi pelukis terkenal. Lihat saja!"

Aku terkejut saat dia memposisikan tubuhku agar duduk dengan tegak, lalu dia mengambil bukunya dan mensejajarkan denganku. Meneliti dengan mengalihkan pandangannya dari buku lalu ke arahku, begitu seterusnya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Membuktikan jika gambaranku sudah mirip dengan aslinya," Dia terkekeh kecil. Apa maksudnya? Apa dia menyamakanku dengan seekor kucing?.

"Kau tak mau protes? Ok, baiklah ... Kau kucingku mulai sekarang."

Dia terus menggoreskan pensil warnanya dengan semangat, aku tak berani mengganggunya.

Keringat samar-samar mulai terlihat di pelipisnya. Hanya menggambar seperti itu saja dia sampai berkeringat. Sepertinya, dia sangat berusaha keras.

Goresan terakhir yang dia buat adalah sebuah abjad yang bertuliskan ... Namaku?

Sepertinya dia memang menganggap kucing itu adalah aku.

Di samping itu, dia juga menuliskan namanya berjajaran dengan seekor tupai kecil.

"Horeee selesai!"

Aku terlonjak saat dia tiba-tiba bersorak. Huft ... Jantungku masih berdetak kencang karena terkejut. Dia menunjukan gambar tersebut ke arahku seraya tersenyum.
"Apa?" tanyaku bingung. Dia mendengus lalu mengetuk gambarnya dengan jari telunjuk mungil miliknya.

"Apa bagus?"

"He'em " balasku dengan anggukan.

Wajahnya terlihat lesu seketika. Apa ucapanku membuatnya sedih, tapi aku hanya menjawabnya karena memang gambarnya sangat bagus.

"Aku akan buktikan jika aku bisa menggambar lebih bagis dari ini, hehe" Dia memasukan bukunya kedalam tas lalu menggendongnya, beranjak berdiri dari kursi di sebelahku

"Aku kembali ke kelas ya, Dadah!"
Dia melambai ke arahku lalu berlari pergi.

Kenapa dia bisa bersikap seperti itu ... maksudku, dia berbicara padaku selayaknya seorang teman dekat, padahal kita baru kenal kemarin saat turun hujan.

Aneh sekali.



Han Jisung, mungkin dia satu-satunya orang yang mau mendekatiku.




























Tinggalkan jejak jika kalian suka. Ruby bener-bener berterima kasih. ❤

Daahhh~

LuvSoMuch.

[✔︎] Tentang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang