#7

495 94 36
                                    

Berhari hari, Hyunjin absen sekolah. Tak menyangkal setiap guru teman dan yang lainnya bertanya pada Bangchan setiap hari.

Seperti hari ini, Hyunjin lagi lagi tidak datang kesekolah. Hanya ada tas yang sewaktu itu sengaja di tinggalkan.

Bangchan benar benar bosan dengan pertanyaan Hyunjin kenapa, kemana, ada apa. Jangankan untuk tau keadaannya, hubungannya saja tidak tau seperti apa sekarang.

Dalam kata lsin, hubungan mereka menggantung. Karena dari mereka berdua tidak ada yang menyatakan kata putus. Dan Bangchan, hari itu hanya mengusirnya saja.

Katakan sejujurnya, Bangchan masih mencitai, menyayangi bahkan tetap tidak ingin melepas diri Hyunjin, meski wajah dan seluruh tubuhnya telah berubah drastis.

Yang ia rasa memuakan dari diri Hyunjin hanyalah ucapan yang terus terusan mengucapkan sesuatu yang tidak masuk akal bagi dirinya.

Apalagi jika bukan tentang setan berbentuk bayi, mana terus menyusu pada Hyunjin, dan yang lebih parahnya itu anak mereka.

Lalu, bagaimana dengan selingkuhan Bangchan? Ahk itu hanya pelampiasan karena Hyunjin tidak lagi bermain bersamanya selama itu. Dia hanya menyewa.

Makanya Bangchan bilang tidak ada alasan. Masa iya dia bilang 'Aku udah lama gak eue kamu, jadi aku nyewa aja dulu buat sementara.' Hell Bangchan gobslin banget sih.

Otong nya si Chan kan minta masuk goa juga. Udah keseringan jadinya gitu, kalo main sendiri mana enak. Eh.

Memang, Bangchan akui jika dirinya terlampau berengsek untuk menyetujui keinginan Hyunjin untuk menggugurkan kandungannya tempo dulu.

Mana dirinya pula yang membuang janin itu.

Sebenarnya, bukan setega teganya Bangchan memberikan janin malang itu untuk jadi santapan anjing liar di jalan yang cukup sepi untuk di lalui.

Hari itu, Bangchan mengendarai motornya dengan sangat hati hati tentu saja. Niatnya hari itu adalah bertujuan untuk pulang sebentar ke rumah orang tuanya yang kebetulan di belakang rumah yang begitu megah terdapat lahan kosong, mungkin itu pas untuk ia jadikan tempat mengubur janin yang tengah ia bawa itu.

Namun sayang, saat itu seekor kucing menyebramg dengan berlari dari kejaran seekor anjing di belakangnya. Jadilah ada kejadian dadakan rem yang Bangchan lakukan, kebetulan pula janin itu langsung terjatuh ke aspal jalan.

Bangchan saat itu langsung mematikan mesin motor miliknya, dan hendak mengambil bungkusan janin. Tetapi sayang, anjing yang mengejar seekor kucing tadi menggondol janin yang jatuh tadi.

Bangchan tentu mengejarnya terlebih dahulu, dan selanjutnya saat Chan melihat anjing itu berhenti, namun yang ia lihat adalah segerombolan anjing yang langsung mengoyak ngoyak janin tersebut.

Kaget? Tentu. Bangchan kembali berjalan dan bertingkah untuk mengusir segerombolan anjing di sana. Namun, janin yang sudah terkoyak rupanya sudah berceceran dan di gondol setiap anjing disana.

Saat sampai di tempat yang tadi pusatnya anjing anjing tersebut, yang tersisaka hanyalah bekas bungkus janinnya.

Dengan hati yang gondok, Bangchan memungut benda tersebut. Ia pun berjongkok, Bangchan lalu menemukan sebuah bola anyaman dari rotan. Yang entah punya disiapa dan darimana.

Dengan hati dan tangan yang lemas, Bangchan membungkus bola tersebut. Yang mana setelahnya, Bangchan menggali tanah seperti di lahan kosong sana.

Sedih, teramat sedih malah. Tapi apa boleh buat? Semua ini sudah terlanjur terjadi.

"Woi bengong aja lu! Kesambet setan baru tau rasa!" Ujar Minho yang menepuk pundak Bangchan yang mana membuatnya membuyarkan kejadian beberapa bulan yang lalu.

Peek A Boo / Chanjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang