12

2.3K 492 148
                                    

"Argh semua kekunci, bangsat!"      geram wonwoo marah dan menendang kencang pot bunga yang ada disebelahnya.

Dokyeom terdiam bingung. Pikirannya benar-benar kalut sekarang. Bagaimana bisa semua akses masuk ke dalam villa tiba-tiba gak bisa dibuka semua?

"Setan biadab."    gumamnya.

Wonwoo mengusap wajahnya kasar lalu menatap dokyeom, "Mingyu mana?"    

Dokyeom menggeleng, "Nggak tau tadi dia bilang mau ke mobil dulu."     jawabnya membuat wonwoo berdecak.



"Guys, minggir!"     

Panjang umur, mingyu tiba-tiba datang dengan kapak ditangannya dengan sok gagahnya.

Kapak yang sebelumnya sempat melayang dengan sendirinya dan bahkan hampir melukai mereka.

"Lo mau ngapain?"     tanya dokyeom was-was.

"Buruan awas, kuda!"      seru mingyu.

"Si anjing malah ngatain."      

Meski begitu dokyeom dan wonwoo tetap menuruti perkataan mingyu untuk minggir dari sana.

"Hiyahh!!"        teriak juang mingyu.



Prang!!



Dokyeom wonwoo terbelalak karena ide cerdas mingyu. Kaca jendela berhasil dipecahkan, gak cuma itu, pintu pun berhasil diterobos setelah gagangnya dihancurkan oleh mingyu.

"Berhasil!"      kata mingyu senang lalu menatap kedua temannya yang ikut senang.

"Tumben otak lo dipake."       puji dokyeom.

Mingyu mendelik, "Makanya punya lo jangan dijadiin otak otak!"

"Ceritanya becanda? Xixixi, ngakak abiezz."     ledek dokyeom.

"Jingan."     umpat mingyu.

Sedangkan wonwoo, dia gak peduli dan sudah masuk duluan ke dalam villa meninggalkan dokyeom juga mingyu yang malah adu omong. Di otaknya cuma kepikiran teman-temannya yang lain.

"Eh, wonwoo!"      pekik mingyu langsung menyusul wonwoo diikuti dokyeom setelahnya.






Suasana villa begitu gelap dan mencekam sama sekali tak ada cahaya kecuali pencahayaan dari sinar bulan. Itupun gak terlalu terang kaya biasanya, karena malam ini kebetulan langit mendung.

"Temen-temen?"     panggil wonwoo.

Tak ada sahutan. Sepi.

Dokyeom yang dasarnya penakut, auto meremas baju mingyu. Sedangkan mingyu, meremas kapak yang masih dia bawa.

"Kenapa lo bawa-bawa kapak sih, nying?!"    gemas dokyeom.

"Buat jaga-jaga lah, nyet!"    sungut mingyu.

"Psikopat anjir!"

Detik selanjutnya mereka tiba-tiba hening saat wonwoo tiba-tiba terdiam.

"Bau darah.."     gumam wonwoo.

Mendengar itu, bulu kuduk dokyeom mingyu auto berdiri.

"Ada yang mendekat.."     gumamnya lagi.

Mata wonwoo bergerak tajam saat suara langkah kaki tertangkap oleh telinganya meski suaranya begitu samar dan kecil.



Brukk!



"ASDFZBWLXP-2#$;!!"

Suara dokyeom mendominasi saat punggung mereka bertabrakan dengan sesuatu.



"Vernon anjing, lo ngapain bangsat?!!"


Mereka kaget sekaligus menghela nafas lega, karena yang mereka tabrak ternyata manusia yang syukur nya ternyata teman mereka.

Tapi bukannya menjawab, vernon malah terlihat sangat shock. Wajahnya pucat pasi, bahkan keringat dingin mengucur dari pelipisnya.

"Lo kenapa?"    tanya mingyu.

Tangan vernon terangkat dengan gemetar lalu menunjuk arah dapur, "M-myungho..."




"Myungho kenapa?"        tanya wonwoo menuntut.


Sialnya jawaban vernon selanjutnya membuat mereka membelalakkan mata gak percaya.











".. dibunuh dino."



















"Hahahaha.."

Jantung mereka berdegup kencang saat suara yang disebut muncul dari belakang mereka.

Membuat mereka reflek berbalik dan mundur menjauh.

Dino ada disana menyeringai seram, dengan pisau berlumuran darah ditangannya.

"Din.. nyebut anjir!"    teriak dokyeom ketakutan sambil memeluk vernon.

"Dia bukan dino."      seru wonwoo.

"M-maksud lo.. kesurupan?!"    teriak dokyeom lagi.

Wonwoo mengangguk, tapi sialnya radarnya kembali bekerja dan tubuhnya menegang.

Saat menyadari.. satu orang lainnya kini ikut dirasuki.

"Sial.."




Prang!!


"Argh!!"

Sebuah meja baru saja terbelah, serta vas bunga pecah berkeping-keping. Karena ulah kapak yang mingyu layangkan.

Mingyu juga dirasuki.

Tapi untungnya, wonwoo berhasil mendorong dokyeom juga vernon untuk menghindar. Meski mereka kena benturan tembok, tapi itu gak seberapa. Daripada terbelah menjadi dua bagian oleh kapak mingyu.

"Kiming anjing, nyebut juga lo nyebut!!"      pekik dokyeom gemetar takut.

Satu hal yang baru mereka sadari, mereka membentur tembok pojokan. Yang artinya kini mereka dikepung oleh dino yang membawa pisau, juga oleh mingyu yang berkapak.

"Plis, gua masih mau hidup. Gua belom bayar utang teh gelas warung depan kosan gua dulu!"         lirih dokyeom gemetar.

Sedangkan dino dan mingyu hanya menatap mereka dingin.

Perlahan tapi pasti, kapak juga pisau mulai terangkat mengarah pada mereka bertiga.


Namun seketika mereka terdiam untuk sepersekian detik saat suara teriak-teriakan rusuh nan gak jelas terdengar mendekat ke arah mereka.







Brukk!!







"EH SORRY!"

Mingyu tersungkur, serta kapaknya terlepas dari tangannya saat tiga orang menabrak mingyu dengan gak santainya.
























"Seungcheol, woozi, joshua!!"


































Halo,
Maaf baru bisa update gara-gara kesehatan aku sempat down.

Kalian jaga kesehatan selalu ya!
Aku udah jauh lebih baik kok;)
/gk ada yg nanya:")

Makasih udah nunggu,
Mari ramaikan vote komen,
Dan streaming Ready to Love<3

Just For Fun | Seventeen ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang