Love Story

1.5K 91 19
                                    

Remake Love Story by Ela JungShim

.

.

.

Hendery merasa tidak nyaman.

Amat sangat tidak nyaman, dan ia hanya bisa menatap pada satu obyek yang membuatnya merasa tidak nyaman dengan penuh kebingungan.

Di depan seluruh karyawan hotel tempatnya bekerja, tengah di perkenalkan putra dari direktur utama tempat ini, dan orang itu, entah kenapa, sedari tadi terus memandangi dirinya. Bahkan saat ia sedang memberi kata sambutan pada semua staff karyawan hotel ini, orang itu sedari tadi terus memandangi dirinya. Membuat hendery jadi merasa tidak nyaman.

Sebuah senggolan pada lengannya membuat ia menoleh pada renjun, rekan sesama supervisi-nya.

"Ge, kau kenal dengan putra direktur itu?" tanya renjun dengan suara berbisik.

"Tidak. Aku sama sekali tak kenal dengannya. Kenapa?" sahut hendery dengan suara yang bahkan lebih pelan.

"Kalau kau tidak kenal dengannya, kenapa dia terus memandangimu dari tadi?" tanya hendery yang penasaran dengan sikap putra direktur tempatnya bekerja.

Hendery menatap temannya itu, dan menggelengkan kepalanya. "Aku sendiri juga tak tahu, njun. Dan tatapannya itu dari tadi membuatku sangat tidak nyaman." ujar hendery yang kembali menatap ke depan, dan sepasang mata Bambi-nya kembali bertatapan langsung dengan sepasang mata tajam milik putra pak direktur...dan senyum tipis yang tiba-tiba menampakkan dirinya di wajah tampan putra direkturnya itu langsung membuat bulu kuduk hendery meremang.

Tak tahu kenapa, tiba-tiba saja ia merasa seperti seekor rusa yang tengah terpojok oleh seekor harimau.

"Ge?" panggil renjun yang merasa temannya tiba-tiba bersikap aneh.

"E-entah kenapaaku merasa ada hal tak mengenakkan yang akan terjadi, njun." bisik hendery dengan suara yang agak bergetar.

"Huh? Apa maksud—"

"Huang hendery."

Perkataan renjun langsung terhenti karena tiba-tiba saja nama temannya itu terdengar di hall tempat semua karyawan bekerja berkumpul. Renjun langsung menoleh ke temannya, dan sekilas ia bisa melihat ada rasa panik terpancar di sepasang mata sahabatnya, sebelum topeng profesional terpasang pada wajah temannya itu. Sepertinya sambutan yang dilakukan putra pak direktur itu sudah selesai, dan kini ia sudah siap untuk memulai tugasnya sebagai direktur sementara di hotel ini.

"Ya. Saya Huang hendery. Ada yang bisa saya bantu,pak?" sahut hendery dengan suara yang tenang, meskipun ketenangan itu saat ini hanya ada di luar saja.

Dan rasa panik yang sedari tadi sudah memenuhi hatinya menjadi berkali lipat ketika sebuah senyum—yang di mata hendery lebih terlihat seperti sebuah seringai—kembali muncul di wajah tampan direktur semetara-nya itu.

"Huang hendery, mulai hari ini tugasmu sebagai manajer sementara di non aktifkan dulu, karena mulai sekarang kau akan meng-asisteniku." ucap direktur sementara itu dengan nada tegas. "Oh, dan mulai saat ini kau juga berstatus sebagai tunanganku. Setelah ini, aku mengharap kehadiranmu di ruanganku sesegera mungkin."

Bagai petir yang menyambar di siang bolong, rasanya tiba-tiba saja otak jenius seorang Huang hendery jadi membeku dan tak bisa bekerja. Yang bisa ia lakukan hanya terdiam dengan wajah bodoh, dan sepasang mata yang terus berkedip dengan bingung.

'Apa yang sedang terjadi?!'

.

.

.

Hendery Harem BxbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang