1 bulan yang lalu
Pukul 22.03
Jeonghan : lo dimana?
Jeonghan : yg lain udh ngumpul ditempat.Dokyeom : sorry banget, gua ngga bisa ikut.
Dokyeom : uji maksa minta anter ke rumah sakit.
(Read)Jeonghan berdecak lalu mengantongi ponselnya ke dalam saku, "dia nggak jadi ikut, ada urusan dadakan." serunya memberi tau keempat temannya yang sudah berkumpul.
Hoshi, mingyu, seungkwan, dino.
"Lah padahal dia yang ngajak." celetuk dino sedikit kecewa.
"Yowes lah, yang penting papan nya udah ada di kita." ujar mingyu sambil memegang sebuah papan pemanggil makhluk halus ditangannya. Papan Ouija.
Setelahnya mereka berempat mulai memasuki sebuah gedung yang pernah mereka sewa dulu kemudian pergi menuju satu ruangan yang terletak tepat disebelah studio mereka dulu.
Ruangan yang selalu terkunci.
Pukul 22.56
Penunjuk papan ouija itu terus bergerak sendiri meski tak ada satupun dari mereka yang memberi dorongan untuk menggerakkan nya. Hantu lah yang menggerakkan nya.
"Apa yang lo mau?" tanya hoshi tegas, lebih tepatnya berusaha tidak takut.
"K"
"I"
"L"
"L"
Mereka semua berpandangan dengan keringat dingin yang menetes dari pelipis mereka.
Seungkwan menelan salivanya kasar lalu bergumam, "gak bisa bahasa inggris."
"Bukan waktunya becanda, goblo— aw!"
Omongan dino terpotong ketika jeonghan mencubit lengannya kuat.
"Bahasanya!" tegur jeonghan.
Adat perilaku, sangat penting dan perlu diperhatikan kapanpun dimana pun dengan kondisi apapun.
Jangan sampai membuat siapapun tersinggung karena perilaku ataupun ucapan. Apalagi makhluk halus yang tidak diketahui seberapa jahatnya makhluk itu.
Brak!
"Shit.."
Kursi-kursi yang ada di dalam ruangan itu tiba-tiba terbanting dengan sendirinya bahkan hampir mengenai seungkwan yang sedang menahan dirinya sendiri untuk tidak merengek ketakutan.
"Please, gua masih pengen hidup lebih lama." rengeknya kemudian dihadiahi tatapan tajam dari hoshi.
"Kalo masih mau hidup jaga omongan lo." desis hoshi.
Seketika suara cekikikan berhasil mengalihkan atensi mereka, dino sudah tertunduk dengan seringaiannya yang mengerikan.
Jeonghan menelan salivanya, dino dirasuki. "Sial— mingyu!"
Suasana makin ricuh saat dino tiba-tiba mencekik leher mingyu dengan sangat kuat sampai mingyu kesulitan bernapas. Yang lain heboh menolong mingyu untuk melepaskan cengkraman dino.
"AKHH!" teriak mingyu kemudian berhasil terlepas dari dino dengan napas terengah-engah.
Serta dino yang tiba-tiba terhempas dan tak sadarkan diri.
"Lari!"
Detik selanjutnya mereka segera meninggalkan ruangan tersebut dengan dino yang digotong oleh hoshi, dan tak lupa mengantongi kembali papan ouija tersebut.
Pukul 00.39
Mingyu menatap pantulan dirinya di cermin, lebih tepatnya menatap lehernya yang memerah bekas cekikan dino tadi.
"Shh, kuat banget gila cekekan nya."
Mereka sudah pulang ke apartemen masing-masing dan setuju untuk merahasiakan kejadian tadi untuk sementara waktu.
Mingyu mengerutkan keningnya saat melihat bayangan hitam dari celah pintu berada di depan kamarnya.
Padahal ia hanya tinggal sendiri di apartemen.
Ia segera lompat ke atas kasur lalu menutupi tubuhnya dengan selimut dan memunggungi pintu kamarnya, berusaha untuk mengabaikan bayangan itu.
Kemudian matanya terbelalak saat ingat sesuatu,
"Sialan, gua lupa bilang 'good bye'."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For Fun | Seventeen ✓
Fanfictionberawal dari niat cuma untuk 'asik-asikan' berakhir menjadi pertaruhan nyawa yang diakibatkan 'asik-asikan' tersebut. ft. seventeen.