05

173 16 8
                                    

Sebelum di baca. Coba di resepin lagu yang di atas 😌. Biar feel nya dapat.
Btw thanks yang udah mampir. Walaupun yang respon tidak terlalu banyak. Aku akan tetap konsisten , share sampai selesai atau tamat.

So selamat menikmati.

....

"Banyak hal yang berubah, dan aku harus mulai menerima pun terbiasa. Aku tak lagi meremang dalam sedih atau kecewa. Yang terapal dalam kepala adalah bagaimana aku bisa menjalani hari esok dan seterusnya."

...

Dibawah pohon Cemara terlihat sosok laki laki tengah bermain gitar. Angin pagi tertiup sangat kencang. Laki laki menerus kan setiap petik an yang petik an. Hati nya memang tidak tenang namun ia harus menutupi dengan cara bernyayi. Pagi pagi biasa nya ia memilih tidur namun tidak kali ini. Ia memutuskan untuk bermain gitar yang ia beli dulu.

Sebelum menjadi artis , Krist . Ia sudah membeli gitar ini. Gitar ini adalah hasil dari ngamen dia selama 6 bulan lebih. Karena mahal dan kualitas nya bagus , Krist memilih untuk menabung. Alhasil nya ia berhasil dengan kurun waktu segitu.

Sedikit informasi, Krist membeli gitar ini untuk Kaka nya singto. Namun apa boleh buat. Belum genap 3 bulan uang ia kumpulkan , Kaka nya sudah berangkat ke Tokyo dan lebih menyedihkan ia tidak dapat kabar. Bahkan perpisahan saja tidak. Krist kesal dan marah , namun apa boleh buat. Kaka nya menyiapkan segala nya untuk diri nya dan gun .

Awal nya Krist menolak semua pemberian dari singto . Namun seiring berjalannya waktu Krist mulai menerima bahkan saat Krist sekolah dengan gun , Krist sering pergi ke tempat perusahaan milik keluarga singto . Ia berharap bisa bertemu dengan Kaka nya. Namun apa boleh buat , Kaka nya tidak ada di sana. Bahkan keluarga nya pun mencari keberadaan singto.

Terdengar sangat aneh , namun itu lah yang Krist liat pada saat itu .

Krist bangkit dari duduk nya dan menaruh gitar nya di kursi . Menghirup udara sejenak lalu mengecek ponsel nya. Sejak Kaka nya masuk rumah sakit. Krist sering menghabiskan waktu di sini. Bahkan semua jadwal di tolak oleh Krist. Demi menjaga Kaka nya. Bagi nya waktu adalah seperti es. Bisa meleleh dan menghilang seiring air itu mengalir. Krist tidak ingin kehilangan momen seperti ini.

"Kau kemana saja Krist?. Aku mencari mu ke kantin , ruangan dokter dan beberapa tempat lainnya , ternyata di sini. Huh. Aku lelah mencari mu " celoteh gun yang membawa dua bungkus nasi uduk . Krist menyambut nasi uduk itu dengan tatapan nanar. Ini yang tunggu tunggu. Makanan selalu hadir di setiap sarapan pagi nya.

"Makan lah . Aku akan mengambil teh hangat " Krist hanya mengangguk dan membuka bungkusan nasi uduk. Senyum nya merekah . Ada telur mata sapi dan sambel terasi yang di lumuri ikan teri. Di tambah ada bakwan yang di isi sayuran .

Tanpa fikir panjang Krist langsung menarik ke arah lengan kemeja nya dan mulai makan. Sensasi pedas yang ia rasakan langsung menggema di rongga mulut nya dan juga ikan teri nya terasa begitu menyedapkan. Krist sudah sangat terbiasa makanan sederhana seperti ini. Karena dari makanan ini lah ia sadar jika hidup itu tidak perlu yang mewah , cukup sederhana namun sangat menyenangkan .

Tak lama gun datang membawa teh hangat yang di lapisi oleh plastik . Gun beli di pinggir jalan karena rasa nya lebih enak dari pada makanan di restoran .

"Sudah habis?. Lapar?" Gun terkekeh melihat bungkus nasi tadi dan Krist sedang asik makan gorengan yang beli. Gun tak habis fikir ternyata adik nya begitu lapar.

"Hmm... Ini sangat melezat kan . Beli kan aku begini besok besok , tapi dua porsi ya ka" gun hanya mengangguk. Lalu mereka bersenda gurau sembari menghabiskan makanan yang di beli gun . Setelah itu mereka masuk kedalam area rumah sakit.

Afraid (Krist- Singto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang