#12 END

887 98 79
                                    

Setelah hari itu, semua telah kembali seperti sedia kala. Felix dan Jeongin yang selalu berdua tanpa ada orang lain yang mengusik, lalu Hyunjin yang kemana mana pasti akan bersama Chan.

Ingatkan ucapan Jeongin kala itu yang berucap Hyunjin akan baik baik saja jika tidak sendirian.

Ya memang pada dasarnya jika ada setan yang menginginkannya akan susah untuk di hindarkan dari orang yang di inginkannya.

Seperti Hyunjin. Dia di inginkan oleh hantu yang kalian ketahui adalah anaknya sendiri.

Bagi Jeongin dan Felix, tugas mereka sudah selesai namun akan tetapi mereka tetap memantau Hyunjin saat berada di sekolah, lebih tepatnya Felix yang memantau. Tali jika sudah di luar itu bukan haknya juga untuk tetap memantau Hyunjin, masih ada sanak keluarga lain atau bahkan Bangchan yang memang berstatus pacarnya akan senan tiasa berada di dekat Hyunjin.

Kebetulan ini adalah haru sabtu malam minggu, dan Bangchan tengah terduduk di sofa ruang tamu keluarga Hyunjin. Menunggu si anak bungsu keluarga itu untuk bermain dan tentu saja menginap.

Hei?

Lagi lagi, Keluarga mereka akan mengunjungi ambunya Hyunjin, dan Hyunjin menolak ajakan sang mama tadi siang. Jadi, dia menelpon Bangchan untuk menjemputnya.

"Chan." Panggil pria dewasa yang rupanya kakak dari Hyunjin. Dia lalu ikut bergabung dengan Bangchan yang lalu memasukan hp nya kedalam jaket, karena sebelumnya ia tengah memainkan benda tersebut.

"Iya kak?" Sahut Bangchan. Minhyun menghela napasnya kala sudah duduk di sebrang sofa yang Bangchan duduki.

"Dulu kenapa gak nyegah buat gugurin kehamilan Hyunjin?" Tanyanya, Bangchan menatap Minhyun dengan pandangan yang entahlah, antara bingung dan malas membahasnya.

"Sebenarnya yang mengusulkan mengaborsi adalah saya sendiri kak." Jujur Bangchan, yang dapat ia lihat Minhyun mengeraskan rahangnya saat mendengar kebenaran lagi.

"Tapi itu semua karena adik kakak sendiri yang berucap jika dirinya belum siap untuk memiliki seorang anak." Lanjutnya. Dan Minhyun masih menatap Bangchan akan raut kekecewaannya pada pria di hadapannya.

"Maaf untuk sebelumnya karena hal ini dan tindakan kami yang sembrono membuat anda kecewa." Sesal Chan yang lalu menunduk.

"Jika saja saat itu Hyunjin tidak memilih untuk mengaborsi kehamilannya, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Minhyun lagi.

"Tentu bertanggung jawab penuh, Hyunjin begitu juga karena ulah saya. Seandainya saya masih bisa menahan nafsu saat Hyunjin menginap mungkin saja hal ini tidak pernah terjadi." Ucap Bangchan dengan keseriusan yang terlihat oleh kakak Hyunjin tersebut.

"Karena semua sudah berlalu juga, dan Hyunjin telah mengalami hal seperti ini. Selanjutnya apa yang akan kamu lakukan untuk adik ku? Bukankah akan sangat sulit bagi Hyunjin untuk kedepannya?" Lagi, Minhyun bertanya.

Bangchan sebelumnya tersenyum, lalu menatap kakak kekasihnya dengan serius. Tidak lama tangannya terangkat sebatas kepalanya.

"Saya Bangchan, seperti yang anda ketahui jika saya adalah kekasih adik anda. Bukan dasar setelah kejadian ini, tetapi memang benar benar dalam hati saya untuk bersumpah atas nama cinta yang telah saya berikan padanya.

Demi nama Al-Kitab yang saya pedomani seumur hidup, saya akan selalu berada di samping Hyunjin apapun keadaanya. Dalam keadaan apapun, saya akan tetap berada di sampingnya sekalipun itu adalah sebuah kematian saya akan tetap berada disisinya.

Katakan sudah dibutakan mata hati saya oleh orang yang bernama Hyunjin untuk sekedar melirik orang lain. Maka dari itu saya akan menyerahkan kehidupan saya untuknya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Peek A Boo / Chanjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang