Hujan deras melanda , beberapa orang berlari untuk meneduh kan diri. Di tambah angin yang bertiup kencang. Untuk beberapa orang dewasa sudah hal biasa , namun berbeda dengan seorang anak kecil yang sedang duduk di pojok sembari mendekap tubuh nya dengan tangan nya. Ia kedinginan. Bibir nya bergetar hebat. Di tambah pusing yang tiba tiba melanda begitu saja. Tidak ada orang disini . Ia tidak sengaja untuk meneduh karena keterpaksaan.
Beberapa jari nya mulai memucat di tambah percikan air hujan mulai memadati bangunan itu. Anak kecil ini berusaha bangkit namun sial nya anak ini tidak cukup kuat. Tubuh nya tidak kuat karena kedinginan. Ia berharap ada yang menolong nya . Beberapa nama di fikirannya terlintas , namun tidak ada harapan jika nama nama yang di fikiran nya menolong nya. Karena tempat ini jauh dari kata di jamahi manusia. Terlebih ia juga bukan terlalu akrab dengan orang orang sekitar.
Tatapan sayu seakan akan menanda jika tubuh nya sudah tidak kuat dan bibir nya kelu untuk di gerakkan. Kening nya panas dan mata nya berkedut. Semoga saja ada keajaiban untuk nya. Mungkin tinggal hitungan detik anak kecil ini tidak sadarkan diri nya . Ia sudah tidak kuat.
Beberapa hitungan detik anak kecil ini tumbang dan jatuh ke bawah dengan tangan yang terlentang. Kehidupannya begitu kejam kepada nya.
....
Setiba nya di rumah sakit. Anak kecil ini di tangani oleh dokter . Sang penolong dari anak kecil ini tengah duduk di depan ruangan. Ia sedang menunggu dari dokter yang menangani oleh anak kecil ini. Administrasi nya sudah ia lunaskan dan juga ia tidak sendiri . Ada kaka dari anak kecil itu. Yaitu gun. Lalu sang penolong itu adalah kaka singto atau singto. Tanpa di sangka dan di duga pada saat itu singto juga sedang mencari tempat teduh. Tak sengaja ia menemukan krist , nama anak kecil itu sudah tak sadarkan diri.
"Aku takut krist sakit kaka" singto tersenyum. Ia berusaha kuat agar gun tidak khawatir. Walaupun singto terlihat masih kecil. Tapi tetap saja ia lebih tua dari gun.
"Semua akan baik baik saja gun" gun hanya mengangguk. Sesekali ia melihat ke arah ruangan itu. Ia belum melihat tanda tanda ruangan itu terbuka.
"Aku kekantin sebentar. Mau minum atau makan apa gun?"
"Teh hangat saja ka" setelah itu singto berjalan ke arah kantin. Kaki nya gemetar karena ia belum makan di tambah ia belum menyenggol obat yang dari tadi ia bawa , kemanapun dan dimanapun. Setiap 3 jam sekali singto harus mengkonsumsi obat. Karena tubuh nya membutuhkan asupan obat dan juga tubuh nya tidak terlalu kuat.
Di kantin ia sudah di hadapkan 1 piring berisi roti beserta selesai dan teh hangat. Singto tidak bisa makan makanan yang berat. Seperti nasi , mie atau pun makanan ayam itu. Singto hanya di beri kesempatan untuk mengkonsumsi makanan ringan. Seperti roti tawar atau roti selai.
Jam tangan nya bergetar , itu menandakan ada telfon masuk. Singto memasang handsfree itu di telinga nya lalu mengangkat telfon itu dari jam tangan nya, mama nya mencari nya ternya. Singto hanya berdecih , ternyata ada orang yang mencarinya. Handphone nya memang tidak di bawa oleh singto , namun jam tangan nya selalu terpasang di tangannya.
"Kau dimana singto?. Tidak bisakah keluar membawa ponsel. Hari mulai gelap. Pulanglah , mama mencari mu sayang. Mama khawatir kamu kenapa napa" omong kosong. Singto sudah sangat hafal dengan wanita jalang itu. Tidak , wanita itu bukan mama nya. Karena mama kandung nya telah meninggal. Papa nya menikah kembali dan singto memiliki adik namun tidak kandung. Di rumah singto selalu setres, karena mama nya itu selalu mendoktrin ia untuk mengkonsumsi obat.
Singto tidak suka dan lagi pula itu hal yang menyebalkan. Singto lelah. Setiap hari harus berhadapan dengan obat. Bau tubuh nya saja sudah seperti apotek berjalan. Apalagi kecing nya?.

KAMU SEDANG MEMBACA
Afraid (Krist- Singto)
Fanfiction"Ka singto mau kemana. Krist takut sendirian. Kaka janji mau nemenin krist kan?. Kenapa kaka mau pergi. Krist tidak mau orang orang itu menyakiti krist " "Kaka tidak kemana mana sayang. Dengar. Kaka akan selalu di samping kamu. Jika kamu takut. Pan...