.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Beberapa hari setelah kejadian rencana yg gagal dari para tim untuk hinata, mereka kembali beraktivitas seperti biasa. Mereka sudah lelah dengan semua rencana2 aneh yg mereka buat sendiri, toh itu juga tidak ada hasilnya sama sekali, sampai sekarang mereka masih belum nganu atau semacamnya.
Begitu juga dengan (name) dia sudah melupakan kejadian waktu itu dan menganggap nya cuma kebetulan. Kebetulan yg tidak menyenangkan.....
Untungnya saat itu temannya datang tepat waktu, kalau tidak pasti dia sudah.....
"Haaah......" Ucap (name) sambil terus berjalan di bawah rintikan hujan
Dia bukan sedang ngedrama, tapi sedang di perjalanan ke minimarket.
Tapi kalo di buat drama juga, seperti nya akan bagus, muka (name) yg sudah mendukung dan payung hitam yg menjadi pelengkap nya. Persis kek drama2 korea yg pernah di tonton (name) sebelumnya
Okeh kembali ke kenyataan, sekarang (name) sudah sampai di minimarket nya. Dia langsung mengambil keranjang belanjaan dan mulai berbelanja kebutuhan2 nya
Ya walaupun itu cuma berdominan makanan dan minuman ringan saja.
"Rasa matcha atau mint ya, enakkan yg mana sih" gumam (name) yg tengah bingung memilih minuman yg hendak dia beli itu
"Matcha aja lah"
(Name) mengambil minuman rasa matcha, dua. Dia berniat untuk memberikan nya pada hinata nanti.
"Okeh sudah semu-"
Bruk,
"Duh" ucap (name) tak sengaja menabrak seseorang.
Ah tidak, dia yg menabrak orang itu
"Summimasen, aku tidak lihat jalan tadi" sambungnya
"Lah (name)?"
"Ha?"
(Name) mendongakkan kepalanya menatap ke arah suara.
"Lah Rey?" Balas (name)
Ternyata orang yg dia tabrak adalah Rey,
".....yabe......" Gumam Rey
".....kau tidak melihatku~ kau tidak melihatku~" sambungnya sambil memalingkan wajahnya dari (name)
(Name) hanya bisa menatap datar kelakuan laki2 di hadapannya ini.
"Hey, aku ini tidak sebodoh yg kau kira...." Gumamnya pelan
(Name) berdecak lalu menarik tangan Rey yg menghalangi wajahnya itu
"Kenapa kau menghindari ku?" Tanyanya
"Hah? Kapan? Aku tidak pernah seperti itu....."
"Barusan jir!" Ucap (name) lagi ngegas
"Ah~ masa sih, gk deh....."
(Name) menghela nafas
"Kau sudah pulang ke rumahmu?" Tanyanya
"......um....ya...."
(Name) menaikan satu alisnya, dia punya insting kalo Rey sedang berbohong sekarang
"Kau bohong ya" ucapnya
"Hah? Mana ada, hahaha, untuk apa aku berbohong, haha, ha, ha....."
"....."
"......duh!! Jangan menatap ku seperti itu dong" ucap Rey yg dari tadi di tatap horor oleh (name)
"Habisnya kau tadi bohong kan"
"....... itu....."
(Name) kembali menghela nafas dan menarik tangan Rey menuju kasir
"Lah ngapain-"
"Aku mau bayar belanjaan ku dulu baru setelah itu kau ceritakan semuanya" sela (name)
"Lah aku gimana dong? Aku juga mau belanja"
"Bodo, dah ah cepet"
Dengan terpaksa akhirnya Rey menurut pada (name) dan tidak jadi belanja.
Setelah (name) selesai membayar di kasir dia mengajak Rey untuk bicara dengan nya sebentar. Mereka sedang ada di kafe yg tidak jauh dari minimarket sebelumnya.
"Jadi gimana ceritanya" ucap (name)
"Hah? Cerita apa ya....., Kok aku lupa....."
"Kau ingin aku lempar sepatu ku hah!"
"Eh jangan! Tega banget sih...."
"Ya sudah cepat katakan"
"......."
"Setelah pergi dari rumahku kau kemana hah?" Tanya (name) lagi
"Ke rumah ku.....lah...."
"Uso"
(Name) kembali berdecak lalu menaruh tangannya di meja dan sedikit mendekatkan wajahnya pada Rey
"Jawab jujur atau aku santet kau" ucapnya
"Se-serem amat, mainnya santet2 tan....."
(Name) mengubah posisinya kembali seperti semula
"Jadi kau pulang ke rumah atau tidak" ucapnya
"....."
Rey menggeleng pelan sebagai jawaban
(Name) kembali menghela nafas,
"Lalu kau tidur dimana dong"
"......di penginapan kok....."
(Name) langsung menatap datar Rey, dia tau Rey masih berbohong. Di sini tidak ada penginapan yg murah, dan juga lumayan jauh. Jadi tidak mungkin dia tidur di penginapan hari itu, duit dari mana coba.
"Rey aku serius" ucap (name) lagi
Rey menghela nafas panjang dan menaruh dagunya di meja
"Iya aku tidur di pinggir jalan, tepatnya di depan toko yg ada di sana itu~" ucapnya pelan
(Name) sudah menduganya, toh Rey memang orang yg berpendirian teguh, kalau dia tidak kau ya tidak mau, dia gk gampang merubah keputusannya begitu saja. Jadi sangat besar kemungkinan kalau dia tidak pulang dan malah tidur di pinggir jalan seperti yg di katakan nya tadi.
"Keras kepala, egois" ucap (name)
"......"
"Dia memang terlalu cepat menyimpulkan sesuatu yg belum pasti, dasar, aku benci padanya" sambung (name)
Rey mengerutkan alisnya, lalu sedikit melirik ke arah (name)
"Tunggu, tadi kau bicara padaku atau....."
"Bukan lah! Aku sedang bicara tentang manusia bodoh yg tinggal bersamaku saat ini"
"Ha? Etto......maksudnya....suamimu?"
"Tentu saja! Dia itu sangat egois bukan! Kenapa coba dia tidak mau mendengarkan penjelasan kita dulu, main mikir yg gk jelas aja, padahal kan kita cuma teman, apa salahnya seorang teman main ke rumah temannya, bodoh! Menyebalkan!" Gerutu (name)
Rey jadi rada ngebleng dengan itu, dia pikir (name) bakal memarahinya atau kesal padanya karna dia yg egois..... ternyata suaminya.....
(Name) berdiri lalu meminum minumannya dengan sekali teguk
"Eh, mau kemana?"
"Pulang, aku ingin memarahi si cebol itu"
TBC
Gomen, yg ver Lev sama Kenma di undur dulu ya, soalnya lagi sibuk sama tugas dan zoom.....
Vote nya👈😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Married [H. Shoyo X Raeder]
Short Story"Mmm...bolehkah aku panggil sayang?" "kamu mau panggil aku sayang?" "i-iya, tapi kalo kamu gk mau gk pa2 kok" "mmmm....ok, sayang" (blush) "he-ehh!!!" Warning!! Cerita berdasarkan halu author jadi agak gj ngoghey