"Dia tetap bertahan di sisiku, bahkan sampai saat ini. Hingga aku sulit membedakan, dia temanku atau keluargaku."
10 TAHUN KEMUDIAN.
Hari senin ini rasanya sangat membosankan bagi Minho. Awan mendung yang memayungi kota tersebut membuat semua orang panik akan datangnya hujan. Pagi yang sudah membuat banyak orang resah. Begitupun dirinya yang merasa cemas.
Sahabat yang selalu menyambutnya setiap pagi, kini sama sekali belum menunjukan batang hidungnya.
"MORNING EVERYBODY! JISUNG YANG TAMPAN SUDAH DATANG! AAA! AKU TAU KALIAN MERINDUKANKU SETELAH LIBUR PANJANG KEMARIN KAN?"
Minho menatap terkejut ke arah pintu, dimana ada orang yang tengah ia tunggu.
Seisi kelas di buat tertawa karena kedatangan Jisung dengan teriakan menggelegar nya yang setiap hari selalu mereka dengar. Sungguh, Jisung adalah anak paling berisik di kelas ini sekaligus Happy virus bagi semuanya.
"Oooh Minho! Kau menungguku kan? Mau menyontek tugas? Ku pastikan kau akan dapat nilai seratus." Jisung berlari menghampiri Minho lalu menepuk bahu sahabatnya itu.
"Tak perlu, aku akan mendapat nilai sempurna dengan usahaku," Jawab Minho menolak tawaran Jisung. Mengamati sekeliling yang sudah mulai tenang. Ada banyak teman-temannya yang memperhatikan mereka berdua. "Ku rasa mereka lebih membutuhkannya?" lanjutnya memberi maksud bahwa teman kelasnya lebih membutuhkan contekan Jisung.
"Ah benarkah?" Jisung menatap teman-temannya yang tersenyum canggung padanya. "Ah kalian jangan malu-malu, tidak apa-apa. Salin lah tugasku sebelum Min-ssaem datang."
Semua teman Jisung bersorak senang lalu memeluk Jisung satu persatu dan mengucapkan Terimakasih. Dengan wajah tampannya Jisung tersenyum membalas tanggapan teman kelasnya.
"Kau tidak takut rugi?"
Jisung duduk di bangkunya yang berada di depan Minho. Duduk menghadap Minho seraya mengetuk jarinya di dagu. "Kurasa tidak, ini sama saja dengan menolong kan?aku ingin memperbanyak kebaikan sebelum Tuhan menjemputku, bisa saja aku mati besok kan? "
"Kata orang ucapan sompral di pagi hari akan menjadi kenyataan."
"Yak! Aku hanya bercanda!"
Minho tertawa setelah mengusili sahabat tupai nya itu. Wajah kesal Jisung selalu mampu membuatnya larut dalam gelak tawa. Lucu sekali.
"Wajamu jelek jika sedang kesal." Minho bersandar seraya melipat kedua tangannya, menunggu amukan Jisung yang selanjutnya.
"Ah benarkah? Untung saja aku jelek hanya saat kesal, berbeda denganmu yang setiap saat terlihat jelek. Nah lihat! Sekarang saja wajahmu seperti-"
Plak!
Minho memukul mulut Jisung dengan bukunya lalu terkikik geli. "Rasakan." Gumamnya puas.
"Awas saja kau! Tak akan ku ajak kau pulang bersama nanti!"
"Aku bisa pulang sendiri, Minho yang dulu bukanlah yang sekarang~" Minho memasang earphonenya mengabaikan Jisung yang sudah mengangkat sebuah kursi bersiap melempar ke arahnya. "Seratus ribu untuk membayar ganti rugi kursi itu, Ji."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔︎] Tentang
Teen Fiction❝Tentang betapa berharganya Han Jisung di hidupku.❞ ©LeeRubyC Start : 12 April 2021 Finish : 06 Mei 2021