05 : Perayaan Jumpa

301 58 4
                                    

"Terasa Dejavu saat lagi-lagi kita bermain di bawah derasnya guyuran hujan, seperti saat itu."





















Jisung merentangkan kedua tangannya.Berjam-jam duduk dengan posisi sama sungguh membuat badannya sakit. Tapi unting saja pelajaran telah berakhir. Suara menggema bell sore itu berbunyi lebih awal dari biasanya karena para guru akan mengadakan pertemuan untuk project tahun ini.

Pemuda tampan dengan mata bulat itu membalikan tubuhnya ke belakang. "Ho, ayo ke taman!" ajaknya dengan wajah gembira. Masih belum sadar jika Minho sama sekali tak memperhatikannya. Pemuda Lee itu lebih fokus menatap jendela yang sedikit di hiasi cipratan air hujan.

"Kau mendengar ku tidak?apa harus ku sumpahi kau tuli?" Jisung dengan segala ucapan sarkas nya, adalah detik yang sama saat Minho melemparkan deathglare pada tupai tersebut.

"Lupakan,kau tak bisa di ajak bercanda." Kesal Jisung lalu membenahi buku-bukunya kedalam ransel.

"Kau yakin akan pergi ke taman?"

"Ya? Hmm tentu saja yakin, kenapa?"

"Lihat! di luar gerimis. Aku malas mencuci baju."

"Biar ku cucikan."

Minho menatap Jisung dengan sudut bibir yang ia tarik. Harusnya ia tau, berdebat dengan Jisung adalah pilihan yang salah. Dirinya akan tetap berakhir dengan kekalahan. "Baiklah."

Jisung bersorak kecil membuat seisi kelas yang hanya tersisa sedikit orang itu mengalihkan pandangan ke arahnya namun, tak aneh bagi mereka. Jisung memang berisik.

Minho ikut memasukan bukunya. Menatap sekilas ke arah jendela dan berharap hujan tak turun semakin deras.




"A-anu, Jisung."

Minho menghentikan aktivitasnya saat seorang gadis;mantan kekasih Jisung, menghampiri sang sahabat.

"Iya? Kenapa Ly?"

Gadis itu, Lily menunduk takut saat Jisung menatapnya. "A-aku... Aku...,"

Jisung tertawa, "Jangan gugup seperti itu, aku tidak akan menggigit mu."

Minho hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan Jisung. "Cepat selesaikan urusan kalian, aku tunggu di parkiran." Minho menggendong ranselnya dan meninggalkan Jisung berdua bersama Lily. Mungkin gadis itu akan leluasa bicara jika tak ada dirinya disana.

Jisung melambai pada Minho saat sang sahabat menutup pintu. Dan ia baru sadar, di kelas itu hanya ada mereka berdua. "Kenapa? Katakan saja, kita harus segera pulang sebelum hujan datang semakin deras." intonasi santai yang amat friendly namun tak mampu membuat rasa gugup gadis itu mereda.

"A-apa nanti malam kau tidak sibuk? Aku ingin mengajakmu ke pesta ulang tahun temanku. Mereka s-semua membawa pasangannya... D-dan aku Hmm itu, j-jika kau sibuk tidak apa-apa." Gadis itu semakin menggerakan tubuhnya gelisah. Telapak tangannya saja sudah terasa basah karena keringat.

"Apa ke pesta itu wajib membawa pasangan? Memangnya pesta apa?" Jisung mengernyit seraya mengelus dagunya menimang-nimang harusnya ia turuti permintaan Lily atau tidak.

"Pesta dansa.Tapi Ji,aku tidak akan memaksamu. Mungkin aku tidak akan ikut. J-jangan merasa tak enak, aku bisa bicara pada temanku nanti. Kurasa dia akan mengerti." Lily terkekeh canggung membuat Jisung gemas dibuatnya. Namun, ia harus ingat mereka sudah bukan sepasang kekasih lagi jadi dia tak bisa melampiaskan kegemasnnya.

[✔︎] Tentang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang