3

597 67 2
                                    

Keesokan harinya setelah jam istirahat makan siang berakhir, Sasuke menghubungi Jugo selaku tangan kanannya untuk meminta informasi terbaru mengenai wanita yang selama ini ia cari.

"Bagaimana?" Sasuke menyenderkan punggungnya pada kursi kerja miliknya sembari memperhatikan Jugo yang berdiri dihadapannya.

"Saya mendapatkan informasi penting, Sasuke - sama," ucap Jugo.

"Apa itu?" Sasuke sedikit terkesiap mendengar ucapan dari Jugo.

"Saya mendapatkan informasi jika wanita itu membuka toko laundry." Jugo mengambil pulpen di dalam jasnya, menuliskan sesuatu pada secarik kertas yang dia ambil dari meja Sasuke.

"Toko laundry?" Sasuke menaikan sebelah alisnya.

"Dari informasi yang saya dapatkan wanita itu sudah membuka toko laundry selama beberapa tahun belakangan. Ini alamat toko laundry itu, Sasuke - sama." Jugo meletakan secarik kertas tersebut pada meja Sasuke.

Sasuke mengambil kertas tersebut. Dengan diam, Sasuke memperhatikan alamat yang dituliskan oleh Jugo di kertas.

"Sudah beberapa tahun belakangan? Dan kau baru mendapat informasi ini?" Nada suara Sasuke meninggi.

"Maaf, Sasuke - sama. Itu kesalahan saya." Jugo menundukan kepalanya. Akan percuma jika Jugo memberikan alasan pada Sasuke.

"Kau lambat, dan itu kesalahan fatal. Kau ku hukum! Kau harus membantu kepolisian memecahkan kasus yang tidak pernah selesai. Kau harus menyelasaikan kasus itu dalam waktu tiga hari! Jika tiga hari belum juga selesai, kau akan ku pecat," ucap Sasuke dengan penuh ketegasan.

Ucapan Sasuke tentu saja membuat Jugo berkeringat dingin. Jugo sudah berkeluarga, ancaman pemecatan merupakan hal yang sangat menakutkan untuk keberlangsungan hidup keluarga kecilnya. Disisi lain Jugo bersyukur hukuman yang diberikan Sasuke dapat melatihnya menjadi lebih baik. Bertahun - tahun bekerja menjadi tangan kanan Sasuke tentu membuat Jugo memahami sifat bosnya ini, terkadang Sasuke melakukan sesuatu secara tidak frontal, sehingga siapapun harus mencari maknanya sendiri.

"Baik, Sasuke - sama." Jugo menegakkan badannya seakan - akan ia siap menerima semua perintah dari bosnya.

"Silahkan keluar." Sasuke menyuruh Jugo keluar tanpa melihat kearah Jugo. Matanya terus memperhatikan kertas dengan berbinar.

"Sudah lama Anda mencari wanita itu, Sasuke - sama. Saya sangat yakin ini adalah awal yang baik, mengingat kita belum pernah mendapatkan informasi yang berarti selama ini," ucap Jugo sebelum keluar dari ruangan Sasuke.

"Hn."




🌸🌸🌸




Sore Hari

"Nah anak - anak kebanggaan kaa - san, kalian berlatihlah dengan giat, agar kalian bisa melindungi kaa - san kesayangan kalian ini." Sakura berjongkok guna menyamakan tinggi kedua anaknya, Sakura mengekspresikan emosi berupa menepuk - nepuk pundak kedua anaknya. Menepuk - nepuk pundak kedua anaknya akan membuat mereka merasa mendapat sentuhan suportif, lebih bersemangat untuk aktif berkegiatan.

"Hn/Baik, kaa - san." Kei dan Akira berucap dengan bersamaan.

Sudah menjadi rutinitas Kei dan Akira berlatih taekwondo setiap dua kali dalam seminggu. Dan sudah menjadi rutinitas juga untuk Sakura menemani Kei dan Akira berlatih setelah pulang bekerja.

"Patuhi pelatih kalian, agar kalian tidak celaka!" Sakura berkacak pinggang, menegaskan kalau ia tidak sedang bermain - main dengan ucapannya.

"Baik kaa - san. Kaa - san akan menunggu kami berlatih, kan?" Kei menatap Sakura dengan penuh harapan.

Bring her BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang