Part || 06 Π•Π

1.7K 43 2
                                    

Mobil ducati berwarna hitam melewati pohon menjulang tinggi ke atas langit . Serta kicau burung yang merdu terdengar di telinga. Cellin sangat menikmati perjalanan menuju rumah Alexander. Melihat dari dalam kaca jendela mobil ingin rasanya Cellin menikmati semua suasana ini. Alexander melihatnya pun terkagum setelah melihat kornea mata berwarna coklat milik Cellin. Ah, ternyata Alexander memanglah sangat kaya. Dia mempunyai Masion di tengah hutan. Bagaimana dengan fasilitasnya? Apalagi dengan gudang makanan milik Alexander sangat tidak sabar di nantikan.

"Xander?"panggil Cellin. Alexander yg sibuk melihat berkas - berkas yang sudah banyak di surel miliknya sampai tidak sadar di panggil oleh Cellin. Sampai akhirnya Cellin mengambil ponsel milik Alexander. " Apa Kau tuli? "tanya Cellin. Mendengar pertanyaan Cellin Alexander bertanya tanya apa dirinya di panggil? Ia langsung menarik lagi ponselnya dari Cellin "hmmm" deham Alexander. "Xander, apa kau punya gudang makanan yg banyak?"tanya Cellin. "Punya"jawab Alexander singkat yang masih berkutik dengan ponselnya. " lantas kau kenapa selalu minta makanan dari apartemen ku? Jangan-jangan kau miskin"sindir Cellin dengan halus. Alexander mendengar tetep menatap ponsel tidak peduli dengan ucapan Cellin.

'Tetep saja makanan yang paling enak di dunia ini adalah masakan mu, kemanapun aku mencarinya sampai keunjung dunia belum tentu seenak masakanmu' batin Alexander

Pintu gerbang berwarna hitam bertema Romania serta tembok seperti tembok besar China tidak bisa menembus peluru pistol manapun kecuali di nuklir milik rusai baru hancur. Melihat sekitar area halaman depan Xander benar-benar indah sekali, pohon pohonnya sangat terawat. Belum lagi depan massion milik Alexander. Yap. Samuel Alexander Miller Hilton tergolong millionner dia bisa membeli apa saja dengan satu tangan tanpa menyentuh barang tersebut.

Cellin makin tidak sabar dengan melihat masion milik Ceo miskin ini. Tak lama mobilnya terhenti di depan pintu masion milik Alexander. Pintu mobil dibuka kan oleh kepala pelayan massion milik Alexander. Di persilakan masuk ke masion. Benar benar menakjubkan sekali massion ceo miskin ini. Cat temboknya bagaikan terasa nyata serta panjangan hiasan di dinding sangat mengesankan di mata. Cellin terpukau dengan keindahan massion Alexander. Alexander melihat dari mata Cellin sangat berwarna ada cahaya di matanya. 'semoga dia betah di tempat ku'batin Alexander.

"Kau selama seminggu berada di massion ku, dan minggu depan kau akan menjadi sekretaris ku."lugas Alexander. Cellin mendengarnya hanya menghiraukan omongan xander. Dia sudah jatuh cinta pada rumah ini.

"Kamar ku dimana?"tanya Cellin.

"tidak ada kamar untukmu nona"jawab Alexander dengan enteng serta senyum mengejek Cellin dengan alus.

"bagaimana tidak ada kamar di massion sebesar ini, Xander!!" teriak Cellin dengan kesal.

"Iya untukmu tidak ada kamar, kau akan tinggal di kamar ku. Tenang saja aku akan menjaga mu saat kau butuh tenaga ku"jawab Alexander. Cellin mendengarnya melengo begitu saja. Sedangkan Alexander pergi begitu saja menuju kamarnya.

---

Dering telefon berbunyi sang pemilik masih tertidur lelap tidak bisa di ganggu gugat. Dering telefon kedua berbunyi lagi dan sang empunya belum juga menangkatnya. Dering telefon ketiga membuat sang empu jengkel dengan suara teleponnya. Sial bagaimana di jam segini ada yang menelefonnya? Mau tidak mau harus diangkat. Penting tidak pentingnya.

"Hall--"
Baru ingin berbicara tapi sudah the to point.

"Tuan, bagaimana ini, nona Cellin sudah tidak ada di kamarnya"ucap mata - mata yang di kirim untuk mengawasi Cellin.

Sang tuannya pun kaget. Tadinya ingin menutup mata sekarang tidak bisa. Mendengar kabar Cellin tidak ada membuat sang tuan gelisah. Oh tidak cinta pertama ku hilang.... Tapi bagaimana bisa? Yg tadinya hanya diam di kamar sekarang sudah kosong.

My Bastrad Boss [#1MillerHiltonSeries]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang