Akhirnya update lagi T___T
Kalo mau besok update lagi, komen sampai 100 bisa nggak nih? ^^
Tolong jangan spam next, huruf atau emoji ya. Kalo pun nggak tercapai, aku yang suka baik ini tetap update :) kasian kalo kalian spam gitu, nanti komen lain dicapainya susah sama aku. (soalnya aku suka scroll dari ujung sampe ujung ^^) terima kasih bagi kalian yang udah kasih komen dan beneran komen banyak2<3
#Now Playing: Chantal Kreviazuk - Feels Like Home
•
•
Gempar mengajak Mint makan malam di rumahnya. Hal ini dilakukan agar Mint melupakan sejenak soal ayahnya.
Gempar sudah mendengar seluruh cerita Mint dan rasanya menyakitkan. Walau bukan dirinya yang merasakan secara langsung, tapi hatinya ikut sakit. Dengan cara mengajak Mint makan bersama dengannya dan keluarga, Gempar berharap dapat menutup luka yang ada.
Ini pertama kalinya Mint makan malam bersama keluarga Gempar sebagai pacar sungguhan--setelah sebelumnya sempat memalsukan status mereka di depan keluarga besar. Sebenarnya bukan memalsukan karena Mint tidak pernah mengiyakan. Spekulasi itu hanya diciptakan keluarganya, meskipun akhirnya menjadi nyata.
"Gimana tadi sekolahnya, Mint?" tanya Yana ramah.
"Baik, Tante. Semuanya berjalan lancar," jawab Mint. Rasanya sesak berbohong seperti ini. Mint tidak baik-baik saja. Sekolahnya kacau balau. Bukan soal nilainya, tapi karena fitnah yang dilempar padanya sampai kena skorsing. Belum lagi ayahnya yang membuang dia begitu saja.
Gempar mengamati ekspresi Mint selama menjawab pertanyaan ibunya. Dia khawatir Mint sedih lagi. Walau Mint bisa menipu semua orang, tapi Gempar tak bisa ditipu lagi. Dia tahu Mint sedang menahan sedih dan lukanya sendirian.
"Syukurlah kalau gitu. Tante senang dengarnya." Yana tersenyum ramah. "Kamu gimana sekolahnya, Gem? Ada yang nakalin kamu nggak? Kalau ada biar Mama samperin terus omelin."
"Baik kok. Nggak ada yang nakal. Emangnya anak kecil pakai segala disamper segala."
"Gempar, dengar. Kamu masih SMA dan menurut Mama itu belum cukup dewasa. Biarpun bentar lagi tujuh belas tahun, tetap aja kamu tanggung jawab Mama dan Papa. Kalau ada yang nakalin kamu di sekolah, misal kayak bully kamu, ya Mama harus lapor sekolah dan nyamperin itu anak. Tega-teganya bully anak Mama. Mau anak raja, sultan, presiden apalah itu, Mama nggak peduli. Kamu anak Mama dan harus Mama lindungi," cerocos Yana.
Mint merasa tersindir soal bully. Mungkin orangtua beberapa murid yang kena bully darinya juga seperti ini. Seperti halnya orangtua Widi. Mereka tidak terima karena surat itu membawa namanya. Bahkan DM itu memang dari akunnya, tapi dia tidak tahu siapa pengirimnya. Setidaknya Mint tahu kalau Gempar memiliki orangtua yang sangat baik. Berbeda dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mint (TAMAT)
Teen FictionBerawal dari semburan yang tidak sengaja di wajah cantik seorang Peppermint, kehidupan Gempar di sekolah baru menjadi lebih berat. Bukan hanya makian, tapi rentetan balas dendam yang tidak berujung. Parahnya lagi, Gempar bertemu Mint dalam ekskul Dr...