06 : Pesta

276 48 21
                                    


Jisung menatap arlojinya yang menunjukan pukul tujuh malam. Dirinya tak terlambat bukan? Pesta dansa nya juga di mulai pukul delapan. Sebenarnya ia merasa dejavu. Rumah ini adalah rumah yang sering ia datangi setiap malam minggu sekedar untuk mengajak Lily jalan.

Tangannya ia bawa untuk menekan bel rumah gadis cantik tersebut. Dan tak lama kemudian si pemilik rumah pun membuka pintu.

"Wah," Desah Jisung tanpa sadar saat melihat penampilan Lily yang begitu cantik. Gaun pendek berwarna peach yang senada dengan riasan tipisnya sungguh cocok untuk gadis tersebut.

"K-kenapa? Apa aku terlihat aneh? Yasudah biar aku ganti paka-"

"Tak usah, kau cantik,Lily. Ayo kita berangkat sebelum tertinggal acara."

Lily hanya mengangguk dengan pipi bersemu. Jisung bilang dirinya cantik dan tak dapat di pungkiri hatinya merasa senang.

"Terima kasih sudah mau menemaniku."

"Tak masalah, lagipula di rumah pun aku bosan."

***

Alunan musik klasik menggema di dalam mansion megah milik keluarga Choi. Pesta ulang tahun yang sangat mewah, hanya anak orang kaya yang bisa seperti ini.

Jisung masuk kedalam setelah menunduk hormat pada pelayan penyambut tamu. Jangan lupakan Lily yang berada di sampingnya seraya menggandeng tangan Jisung.

Terlihat seperti sepasang kekasih.

Bisik-bisik mulia samar terdengar saat kedatangan Jisung. Membuat Lily hanya menunduk malu.

"Apa mereka kembali berpacaran?"

"Yah! aku gagal mendapatkan Jisung lagi."

"Mereka cocok sekali."

Jisung tetap mempertahankan senyuman tampannya, tak memperdulikan suara bisik-bisik yang masuk kedalam indra pendengarannya.

"Apa ini sudah di mulai?"

"Kurasa iya." Lily menatap ragu pada Jisung lalu beralih pada tamu-tamu yang sudah menari di lantai dansa dengan sangat romantis. Adapun yang hanya berbincang seraya meminum jus.

Jisung sedikit menunduk menatap Lily yang lebih pendek darinya. "Mau berdansa?"

Lily yang terkejut seketika merona mendengar ucapan Jisung. Apa Jisung baru saja mengajaknya berdansa?
"T-tentu," Jawabnya gugup.

Jisung tersenyum lalu meraih tangan Lily dengan lembut. Tangan kanannya ia bawa untuk meraih pinggang ramping Lily. Mulai menggerakan tubuh mereka seirama dengan lagu.

Jisung sebenarnya canggung tapi tak apa. Ia ingat kata-kata Minho sebelum ia pergi kesini. Sahabatnya itu bilang tetap dengan pendirian yang percaya diri, jangan mempermalukan, dan satu lagi yang membuat Jisung tertawa saat mengingatnya. Minho ingin dirinya mencarikan gadis cantik di pesta untuk di berikan pada pemuda itu. Namun Jisung tak yakin karena Minho pernah bilang jika ia tak ingin menjalin hubungan dengan siapapun untuk saat ini.

Mereka semakin menikmati acara dansa tersbeut.


Sampai tak sadar jika seseorang menatap mereka dengan tatapan kesal.

"Sayang, kau kenapa?"

Pemuda dengan bibir tebal itu hanya melirik sinis sang kekasih yang menyentuh pipinya khawatir. Mood nya sedang dalam keadaan buruk, karena melihat kedatangan Jisung dan Lily; mantan kekasihnya. Di tambah mereka sekarang tengah berdansa dengan mesra.

[✔︎] Tentang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang