Part || 02 ×

3.7K 57 6
                                    

Cellin terbangun dari bunyi alarm handphonenya, merengangkan leher yang pegal akibat tidurnya yang terlalu lama, ia langsung merapihkan tempat tidur. Beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuh yang sudah lengket sejak datang ke kota ini.

Ia tidak tahu jam berapa ia tidur kemarin sejak memutuskan teleponnya dari Alexander. 10 menit kemudian Cellin keluar dari kamar mandi. Tubuhnya yang sudah terbungkus oleh bathrobe yang berwarna merah maroon serta handuk kecil yang sudah mengikatnya di atas kepalanya.

Cellin melihat arah jam pukul jam 8 pagi, masih pukul jam 8, masih butuh 5 jam lagi untuk menunggu Alexander untuk bertemu di caffe dekat apertemen milik Cellin. Cellin membuka balkon apertemen.

Melihat pemadangan kota New York membuat hati Cellin tenang setidaknya untuk sementara untuk kembali ke indonesia? Tidak akan pernah terjadi.

Menghirup udara kota New york serasa Cellin ingin berjalan-jalan sekitar kota New york. Yap, berjalan - jalan hingga mendapatkan informasi lowongan pekerjaan.

Cellin ingin memakai pakaian di dalam kopernya tapi itu berada di Alexander. Mau tidak mau ia harus memakai baju kemarin. Baru nanti Cellin menganti semua pakaiannya.

-----

Miller Hilton Corp.

Seorang laki laki berbalut dengan jazz dari disegner terkenal di kotanya dengan wajah sangat dingin, seorang tidak ada yang berani menyapa hanya saja menundukkan kepalanya saja, selebihnya takut dengan tatap tajam di miliki Alexander.

Alexander berjalan menuju ke ruangan dengan membawa koper milik Cellin, hal ini membuat mengundang perhatian di kantor miliknya terutama pada perempuan yang mengindamkan seorang atasannya.

Alexander tau ia menjadi pusat perhatian di kantornya yang membawa koper. Tapi apa peduli Alexander? Dia tidak pernah peduli dengan pegawai kantor. Alexander tidak peduli dengan tatap pegawainya.

Baru saja tiba diruangan Alexander kaget ia hanya memasang wajah dinginnya agar tidak terlihat terlalu kaget dengan keberadaan wanita di sopa ruangannya. Bajunya sangat terbuka dan seksi. Tidak membuat Alexander luluh lagi. Hati Alexander sudah membeku sejak melihat percintaan yang panas di club bar milik temannya.

Alexander menuju meja dan bangku kebesarannya ia tidak peduli dengan wanita itu lagi yang sudah membuat kecewa Alexander. Lalu Alexander mengambil berkas-berkas untuk mengisi rapatnya. Wanita itu mendekati meja Alexander. Tapi Alexander tidak pernah menganggap dia ada. Hanya angin yang berlalu.

"Alex, aku bisa menjelaskan semuanya."ujar wanita itu.

"kau salah paham dengan ku, aku menjelaskan semuanya dari awal hingga akhir."ujar wanita itu yang berusaha membujuknya agar bisa berbicara dengan Alexander.

"bisa kah kamu memberikan sedikit waktu untuk menjelaskan?."ujar wanita itu lagi.

"ku mohon, bukan kah kau mencintai ku? Dengarkan lah sebentar saja.

Tidak akan lama."ujar wanita itu yang mulai pasrah. Alexander tidak mendengarkan lagi, ia pura pura tidak mendengar. Tidak peduli dengan wanita itu lagi.

Setelah mendengar kata 'bukan kah kau mencintai ku'Alexander menatap wanita dengan dingin.

Rasanya ia ingin memberi pelajaran tapi tidak bisa. Karena dia seorang wanita yang pernah di cintainya tapi Alexander tidak akan pernah peduli lagi sejak rasa kecewanya tertanam di hati.

"bukan kah kau mencintai ku."ucap Alexander dengan nada penenkanan.

Tubuh wanita seketika menegang setelah mendengar ucapan penuh penekan. Yang belum pernah di dengar oleh wanita itu. Alexander tidak pernah sekasar ini. Tidak percaya Alexander bisa berubah dengan begitu sangat cepat.

My Bastrad Boss [#1MillerHiltonSeries]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang