Chapter 4

99 21 16
                                    

Langit mulai menggelap, sudah saatnya sang mentari kembali tertidur.

Namjoon telah selesai dengan rapatnya di gedung agensi. Sebelum pulang Ia membeli Jajangmyeon untuk makan malam dengan gadisnya.


🥀🥀🥀


Ceklek

Namjoon membuka pintu apartemennya.

"Aku pulang," Sahutnya.

Gadis itu bergegas menyambut Namjoon yang baru saja pulang.

Sambil melepas sepatunya, Namjoon berucap, "Aku membawa Jajangmyeon, kau boleh memakan-"

Ucapan Namjoon terpotong setelah melihat pakaian yang digunakan gadis itu.

"Bagaimana bisa kau tidak memakai celana?!" Namjoon memijit pangkal hidungnya.

Gadis itu tertunduk, "Tidak ada yang muat."

Namjoon menghela nafasnya. Ia baru saja pulang, tetapi sudah disuguhi cobaan ini.

"Nih, bawa saja ke ruang makan, tapi jangan makan dulu sebelum Aku makan!" Ucap Namjoon sambil memberi bingkisan Jajangmyeon.

Gadis itu menerimanya dan menuju ruang makan, sedangkan Namjoon menuju kamarnya.

Setelah beberapa waktu, Namjoon akhirnya sampai di dapur.

(Ruang makan = dapur juga ya guys ^^)

Mendengar langkah kaki Namjoon, gadis itu menoleh kemudian mengernyit.

"Kenapa belum ganti baju?"

Bukannya menjawab, namjoon malah memberikan sebuah celananya.

"Dilarang makan sebelum memakai celana ini, cepat pakai!"

"Tapi itu terlalu besar," jawab gadis itu.

"Tidak ada tapi tapi, pakai ini atau Jajangmyeon itu ku makan semua!"

"Baiklah," gadis itu menuju kamar mandi untuk memakai celananya. Tidak mungkin kan Ia memakainya di depan Namjoon :(

Namjoon menunggu di meja makan sambil mengetuk-ngetukkan jarinya.

Tak lama kemudian, datanglah gadis itu sambil memegang bagian pinggangnya yang terus menerus melorot.

"Tuh kan Namjoon, ini kebesaran," rengek gadis itu.

Namjoon menghampirinya sambil membawa tali. Tidak tahu tali apakah itu, tapi sepertinya itu adalah tali sepatu :)

Kemudian Namjoon berjongkok di hadapan gadis itu.

"Kau pegang dulu hoodienya. Tidak!! Jangan terlalu ke atas. Iya segitu saja. Pegang dengan tangan kananmu. Lalu tahan celana ini dengan tangan kirimu,"

"Seperti ini?"

"Iya begitu. Tahan sebentar, Aku akan mengikatnya," tangan Namjoon mulai melingkari pinggang gadis. Kemudian dengan perlahan Ia mengikat tali itu dipinggangnya.

Tatapan gadis itu tidak lepas dari Namjoon yang berada di bawahnya.

"Fyuuh, selesai."

Namjoon beranjak dari posisinya.

Gadis itu ikut mendongak tetapi belum juga mengalihkan tatapannya dari Namjoon.

Namjoon yang menyadari gadis itu mematung mulai merasa aneh.

"Mau diangkat sampai kapan hoodie itu? Cepat turunkan!"

Gadis itu tersadar, "Ah? I-iya iya," kemudian menunduk melihat pinggangnya. Tali itu terikat dengan kuat.

"Sini, makan Jajangmyeon mu,"

Dengan perlahan, gadis itu duduk di sebelah Namjoon.

"Lain kali, jangan seperti itu lagi. Kau membuatku semakin stress."

"Apa?" Tanya gadis itu dengan linglung karena fikirannya belum kembali.

"Tidak memakai celana."

"B-baiklah,"

Gadis itu masih berjuang membuka bungkus Jajangmyeon. Karena kesal melihatnya, Namjoon merebut miliknya itu.

"Apa susahnya sih bilang kalau kesusahan," Namjoon mendecak.

Namjoon kembali menyerahkan miliknya yang sudah dibuka.

"Ini, makanlah."

"T-terima kasih."


🥀🥀🥀

Tbc.

22 Apr 2021

-Din.


Hai hai! Maaf baru update hihi, kemarin aku masih maraton. Jangan lupa vomentnya ya!

See u on next chapt 😚❣️

Quarantine || Namjoon FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang