Yuhuu update lagi pengganti kemarin2 nggak update hehe
Yok tinggalkan vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya😘😘😘🤗❤
•
•
Kaki Mint perlahan berangsur pulih. Tidak seperti pertama kali jatuh, kakinya sudah lebih terasa ringan seperti biasa. Meskipun begitu Mint tetap berjalan dengan pelan dan hati-hati.
Hari ini Mint ikut menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh teman ayahnya di salah satu hotel bintang lima. Datang bersama orangtua dan ketiga kakaknya, Mint berjalan di belakang bersampingan dengan Silver.
Langkah mereka berhenti setelah ayahnya bertatap muka dan berjabatan dengan salah satu temannya. Mint pikir ayahnya akan memperkenalkan dirinya, tapi dia salah. Ayahnya hanya menepuk pundak ketiga kakaknya sambil tersenyum lebar. Seperti biasa, menganggapnya tidak ada.
"Ini kenalin ada Mi––"
"Silver ini yang saya ceritakan pada Anda, Pak Braga." Lukman menyela kalimat Maya yang belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Lukman menepuk pundak Silver sambil tersenyum lebar.
Mint tahu ibu tirinya berusaha memperkenalkan dirinya, tapi ayahnya tidak memberi celah. Kalau tahu dia tidak dianggap, dia takkan ikut. Dia bersedia ikut pun karena Maya yang membujuknya. Seharusnya Mint sudah bisa memprediksi hal ini.
"Oh, ya. Siapa perempuan yang cantik itu? Anaknya Pak Lukman?" tanya Braga, salah satu rekannya sambil menunjuk Mint.
"Iya," jawab Lukman singkat dan padat.
"Namanya siapa? Cantik sekali ya," puji Braga.
"Nama saya Mint, Om," ucap Mint.
"Hai, Mint. Salam kenal ya. Saya baru sekali ini dengar Pak Lukman punya anak perempuan secantik kamu. Sayang anak saya perempuan semua. Kalo ada laki-laki udah saya jodohin deh sama kamu." Braga tertawa kecil.
Mint ikut terkekeh. "Om bisa aja."
"Oh, ya, Braga. Gimana soal proyek yang akan kita lakukan? Verbani bersedia bantu kalo kamu butuh bantuan," sela Lukman.
"Baru aja saya inget. Soal itu..." Braga melanjutkan pembicaraan seraya melangkah pergi bersama Lukman di sampingnya.
Mint mengamati ayahnya. Dia tahu ayahnya tidak suka kalau ada yang mengetahui tentangnya. Rasanya seperti anak haram yang diasingkan. Padahal dia anak kandungnya. Mint tambah kesal.
"Mint, Papa kamu nggak bermaksud kayak gitu," ucap Maya seraya mengusap pundak Mint.
"Biarin aja. Udah biasa." Mint beranjak pergi meninggalkan ibu dan ketiga kakaknya. Lebih baik dia menikmati camilan yang disediakan. Dia tidak ingin membuang waktu hanya untuk berada di sekitar keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mint (TAMAT)
Teen FictionBerawal dari semburan yang tidak sengaja di wajah cantik seorang Peppermint, kehidupan Gempar di sekolah baru menjadi lebih berat. Bukan hanya makian, tapi rentetan balas dendam yang tidak berujung. Parahnya lagi, Gempar bertemu Mint dalam ekskul Dr...