Cellin sudah membereskan semua isi kopernya ke lemari baju, sudah tidak terasa hari makin sore. Langit pun berubah menjadi orange yang cantik. 1 jam merapihkan semua baju.
Cellin berjalan menuju ruang tamu, dan untungnya masih rapih dan bersih. Ah, masih ada waktu untuk membuat lamaran kerja. Ia bergegas untuk menulis lamaran kerja di ruang tamu, suara tv yang menemaninya saat ini.
Cellin melihat berita tentang dirinya saat berada di Caffe dekat apartemen tadi, saat bertemu dengan Alexander. Ah tidak mungkin, Cellin di sore hari sudah halusinasi dengan pewaris tunggal Miller Hilton corp.
Cellin menerawang saat kejadian di caffe. Kalau di pikirkan benar juga. Damn! Habislah Cellin saat ini. Ia tidak mau terlibat skandal orang itu. Ia masih menyimpan rasa dengan seseorang di indonesia yang berjanji sehidup semati dengannya. Ah ya, jangan sampai terlupakan oleh Cellin.
Sejenak Cellin menatap langit langit, apakah ini akhir hidup Cellin terlibat dengan seorang Alexander? Ah ia benci situasi ini.
Tidak mau di pikirkan lagi, ia hanya menganggap ini hanya lelucon publik. Ia tidak mau terlibat oleh skandal ini. Ah yang benar saja, ini sudah menjadi bahan perbincangan di kota New York.
Menghela nafas gusar, Cellin tidak akan peduli dengan dirinya bahkan jiwanya. Cellin lupa ia sedang menulis lamaran pekerjaan. Ah tidak tidak, ia harus menulisnya untuk besok melamar pekerjaan.
---
Suara pintu bell di apertemen Cellin membuat ingin berkata kasar oleh seseorang memencetnya. Ia tidak tahu ia sedang memasak untuk makan malam dirinya.
"Sebentar, kau tau aku sedang memasak bajingan."umpatan kesal Cellin.
"Sial breng-."terpotong umpatan Cellin
Setelah membuka pintu apertemen yang membuat Cellin tercegang, bagaimana tidak? Alexander yang bertamu di apertemen Cellin. Yang memencet bel secara kasar.
"maksut mu berengsek?."ucap Alexander yang menatap Cellin. Oh God! masalah menimpanya makin hari makin giat untuk mempermainkan takdirnya.
"Alexander? "ucap Cellin, ia melihat di belakang punggung Alexander ada seseorang, mungkin menurut Cellin adalah temannya.
Tanpa di persilahkan masuk Alexander sudah masuk dan duduk di sopa dengan meja berisi kertas - kertas untuk lamaran pekerjaannya. Alexander melihat tulisannya. Ah, dia malah mengambil lamaran pekerjaan Cellin.
"Alexander, aku tidak terima tamu untuk saat in! Keluar dari apertemen ku sekarang juga!." the to poin Cellin dengan Alexander. Alexander tidak mendengarkan ocehan Cellin ia bahkan melepaskan sepatunya dan menaiki kakinya ke atas meja yang membuat tingkah laku Cellin jengah.
Sedangkan Gerald melihatnya hanya mengelengkan kepalanya. Gerald hanya dia saja duduk besebrangan sopan dengan Alexander melihat adegan kucing dan anjing.
"Kau sudah melihat berita?."tanya Alexander pada Cellin, Cellin mendengarnya langsung menoleh. Ia mengedikan bahunya dengan acuh.
Alexander mencium wangi masakan dari dapur milik Cellin. Ah, memalukan untuk pewaris tunggal M.H Corp perutnya tidak bisa di ajak kompromi sedikit.
Malah ia berbunyi tidak tepat waktunya. Cellin mendengarnya ingin tertawa keras di depan Alexander.
"Apa kau lapar tuan Alexander? Apa kau kekurangan uang mu tidak bisa membeli makanan di saat kelaparan melanda mu?." ejek Cellin secara halus. Tapi respon Alexander? Hanya tersenyum. Oh, tuhan jemput Cellin sekarang juga. Senyum itu adalah bagian terburuknya akan di mulai.
"kau tau? Di massion ku punya Koki Cheff dari beberapa negara hanya 15 orang, dan di kulkas ku sudah banyak sekali bahan makanan dan minuman yang sudah siap tersedia yang di list Gerald. Dan jangan lupa aku mempunyai gudang penyimpanan makanan untuk tidak kelaparan selama 10 tahun ke depan."ucap sombong Alexander pada Cellin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bastrad Boss [#1MillerHiltonSeries]
RomanceAREA TERLARANG UNTUK PARA PLAGIATERS!!! Aldut? 18++? YOU CAN SEE MY STORY! Cellin prameswari, wanita yang baru saja lulus dari universitas di Indonesia. ia di paksa nikah oleh ayahnya. Ia memberanikan diri melarikan diri ke New York di hari perni...