06

135 14 0
                                    

,- Maret 2008

Di depan rumah sakit . Terlihat sosok anak kecil tengah menundukkan kepala nya. Entah kenapa hati nya berat meninggalkan kedua adik nya. Adik yang membuat nya semangat untuk hidup dan juga mempunyai tujuan hidup. Tidak seperti 2 tahun lalu.

Singto , anak kecil ini tengah menatap sendu pintu kamar inap adik nya. Krist sedang di rawat di sana bersama gun , Kaka angkat Krist. Singto sengaja tidak lama lama disana , karena tidak kuat melihat adik nya yang masih lemah dan juga Krist pasti tidak akan mau di tinggal oleh singto , ke Tokyo. Hidup nya di Thailand tidak pantas dan juga tidak ada yang mengharapkan nya.

Sungguh , singto setelah kehilangan ibu nya , ia tidak memiliki arah hidup nya. Semua seperti mengekangnya. Papa yang selalu ia bangga bangga kan seperti hilang arah , memarahi nya dan juga sering membatasi semua kerjaan nya termasuk waktu bermain.

Semenjak ibu nya meninggal , papa singto menikah dengan seorang janda 2 anak dan singto muak. Karena jarak pernikahan antara pernikahan dan kematian ibu nya sangat lah dekat , hanya 1 Minggu , bukankah ini sangat di rencanakan?. Singto tidak ingin berkata apapun . Butuh nya ia hanya ada di rumah . Karena bagaimana pun aset perusahaan jatuh kepada diri nya.

Tapi singto tidak ingin semua yang di berikan oleh ibu nya. Fikiran nya hanya tertuju kepada kesehatan nya dan juga semoga Tuhan memberikan hal yang lebih dengan nya. Dari kecil singto sudah di siksa oleh obat obatan yang memuakkan. Bukannya singto menolak , hanya saja ia muak. Sungguh sejak ia di vonis oleh dokter , harapan singto untuk hidup dengan berdamai sangatlah sulit.

Bahkan semenjak mama nya sakit sakit an , singto semakin di sibukkan oleh mengurus mama nya. Singto yang usia nya masih Kecil , mengabaikan perkataan dokter mengenai penyakitnya . Malah menyibukkan diri . Papa singto sejak ibu nya di vonis terkena penyakit paru paru , ia semakin gencar mencari wanita janda dengan paha yang seksi. Singto adalah saksi bisu diantara hubungan papa dan mama nya.

Maka jangan salah kan singto jika singto sangat membenci papa nya. Karena bagaimanapun , pada saat mama nya meninggal , papa nya sangat tak memperdulikan dan pergi ke luar negeri. Demi membahagiakan jalang nya itu. Singto bersumpah serapah agar hidup nya tidak tenang .

Singto yang masih kecil sudah meminggul beban berat . Bahkan pola fikiran nya seperti anak belia mendekati dewasa. Jika di lihat dari luar singto seperti anak kecil. Jika dari perkataan singto seperti anak dewasa. Sangat mendawasai. Bahkan singto terkenal cerdas dengan pola fikiran nya di usia segitu.

Karena keadaan dan kondisi sekitar membuat singto berfikir dewasa .

Maka jangan salah singto jika ia selalu bijak dalam mengambil keputusan .

Namun sesuatu terjadi , tanpa terduga dan juga singto tidak menginginkan.

Ia juga di vonis kanker otak yang diturunkan dari kakek nya. Namun saat itu singto sering check up dan sering mengkonsumsi obat . Sebelum merambat ke mana mana. Ingatan singto masih aman . Namun saat ia menginjak masa remaja , kanker di otak nya mulai menyebar dan sebelum itu kepala singto kecelakaan .

Kembali ke singto yang bimbang dengan perasaannya. Jam tangan yang melingkar manis di tangan nya menunjukkan waktu mulai malam dan juga tiket yang ia beli untuk terbang ke Jepang mulai mendekati terbang .

Singto menelfon salah satu orang terpercaya dari mama nya dan meminta orang tersebut mengawasi Krist dan gun selama ia tidak di Thailand . Singto meminta untuk memberikan apapun yang di inginkan oleh Krist . Entah itu secara fisik atau tidak . Karena yang singto tau Krist menginginkan yang lebih terlebih gun yang notaben nya lebih tua dari Krist.

Afraid (Krist- Singto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang