Chapter 9: Perhatian

14.4K 3K 283
                                    

Yuhuuu! Sesuai janjiku, aku update❤️❤️

Yok bisa vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya😘😘😘🤗

Yok bisa vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya😘😘😘🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini anak-anak cheerleader sedang berlatih. Mint mengamati gimnasium yang diisi dengan anak-anak basket di sisi kanan. Jadwal latihan anak cheerleader sama dengan anak basket. Lucunya Mint tidak pernah tertarik dengan anak basket.

Ketika dia sedang berlatih bersama teman-temannya, dia menangkap ada gerakan yang tidak seirama. Pelatih mereka sedang absen karena sakit jadinya mereka berlatih sendiri. Mint sebagai kapten bertugas mengawasi dan memastikan latihan berjalan lancar.

"Kimber! Lo bisa ikutin gerakan yang lain nggak sih? Gue perhatiin pandangan lo ke anak basket mulu. Kalo lo mau nonton anak basket, nggak usah latihan. Sana godain mereka. Rusak latihan aja!" omel Mint pada salah satu anggota cheers-ya yang bernama Kimberly.

"Maaf, Mint. Gue akan lebih fokus lagi," kata Kimberly dengan wajah takut.

"Oke, kita coba lagi." Mint berteriak dengan semangat dan bertepuk tangan pelan. "Fokus ya. Fokus!"

Mereka latihan kembali, lebih fokus dari sebelumnya. Ketika membentuk formasi piramid, Mint sebagai flyer bergerak naik dengan lincah. Mereka bersuara dengan hitungan yang sama.

Di bagian bawah Mint ada tiga orang yang membentuk formasi supaya dapat menangkap Mint ketika akan turun. Pada saat Mint melompat ke atas, tubuh kecilnya seharusnya mudah untuk ditangkap. Namun, salah hitungan dan kurangnya kerjasama tim membuat Mint gagal ditangkap dengan benar.

Mint sempat hampir ditangkap oleh enam tangan yang bersiap di bawahnya, tapi hal itu hanya sebentar sebelum akhirnya tubuh Mint jatuh menghantam lantai gimnasium. Yang lebih parah kakinya menghantam lebih dulu. Bunyi dari jatuhnya Mint pun cukup keras.

Orang-orang sampai berhenti saat mendengar pekikan yang cukup keras. "Mint!"

Mint meringis sakit. Kakinya sakit. Dengan cepat Fuchsia dan Lilac menghampiri Mint. Mereka berada di bagian piramid yang lain.

"Mint, lo nggak apa-apa? Apanya yang sakit?" tanya Fuchsia khawatir.

"Aduh, kaki gue sakit banget." Mint menggerakkan kakinya. Sialnya sangat sakit sampai dia harus menggigit bibirnya.

"Jangan-jangan kakinya Mint terkilir?" tanya Lilac tak kalah khawatir.

"Ya udah, bawa Mint ke UKS dulu," kata Fuchsia.

"David, tolongin Mint dulu dong. Kayaknya kakinya terkilir," pinta Kimberly pada David.

David, si anak basket, teman Mint yang suka diomel-omeli segera menghampiri Mint dan menggendongnya secepat kilat. Bobot tubuh Mint enteng jadinya David tidak merasa berat.

Mint (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang