17

2K 547 78
                                    

Sudah terhitung 3 hari berlalu semenjak Sooji pergi ke Gwangju. Terhitung 3 hari pula aktivitas Jungwon yang semakin monoton. Tidak menarik sama sekali. Pemuda itu sesekali mengunjungi kamar pasien lain yang kebetulan seumuran dengannya, lalu keduanya berteman. Namun sayangnya, temannya itu baru saja berpulang kemarin malam. Dan ia harus kembali merasa kesepian dan kehilangan.

Tetapi ada yang berbeda hari ini. Jungwon tampak begitu bersemangat dan bahagia. Saat ini dirinya tengah berada di rooftop sambil menelepon Sooji.

"Halo?"

Jungwon tersenyum begitu lebar hingga matanya menyipit. "Halo, Sooji!!"

"Ada apa denganmu? Kau terdengar ceria sekali. Mencurigakan."

"Ayo tebak apa yang membuatku sangat bahagia hari ini." pinta Jungwon. Manik berbinarnya tak luput memandangi langit dan hamparan gedung tinggi di hadapan.

"Eum.. kau boleh makan apapun?"

"Salah."

"Kalau begitu apakah.. WAHH AKU TAHU!!" Sooji berteriak, membuat Jungwon tersentak kaget. Sepersekian detik kemudian gadis itu kembali bersuara. "KAU SUDAH MENDAPAT DONOR JANTUNG! Apa aku benar?!"

Jungwon tak dapat lagi menahan tawa gembiranya. Mengudara begitu bebas. Sudah lama dia tidak sebahagia ini. "Kau benar, Hyun Sooji!!"

"Ya tuhan... syukurlah. Selamat, Yang Jungwon!"

"Terima kasih. Aku tidak tahu lagi bagaimana mengekspresikan rasa senangku ini."

"Omong-omong, kapan jadwal operasinya?" tanya Sooji.

"Besok, hehe. Cepat sekali ya?"

"Besok?! Kau serius?"

Jungwon menggaruk keningnya, sembari terkekeh. "Iya, kakakku sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari. Bahkan kabar donor jantung untukku sudah 3 hari yang lalu, dan dia baru memberi tahuku sekarang."

Terdengar tawa kecil dari seberang sana. "Kalau begitu aku akan pulang besok."

"Bukankah seharusnya lusa kau pulang?"

Sooji terkikik lagi. "Tidak apa-apa. Bibiku sudah datang, dia akan menjaga nenek. Jadi aku akan pulang."

Saat itu juga keduanya memekik heboh. Terdengar begitu ceria sampai akhirnya Sooji kembali membuka suara, sesaat sebelum panggilan ditutup begitu saja.

"Jungwon-ah, terima kasih banyak. Karena dirimu, aku merasa lebih baik sekarang. Aku benar-benar menikmati tiap detik yang kulalui. Aku merasa beruntung bisa dekat denganmu. Semoga kau selalu sehat ya! Sekarang tidak ada lagi yang perlu kau khawatirkan."


⃗*ೃ༄

Dokter Yang memutar kursinya menghadap jendela yang menampakkan hamparan gedung menjulang di sana. Terpancar sorot redup dari kedua maniknya yang menatap hasil ronsen jantung yang digenggamnya. Jantung yang memang begitu sehat dan cocok, namun fakta itu harus ia tutupi.

Tok tok tok!

"Masuklah."

Perawat Jung membuka pintu. Pakaian operasi sudah melekat di tubuhnya. "Dokter Yang, ruang operasi sudah siap."

Ia mengangguk, bangkit dari kursinya, lalu melirik hasil ronsen itu lagi. Ia tersenyum tipis, menggumam begitu lirih.

"Terima kasih, Hyun Sooji."






















































Omake:

"Kenapa harus disembunyikan??" tanya dokter Yang dengan nada sedikit geram yang menggema di ruangan itu.

"Jika dia tahu pendonor yang cocok adalah aku, sudah jelas dia akan menolak. Lalu jika itu terjadi, harus berapa lama lagi menemukan jantung yang sesuai? Dan bisakah dia bertahan selama itu?" kata gadis bertopi hitam itu, Sooji, yang hanya bisa tersenyum tipis di sela-sela air mata yang menggenang. "Aku mohon hargai keputusanku ini. Jungwon sudah banyak membantuku, maka kali ini biarkan aku membantunya untuk yang pertama dan yang terakhir kalinya."

"Lalu bagaimana cara menyembunyikannya?"

"Katakan saja jantungku tidak cocok dan rusak karena rokok." jawab Sooji dengan cepat. "Jungwon pernah salah paham mengira aku merokok karena saat itu pertama kalinya aku hendak menggunakannya dan ia langsung membuangnya. Selama ini aku belum pernah merokok, dan Jungwon tidak tahu hal itu. Dan saat menjelang operasi nanti, aku akan berpura-pura pergi ke kampung karena nenekku sakit. Dengan begitu semuanya akan berjalan dengan baik."

Sooji mengukir senyuman lebih lebar, merasa bahwa ini adalah keputusan paling tepat yang pernah ia lakukan. "Dokter Yang, setidaknya aku ingin melakukan hal yang berguna sebelum aku mati. Karena selama aku hidup, aku tak pernah lakukan apapun untuk orang lain."

2. Heartbeat | Yang Jungwon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang