#9

488 94 31
                                    

Saat ini, sinar matahari menerobos kaca jendela yang sepertinya sudah dibuka lebar lebar, yang mana berhasil mengganggu acara tidur nyenyak Hyunjin.







Tunggu!








Sinar matahari?!

Hyunjin sontak membuka matanya lebar lebar. Pandangan yang pertama kali menyambut matanya adalah langit langit kamar yang tentu tidak asing bagi Hyunjin.

Langit langit kamar Bangchan. Segera ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.

Benar.

Ini benar kamar pacarnya. Tapi, bukankah Hyunjin terakhir kali berada di salah satu gubuk di dalam hutan? Bertemu dengar arwah gentayang seorang kuncen dulu yang lalu menyemburkan cairan merah yang amat bau, dan setelahnya ia tidak ingat apapun karena baunya yang benar benar tidak tertahankan.

Lalu bagaimana bisa ia sekarang ada di dalam kamar kekasihnya itu.

Secepat mungkin ia mengingat sesuatu. Buru buru ia menyingkapkan selimut tebal berwarna abu yang mebalutnya.

Ahk perutnya rata. Itu tandanya ia masih normal bukan? Kembali Hyunjin menatap tangannya yang sekarang. Oh! Kembali normal, tidak kurus kering seperti kemarin seingat dia.

Segera Hyunjin bangkit dari sana lalu turun dari ranjang dan langsung berjalan menuju cermin. Sesaat dirinya tertegun melihat pemandangan dirinya yang tampak jelas tidak seperti kemarin.

Hey?! Ada apa ini, siapapun Hyunjin butuh penjelasan.

Apa selama ini dia hanya bermimpi? Tapi jika iya, semua yang di laluinya terasa begitu nyata.

Melamun karena memikirkan apa yang sedang terjadi, Hyunjin tidak tau jika ada seseorang yang masuk kedalam kamar kekasihnya.

Siapa lagi jika bukan pemilik kamar itu, Bangchan.

"Sayang?" Panggil Bangchan.

Barulah Hyunjun tersadar, lalu menoleh kearah Bangchan berada. Wajahnya nampak masih bingung. Kekasihnya tidak lagi memakai seragam putih abu, melainkan celana hitam serta kemeja putih.

Masa Bangchan sudah bekerja? Kapan mereka lulus dari sekolah? Oh! Bangchan memakai dasi dengan rapi. Rambutnya juga di tata dengan rapi, seperti bukan anak sekolahan.

Karena acara tertegun dengan penampilan Bangchan, Hyunjin tidak menyadari jika kini pria dominannya sudah berada di hadapannya.

"Kenapa hm? Ada sesuatu yang lagi di pikirin?" Tanya Chan, yang lalu menyisir rambut rambut Hyunjin yang berantakan dengan ruas ruas jarinya.

Hyunjin terdiam akan perilaku Chan saat ini. Ia sedang merasakan sesuatu, sesuatu yang tengah berusaha ia membedakan antara ini nyata atau tidak.

"Mau kemana?" Tanya Hyunjin polos, yang tentu itu membuat Bangchan menghentikan aktivitasnya.

Sekarang, tangan kekarnya mengusap lembut pipi Hyunjin dengan lembut, seakan itu adalah sebuah sesuatu yang mudah rusak.

Masih tidak menjawab, Bangchan malah menarik Hyunjin kedalam pelukannya setelah mengusapkan ibu jarinya di pipi Hyunjin.

Aroma wangi tubuh Chan tetap sama di indra penciumannya. Ia merindukan sosok ini, karena yang ia ketahui jika kekasihnya ini telah menjauh dan berkhianat padanya dengan menyetubuhi orang lain.

"Kenapa kamu bertanya aku mau kemana, tentu jelas aku mau pergi kerja." Ucap Bangchan menjawab pertanyaan Hyunjin sebelumnya.

"Kamu tau? Aku senang dengan keluarga kecil kita." Lanjut Bangchan yang malah membuat Hyunjin mengerutkan alisnya.

Peek A Boo / Chanjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang