Chapter 12

152 19 4
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Happy Reading (^^*)

***

"Bagaimana kabarmu, sayang?" Hiashi berjalan memeluk Hinata yang baru saja masuk ke kediaman Hyuuga.

"Aku baik ayah. Bagaimana denganmu?" Hinata mengurai pelukanya dari ayah nya. Ia jadi teringat perkataan Sasuke tempo lalu tentang alasan sebenarnya ia dijodohkan. Sebut saja perjodohan bisnis.

"Ayah merindukan masakanmu begitu juga Hanabi. Maka dari itu untuk makan malam kali ini ayah ingin kau yang memasaknya." Hinata tersenyum manis mendengar ucapan ayahnya barusan.

"Tak masalah, Ayah. Kalau begitu aku akan ke dapur." Hinata berjalan meninggalkan ruang tamu dan tersisa Itachi dan Hiashi saja di sana.

"Bagaiman kabarmu, Tou-sama?" Itachi menyeruput the hangat nya.

"Baik. Kau sendiri?"

Itachi tersenyum tipis.

"Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan perusahaan Hyuuga? Ku dengar sudah mulai stabil."

"Hn, kau benar. Setelah pengumuman pertunangan antara Uchiha dan Hyuuga banyak perusahaan yang menanamkan sahamnya kembali di perusahaan kami. Tentu saja itu karenamu." Itachi hanya menganggukan kepalanya. Pertunangan Uchiha dan Hyuuga memang sudah disebar luaskan. Meskipun hingga saat ini pihak luar belum mengetahui siapa yang akan dijodohkan. Itu masih menjadi rahasia keluarga.

Obrolan keduanya terus berlanjut membahas seputar perusahaan Uchiha dan Hyuuga yang kini mulai stabil.

"Tou-san, makan malam sudah siap." Hanabi mengahmpiri Itachi dan Hiashi untuk segara ke ruang makan sekarang.

Mereka berempat duduk berdampingan di meja makan dan cukup banyak yang Hinata masak untuk makan malam kali ini karena bantuan dari Hanabi juga. Sebenarnya Hinata tak terlalu fokus pada makan malam kali ini pikiranya terfokus pada Sasuke. Ia merasa khawatir saat mengingat jika Sasuke belum makan malam ditambah pemuda itu marah denganya.

"Kenapa kau tidak memakanya, Nee-chan?" Hanabi yang duduk di sebelah nya menegurnya karena sedari tadi kakaknya hanya menatap kosong kearah piringnya. Hiashi dan Itachi yang mendengar ucapan Hanabi barusan lantas menolehkan kepala nya kearah Hinata.

Itachi tersenyum kecut saat melihatnya. Ia yakin Hinata pasti memikirkan Sasuke.

"Ah ya. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu." Hinata mulai menyendokan makananya saat menyadari tatapan tiga orang di sana.

"Apa yang mengganggu pikiranmu, Hinata?" Hiashi bertanya. "Tidak ada, Tou-san. Hanya saja ada beberapa tugas yang belum ku selesaikan." Hinata tersenyum canggung.

"Begitukah? Lalu bagaimana hubungan kalian berdua? Ayah tidak sabar melihat kalian menikah."

Hinata menghentikan kunyahan pada mulutnya seketika. Apa yang harus ia katakan?!

"Sepertinya kami membutuhkan waktu lebih banyak, Tou-san. Mungkin setelah Hinata menyelesaikan kuliahnya dan juga ketika perusahaan Uchiha sudah bisa ku tinggalkan karena untuk saat ini perusahaan benar-benar menyita waktu ku." Itachi menjawab pertanyaan Hiashi dengan tenang.

Hiashi hanya menganggukan kepalanya saat mendengar hal tersebut. Sejujurnya ia tak rela jika harus cepat-cepat berpisah dengan putri sulungnya mereka pasti akan sering meninggalkan Jepang karena harus berpergian ke luar negeri untuk urusan bisnis, tapi bagaimana pun juga ini demi masa depan Hinata. Ini yang terbaik untuk mereka semua.

***

Mobil Itachi melaju dengan kecepatan sedang. Makan malam telah usai beberapa saat yang lalu. Dirinya fokus menyetir sedangkan Hinata duduk termenung masih memikirkan Sasuke.

COMPLICATED LOVE STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang