Part || 08

1.1K 17 0
                                    

'cerita tentang kisah kita yang belum selesai sampai saat ini, dan terus masih belum selesai.'- Nicholas Gray Hanson

"Apa kamu ingin berjanji kepadaku? Kamu dan aku akan hidup semati denganku?"ucap Pria berbaju seragam sekolah Sma yang tengah duduk di taman sekolah. Suasananya begitu sangat canggung, Cellin terdiam dengan bicara keluar dari mulut pria itu.

Pria itu tersenyum tipis pasalnya ia melihat pujaan hatinya tersipu malu dengannya. Ia sudah tau watak dan sifat Cellin seperti apa jika ia melontarkan pertanyaan yang mendadak seperti itu. Cellin terpaku terdiam melihat bola mata berwarna abu abu itu. Yang terlihat teduh tidak ada tanda semangat hidup.

"Cell, aku akan tetap bersama mu walaupun banyak pantangan dan rintangannya. Dan aku berjanji aku akan menikahmu agar kita bisa menjadi teman sehidup semati"ucapnya dengan tulus. Pria itu tersenyum tulus.

Pria mengenakan kaos. Berwarna grey serta celana pendeknya berwarna hitam, duduk terdiam dengan masa lalunya. Masa lalunya yang ia rindukan, masa lalunya salah satunya menjadi tempat rumah, masa lalunya menjadi tempat harapan. Namun tidak sebanding dengan cerita drama Korea yang akan happy ending ternyata tidak. Sebelum ujian sekolah pria itu meninggalkan Indonesia untuk sementara. Ternyata tidak sementara. Ia menetap di Spanyol bersama ayahnya.

Ia berniat kembali ke Indonesia untuk menikahi Cellin dengan diam diam. Ternyata diluar dugaan pria itu, Cellin kabur di hari pernikahannya. Ia mengerutukin kebodohan yang ia buat selama ini. Menangis dalam diam  dan dalam kegelapan membuat sesak di dada. Begitu sangat ia rindukan justru Cellin berada di atas gunung sampai ia tidak bisa mengampainya.

"Sialan!! Jika dia bukan orangtuaku sudah ku bunuh dia!"ucapnya dalam tangisnya. Memang tak baginya tapi ini adalah ganjaran untuknya dari semesta sudah meninggalkan perempuan setulus Cellin.

---

Cellin terbangun dalam mimpinya, tiba tiba ia mengingatkan sebuah kisah masa lalunya. Terlena dengan dalam pikirannya. Ia tidak tahu ia sudah berada di dalam pesawat milik Alexander.

"Si bajingan itu, jika aku bertemunya akan ku tagih janjinya kepada ku!!"ucap Cellin dengan isak tangisnya. Kenapa tuhan selalu memberikan ujian sangat berat sekali. Bagi Cellin dia adalah matahari kehidupannya. Ternyata bukan ia menjadi senja bagi Cellin.

Alexander melihat mata Cellin terpesona serta bertanda tanya. Apa yang ada di dalam pikiran Cellin. Dalam diam Alexander sudah jatuh hati pada Cellin.

'klek'

Suara pintu kamar yang sudah terbuka, Cellin langsung menghapus air matanya. Alexander membuka pintu kamar dengan tertatih-tatih agar Cellim tidak bisa mendengar suaranya.

"Kenapa?"tanya dingin Cellin pada Alexander, Alexander duduk di tepi kasur sambil memberikan sapu tangan berada di jazz ternama designer. "10 menit lagi kita berlandas di bandara, kau bersiap lah untuk perjalanan bisnis"Ucap Alexander dengan lugas, Cellin membelalakkan bola matanya yang rasanya ingin menampar Alexander sekarang juga.

"Wtf! Apa katamu? Berlandas? Kapan kita berada di dalam di pesawatnya?"tanya Cellin dengan berteriak seisi awak pesawat pun bisa mendengarkan suaranya.

"10 menit again we a have go to Indian. And kau harus bersiap siap dalam 10 menit itu."ucap Alexander dan sudah memberikan berkas berkas yang akan untuk bekerjasama untuk bisnisnya.

"Apa kau gila? Mana mungkin aku hafal dalam 10 menit untuk berkas sialan ini!"ucap Cellin yang frustasi langsung menarik semua berkas dari Alexander. Ah sudahlah Alexander hanya mengerjainya, ini bukan perjalanan bisnis melainkan bertemu temannya yang akan menikah.

My Bastrad Boss [#1MillerHiltonSeries]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang