Jauh terbentang jarak, Hyunjin berhasil melewati jalan setapak di dekat villanya. Memandang senang dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.
Pemandangan danau yang tenang di tengah hutan pegunungan tersebut mampu memanjakan matanya.
Semenjak ia datang ke villa, setan kecil itu tidak lagi ada di sekitaranya saat ini. Apa mungkin setan itu tidak dapat pergi kesini?
Tapi, mana peduli Hyunjin. Ia akan terbebas dari kegiatan menyusuinya si tucil, meski ia yakin si tucil lambat laun akan datang kembali mengahmpirinya.
Angin sejuk menyapu permukaan wajah Hyunjin, rambut yang sudah memanjangpun tersapu sapu, sehingga menimbulkan kesan cantik bagi siapapun yang melihatnya.
Karena pemandangan di depannya ini, Hyunjin sedikit melupakan apa yang tengah ia alami saat ini.
Moment melihat pacarnya tengah bersetubuh dengan wanita lainpun Hyunjin melupakannya. Jika ia bisa memilih, Hyunjin ingin kembali ke waktu dimana ia dan Chan tidak melakukan hal itu.
Bahkan ia juga berharap jika memang sudah waktunya hamil, ia tidak akan egois untuk menggugurkan kandungannya tempo dulu.
Rasa penyesalan akan kelakuannya dulu baru terasa sekarang. Saat memandangi genangan air danau yang luas di depannya, ia mengingat waktu kapan ia mengugurkan kandungannya.
Jika di pikir pikir, mungkin sekarang Hyunjin masih hamil dengan usia kandungan 8 bulan lebih. Dengan perut buncit berisikan buah hati Hyunjin bersama Chan, kemungkinan besar juga dirinya sudah menikah dengan Chan saat ini.
Tapi sudahlah, biarkanlah semua sudah berlalu. Mungkin yang kini terjadi adalah sebuah karma baginya karena menggugurkan janinnya saat itu, yang mana pula jantung dan sarap sarapnya sudah mulai berfungsi.
Bodoh
Satu kata untuk kehidupan Hyunjin.
Dirinya baru terpikir. Bagaimana jika bayi yang dia gugurkan adalah penerus orang sukses, penerus para orang orang no satu di dunia. Atau bahkan mungkin anaknya kelak akan menjadi seorang kepala Bupati, Gubernur atau mungkin juga seorang Presiden.
Tapi pupus juga sih pikirannya tersebut, sekarang janinnya tidak tenang karena ulah dirinya. Bahkan apa mungkin si tucil berada di sekitarannya? Lalu kemana dia?
Hey hey hey
Hyunjin bukannya sudah menerima seongok setan itu, melainkan terpaksa. Ya terpaksa harus menerima, mengapa demikian? Entahlah Hyunjin tiba-tiba saja menerima dan dengan mudahnya memberikan asi itu pada si tucil.
Anda pusing? Sama saya pun pusing sendiri.
Mata yang semula memandang hamparan air yang tenang, seketika tidak sengaja menatap perutnya.
Deg!
Mata Hyunjin membulat kala melihat perutnya yang membuncit seperti seorang badut. Terkejut, tanganya hendak menyentuh perut bulatnya tersebut.
JEDAAR!!
Kembali Hyunjin di kagetkan dengan suara guntur yang begitu keras. Matanya sontak menatap langit, rupanya sudah mendung dan akan segera turun hujan.
Serasa ingat tangannya menggantung di udara, Hyunjin kembali melihat perut miliknya.
Eh?
Kembali rata. Perutnya kembali rata seperti sedia kala. Dengan cepat ia menyentuh perutnya dengan kedua tangan miliknya.
Benar, perutnya tidak membuncit. Mungkin tadi ia hanya berhalusinasi karena sebelumnya, Hyunjin sempat berpikir tentang kehamilannya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peek A Boo / Chanjin ✔
TerrorDing dong! Aku tau kamu mendengarku ayo buka pintunya aku sedikit ingin bermain mama.... Mulai 29-03-2021 Tamat 25-04-2021