Yuhuu update lagi pengganti kemarin2 nggak update hehe
Yok tinggalkan vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya😘😘😘🤗❤
•
•
Mint baru saja akan keluar dari bilik kamar mandi. Sialnya pintu tidak bisa dibuka.
"Kok pintu ini nggak kebuka?" Mint bermonolog sendiri sambil terus mencoba membuka pintunya.
"Silahkan diiem di dalam sana sampai pulang sekolah. Rasain! Lo udah nggak bisa bertingkah lagi karena nggak ada Death Eyes. Biar mampus di dalam kamar mandi!" Suara yang terdengar keras itu mengisi kamar mandi.
"Lo gila ya?" balas Mint.
"Nggak. Seenggaknya nggak segila lo kalo lagi bully orang. Biar lo tau rasanya menjadi orang yang dibully."
Baru Mint ingin menanggapi, tubuhnya basah kuyup karena air yang diguyur dari atas pintu. Mint langsung menghindar begitu melihat ember yang digunakan mengguyurnya dilemparkan ke arahnya. Meski sudah menghindar, kepala Mint masih kena sedikit ember itu. Selain ember, bau air yang dipakai mengguyurnya sangat tidak bersahabat. Mint tidak tahu air apa yang dipakai.
"Bye, Pecundang! Kasihan deh nggak bisa ngadu sama Death Eyes. Selamat menikmati sisa hidup lo di sini."
"Pecundang kok teriak pecundang. Nggak tau malu," ucap Mint dengan suara lantang.
Tidak ada balasan karena pintu sudah ditutup. Mint mendengar pintunya dikunci. Sial! Pelaku yang melakukan ini mengunci bilik dan pintu utama kamar mandi. Ternyata karma langsung menyapanya dalam waktu cepat. Setelah orang-orang tahu dia tidak bersama Death Eyes, semua orang menjadi semakin berani melakukan hal yang semena-mena. Waktu masih bergabung dengan Death Eyes, walau ada banyak yang berani, tapi tidak sejelas ini.
Mint tertawa pongah. "Bener-bener cobaan. Kalo gue tampar yang ngunciin malah makin dikatain."
Tidak mau hanya diam saja, Mint melompat untuk mencapai atas pintu yang tinggi. Dia hampir saja tergelincir kalau tidak sigap berpegangan pada sisi bilik. Mint tidak membawa ponselnya sehingga tidak bisa menghubungi siapa pun. Akhirnya dia memiliki ide lain. Mint menaiki ember yang telah dia telungkupkan dan menaiki sisi bagian bawahnya. Walau berhasil mencapai atas pintu, tapi Mint tidak bisa mengangkat tubuhnya karena biliknya tidak kuat. Dia takut biliknya roboh. Bisa menjadi masalah baru. Alhasil Mint duduk dan berpikir. Mungkin dia bisa pakai cara lain.
Selagi berpikir, Mint menghitung berapa jumlah murid yang telah dilabraknya selama bersama Death Eyes. Bukan yang dia labrak sampai disuruh melakukan sesuatu seperti cium kaki. Dia menghitung manusia yang telah ditampar olehnya dan teman-temannya.
Dan... sepertinya ada beberapa. Mint tidak heran banyak yang ingin balas dendam. Seperti mafia, hidup mereka tidak akan pernah tenang. Mint sadar hidupnya tidak akan tenang setelah ini. Di kala pikiran sedang berputar memikirkan dosa-dosanya, Mint mendengar suara pintu dibuka. Suara gaduh pun menjadi hal pertama yang dia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mint (TAMAT)
Fiksi RemajaBerawal dari semburan yang tidak sengaja di wajah cantik seorang Peppermint, kehidupan Gempar di sekolah baru menjadi lebih berat. Bukan hanya makian, tapi rentetan balas dendam yang tidak berujung. Parahnya lagi, Gempar bertemu Mint dalam ekskul Dr...