7. Jelaskan Semuanya

325 48 10
                                    

Dan keputusan terakhir Keenan adalah mengajak saudara kembarnya yang lain ikut berbuka bersama setelah berdiskusi lewat chat di grup Squad Nak OSIS tersebut.

Dan semuanya setuju dengan Keenan, kali ini tidak akan ada lagi rahasia diantara kesepuluh saudara ini, hanya ada keterbukaan semata saja.

Pukul lima sore, seperti janji mereka tadi, Raska dan yang lainnya kecuali Raditya sudah sampai di rumah Keenan dan langsung disambut oleh Sean yang kebetulan ada di halaman depan.

"Jadi tempat bukber nya dimana?" Tanya Jauzan.

"Usulan Keenan tadi sih, batu gunting kertas! Suara terbanyak apa aja, ntar disitu yang dipilih!" Jelas Raska.

Si kembar minus Keenan mengangguk mengerti, Keenan memang belum muncul sejak tadi saat teman-temannya datang, kata Aziel sih sakit perut jadi ya, ke toilet nya agak lama.

"Okeh! Kuy!" Suara Keenan pun terdengar setelah mereka menunggu selama lima menit.

"Pilihannya apa aja?" Tanya Haezal. Tumben-tumbenan sekali dia dalam mode kalem, tidak tahu apa yang terjadi pada anak itu sebelumnya.

"Ada McD, KFC, BurgerKing!" Sahut Raden.

Mereka pun memulainya, sebelumnya juga Haezal dan Raden memilih McD, Jauzan KFC, Sean dan Aziel BurgeKing. Keenan ikut-ikut saja, begitu pula dengan Hendra.

Di putaran pertama dan kedua, hasilnya sama semua, sama-sama batu dan Kertas, di putaran ketiga yang menang itu Arya, Haezal, Raden.

Mereka memilih gunting dan sisanya kertas, jadi tempat buka bersamanya jatuh pada pilihannya tiga orang tadi.

..

Sebelum pergi ke McD, mereka lebih dulu pergi ngabuburit sambil menunggu jam enam sore. Bosan juga kan jika hanya duduk menunggu adzan Maghrib di sana.

Jangan heran dengan anak kelas 2 SMP ini sudah pandai menaiki motor, hanya beberapa saja yang bisa dan sisanya saling bonceng.

Motor 1 : Keenan, Aziel.

Motor 2 : Jauzan, Sean.

Motor 3 : Raska, Haezal.

Motor 4 : Banyu, Hendra.

Motor 5 : Arya, Raden.

"Ges!" Teriak Banyu tiba-tiba.

"Apaan?" Keenan menyahut dengan berteriak juga, karena tidak mungkin dengan suara kecil di tengah jalanan seperti ini. Apalagi mereka memakai helm full face, tentu saja itu tidak akan kedengaran.

"Nepi dulu, liat jam berapa, ntar kelewatan lagi!" Keenan mengangguk lalu perlahan memotong jalur dan menepi di dekat trotoar jalan, hal itu diikuti yang lainnya..

"Cek, Nyu!" Suruh Keenan, Banyu mengangguk dan mengecek di ponselnya.

"Berapa?" Timpal Raska.

"17.40!" Jawab Banyu.

Semuanya terdiam, masih ada waktu memang. Tapi ini cukup melelahkan mengendarai motor sport di bulan puasa sampai seperti ini, jika dipaksakan tentu aja akan membuat semuanya semakin lemas.

"Gini aja deh!" Serempak mereka menoleh ke arah Keenan yang baru saja berseru.

"Apaan, Nan?" Tanya Sean.

"Bagi tugas ajalah, capek juga bawa nih motor ke sana. Jaraknya dari sini lima belas menit, gue yakin kita yang bawa nggak akan kuat!"

"Jadi?"

"Gue sama Aziel aja yang ke McD ambil pesenan nya, tadi sebelum pergi gue udah order duluan plus udah sama mejanya!"

"Terus?"

Rumah Kita✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang